Senin, 14 Desember 2015

Achmad Umam Nur Aziz, NIM : 1815152600

ACHMAD UMAM NUR AZIZ/ NIM: 1815152600

LAPORAN HASIL OBSERVASI KEBUDAYAAN BETAWI
“SETU BABAKAN”
Disusun oleh:
Achmad Umam Nur Aziz
1815152600
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kelas F
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi ini sesuai  waktu yang telah di tentukan.
 Saya juga sangat berterima kasih kepada pihak pengelola pusat Perkampungan Budaya Bedtawi yang telah mengizinkan saya untuk melakukan observasi ini sehingga menambah pengetahuan saya tentang budaya Betawi, dan juga khususnya pada dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd. Laporan ini disusun dalam  rangka memenuhi salah satu  tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 30 November 2015. Observasi ini dilakukan di Perkampungan Budaya Betawi Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan.
Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan,bahasa ataupun data-data yang kurang lengkap . Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan  kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Jakarta, 4 Desember 2015
Achmad Umam Nur Aziz
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I: Pendahuluan............................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................3
1.2 tujuan kunjungan...........................................................................3
1.3 Tujuan Laporan.............................................................................4
1.4 Metode Penelitian.........................................................................4
1.5 Manfaat kunjungan ........................................................................4
BAB II: Pembahasan.............................................................................5
1.1 Kebudayaan Betawi Setu Babakan..................................................5
1.2Tiga Paket Wisata Setu Babakan.......................................................8
1.3 Proses observasi budaya....................................................................12
1.4 Akomodasi dan Fasilitas Lainya....................................................13
1.5 Akses.................................................................................................13
BAB III: Penutup......................................................................................14
1.1 Kesimpulan..........................................................................................14
1.2 Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................15.
 BAB I
PENDAHULUAN
1. 1    Latar Belakang
Akibat dari pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk serta terbatasnya lahan di Jakarta, dikhawatirkan lambat laun akan memusnahkan adat istiadat tradisional budaya warganya terutama masyarakat Betawi sebagai inti warga Jakarta. Keberadaan budaya Betawi pada saat ini dirasakan mengalami kemunduran atau tidak terlihat lagi, mengingat semakin besar arus urbanisasi serta pembangunan kota tanpa berlandaskan wawasan lingkungan dan budaya yang terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta. Apabila masyarakat DKI Jakarta berdiam diri saja, kebudayaan Betawi lambat laun akan menurun eksistensinya. Keberadaan budaya Betawi di tengah-tengah berbagai macam kultur, agama dan adat istiadat, seyogyanya dapat memberikan suatu manfaat atau nilai positif untuk berkembangnya budaya Betawi mengikuti perkembangan zaman yang ada.
1.2 Tujuan kunjungan
Adapun beberapa tujuan dari kunjungan ke tempat Kebudayaan Betawi (Setu Babakan) adalah :
1. Memperluas pengetahuan mahasiswa tentang Kebudayaan Betawi
2. Memberikan informasi cara menyikapi bagaimana melesarikan kebudayaan Betawi ini.
3. Memperkenalkan perkampungan budaya betawi dan berbagai kerajinan yang dihasilkan  kepada mahasiswa
1.3 TUJUAN LAPORAN
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS  sebagai dokumentasi kegiatan kunjungan.
1.4 Metode Penelitian
1.      Metode Observasi
Penyusun melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan data melalui praktek.
2.      Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan pengrajin dan pengelola tempat Kebudayaan.
1.5 MANFAAT KUNJUNGAN
Adapun manfaat dari kunjungan ini adalah, sebagai berikut
1. Sebagai masukan bagi masyarakat perkampungan budaya Betawi berkaitan dengan pentingnya partisipasi mereka dalam pelestarian budaya betawi.
2. Sebagai bahan rekomendasi kepada instansi yang terkait lainya yang ada di dalam kawasan Perkampungan Budaya Betawi.
3. Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya.
4. Menambah wawasan kita tentang Kebudayaan Betawi
BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Kebudayaan Betawi Setu Babakan
Kampung Betawi terletak di Jalan RM. Kahfi II, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. 


Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Danau Setu Babakan
Perkampungan dengan luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, Jawa tengah, Kalimantan, dan lain-lain yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.


Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya. Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi.



Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama. Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
1.2 Tiga Paket Wisata Setu Babakan

Wisata Budaya
Pengunjung dapat menikmati pergelaran seni, baik musik, tarian, maupun teater topeng di panggung Setu Baba kan. Biasanya digelar setiap hari minggu sejak pukul 13.00-16.00 WIB. Pergelaran ini merupakan kegiatan yang menawarkan banyak kesan tentang budaya Betawi yang sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan, kecintaan alam, dan kerohanian.
Wisata Air
Setu Babakan menjadi lokasi yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Bagi yang hobi mancing, danau ini dapat menjadi lokasi yang tepat untuk berburu berbagai macam ikan air tawar. Mulai dari ikan sepat, lele, emas, bahkan beruntung bila mendapat ikan gurami. Juga tersedia dari pihak pengelola sarana transportasi hiburan, seperti sepeda air, bebek-bebekan, dan penyewaan sepeda bagi para pengunjung yang ingin berkeliling di sekeliling tepian Setu Babakan.

Wisata Kuliner
Deretan penjaja makanan sepanjang Setu Babakan menawarkan banyak pilihan bagi para pengunjung. Pedagang setempat menjajakan makanan khas Betawi, semisal kerak telor, selendang mayang, gado-gado, pecak gurame, hingga laksa betawi. Jajanan khas yang ini tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Konsep kuliner di Setu Babakan memang diperuntukkan untuk jajanan rakyat.
11.3  PROSES OBSERVASI BUDAYA
1.     Membuat Kembang Goyang
                                         
                                                          
                                                                  
Observasi pertama kami dimulai dari pembuatan kembang goyang oleh mpok Yuyun. Dan bagaimana dan apa saja bahan yang digunakan untuk membuat Kembang Goyang ini? Sebagai berikut bahan-bahan yang di perlukan:
ü Telur
ü Mentega
ü Gula pasir
ü Tepung terigu
ü Santan kelapa
ü Air putih
ü Minyak goring
ü Dan alat-alat
  Cara pembuatan:
Ø Campur semua bahan sesuai kebutuhan.
Ø Panaskan minyak dan cetakan kembang goyang terlebih dahulu.
Ø Lalu goreng sambil di goyang agar adonan terlepas dari cetakan.
Ø Angkat setelah warna sudah mulai keemasan.
2.     Membuat Kerajinan Batik Betawi
                                             

  Setelah selesai membuat kembang goyang kami melanjutkan penelitian dengan membuat kerajinan tangan batik tulis betawi kamipun di ajari oleh mpok Ana dan mpok Aya untuk membuat batik yang dominannya terdapat unsure betawi. Bahan dan bagaimana cara membuat batik ini:
ü Kain mori ukuran 20x20 cm
ü Canting
ü Lilin/Malam
ü Wajan
ü Kompor kecil
Cara membuat:
Ø Membatik perlahan menggunakan canting dengan mengikuti pola yang sudah di gambar pada kain
Ø Lalu setelah kering di celupkan ke dalam air yang sudah di beri pewarna kain.
3.Membuat ondel-ondel mini
                   

Setelah selesai membuat kedua penelitian tersebut akhirnya penelitian yang terakhir yaitu membuat ondel-ondel mini bahan dan bagaimana cara membuat ondel-ondel mini tersebut? Sebagai berikut
Bahan yang digunakan:
ü Shuttlecock bekas.
ü Kain warna-warni yang sudah dipotong dan dibentuk sesuai ukuran.
ü Pernak-pernik.
ü Lem kayu.
Cara membuat:
Ø Susun dan rapikan kain melingkar badan shuttlecock.
Ø Lalu lem dengan rapih pada ujung bahan saja.
Ø Temple pernak pernik pada ondel-ondel agar terlihat lebih menarik
1.4Akomodasi dan Fasilitas Lainnya


Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas ini pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat khas Betawi dengan lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal yang tak kalah menarik adalah saat ini (mulai Maret 2011) telah terbentuk suatu komunitas sepeda onthel di Setu Babakan dengan nama OSEBA (onthel Setoe Babakan). Komunitas ini biasa kumpul saban Minggu pagi di depan halaman panggung utama.
1.5 Akses
Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan Setu Babakan.


Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 jurusan Blok M - Pasar Minggu - Cimpedak atau menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung diminta memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi Setu Babakan.
BAB III
PENUTUP
1.1      Kesimpulan
Kegiatan observasi ini sangat bermanfaat bagi saya khususnya untuk mengetahui kebudayaan Betawi. Perkampungan Budaya Betawi ini sangat berperan penting dalam melestarikan kebudayaan Betawi yang hampir dilupakan oleh masyarakat.
1.2      Saran
Saya berharap kita sebagai penerus bangsa memiliki rasa peduli yang lebih besar tehadap kebudayaan Betawi. Dan sebaiknya pengelola Perkampungan Budaya Betawi lebih gencar lagi mencari cara dalam memperkenalkan kebudayaan Betawi di daerah setu babakan.
DAFTAR PUSTAKA
·         (https://foursquare.com)
·         Photos by Gibran Anggara, Sarah, Uhar Gatu Melanam, Anivan Mit abi

Selasa, 08 Desember 2015

Munfarijah 1815152452 

LAPORAN HASIL OBSERVASI
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN
SRENGSENG SAWAH JAGAKARSA JAKARTA SELATAN
(Ditujukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen: Ajat Sudrajat, M.Pd.

1449362301705.jpg

Disusun oleh:
1. Munfarijah            (1815152452)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur 13220
Telp. (62-21) 4893668
www.unj.ac.id
KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berbagai kenikmatan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Hasil Observasi ke Perkampungan Betawi Tepatnya di Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur Konsep Dasar IPS dari kunjungan yang dilakukan ke Setu Babakan tersebut.

SARAH / NIM: 1815153897

LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI BUDAYA BETAWI
SETU BABAKAN
(Ditunjukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen: Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd



  

Disusun oleh:
Sarah
1815153897

KELAS: F PGSD UNJ 2015
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Wisata di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Adapun penyusunan Laporan Kunjungan Kebudayaan Betawi Situ Babakan ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama  Saya melakukan Kunjungan, data-data dan keterangan dari pembimbing.Dengan berbagai macam metode observasi yang dilakukan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Wisata ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Keluarga yang telah memberika izin untuk mengikuti kegiatan ini dan memberikan dukungan secara materi
2.      Bapak Dr.Ajat Sudrajat, M.     Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kunjungan Ini.
3.      Bang Indra Sutisna, S.Kom  selaku Anggota Lembaga Pengelola Perkampungan Budaya Betawi
4.      Bang Roni selaku pemandu, serta pengelola Setu Babakan lainnya.
5.      Pihak panita yang telah bekerja untuk dapat melaksanankan kegiatan ini.
6.      Teman kelas F yang sudah berpartisipasi dalam kunjungan wisata.
            Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan kunjungan wisata ini masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Kunjungan Wisata ini. Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi kami sendiri dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 10 Desember 2015
Penyusun,



Sarah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Observasi Budaya Betawi adalah kegiatan wisata/ kunjungan sekaligus penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan siswa dan menambah pengalaman mengenai Budaya Betawi. Setelah Observasi Budaya Betawi dilaksanakan, mahasiswa diwajibkan untuk menyusun laporan hasil kunjungan. Laporan hasil kunjungan adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah selesai dilaksanakan. Observasi Budaya Betawi ini dilakukan di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan. Dimana kita bisa mempelajari, mengenal dan melestarikan Budaya Betawi agar tetap terjaga selamanya.
Budaya Betawi adalah Budaya yang berasal dari kota kita yaitu Jakarta, karna pada zaman sekarang globalisasi sudah sangat meluas di Indonesia terutama di Jakarta. Hal itu menyebabkan masuknya budaya modernisasi pada kota kita ini, dan Budaya Betawi jika tidak dilestarikan dan dijaga maka akan tergusur dan hilang karna adanya budaya modernisasi tersebut. Itulah sebabnya, kita melakukan Observasi Budaya Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan agar mahasiswa dapat mengenal dan mencintai budayanya sendiri, sehingga budaya kita dapat lestari selamanya.

1.2  Tujuan Laporan
Adapun tujuan laporan yang dibuat, yaitu:
1.      Salah satu syarat memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar IPS
2.      Dokumentasi bagi penulis

1.3  Manfaat Laporan
Adapun manfaat dari laporan yang dibuat, yaitu:
1.      Memperkenalkan kepada Mahasiswa, berbagai macam budaya Betawi
2.      Mengetahui bagaimana cara untuk melestarikan dan menjaga budaya Betawi
3.      Memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai Budaya Betawi

1.4  Pelaksanaan Kegiatan
Tempat         : Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah Jak-Sel
Hari/Tanggal : Senin/ 30 November 2015
Waktu           : 09.00 s.d 13.00 WIB
Peserta         : 43 Mahasiswa Kelas F PGSD 2015


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
1.2  TUJUAN LAPORAN
1.3  MANFAAT LAPORAN
1.4  PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB II PEMBAHASAN
2.1              SEJARAH PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN
2.2              KEGIATAN
2.2.1        PERJALANAN
2.2.2        UPACARA PEMBUKAAN
2.2.3        MEMBUAT KUE KEMBANG GOYANG
2.2.4        MEMBUAT BATIK
2.2.5        MEMBUAT KERAJINAN ONDEL-ONDEL

BAB III PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
3.2  KESAN DAN SARAN


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan


Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai Pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang diperuntukkan untuk pelestarian warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektare (79 akre) dengan kedalaman 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan sebagai tempat wisata alternatif, bagi warga dan para pengunjung.
Taman disekitarnya ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan Jengkol. Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, dll.
Wisata budaya yang disajikan antara lain rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta.Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng.Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan.
Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari pemda DKI
Perkampungan Betawi ini didirikan pada 18 Agustus 2000, namun diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 20 Januari 2001. Sejak berdiri hingga sekarang, Setu Babakan telah mengalami berbagai perkembangan, termasuk perluasan wilayah perkampungan. Didalamnya terdapat fasilitas galeri, dan juga danau.
Tempat ini memiliki 6 fungsi berdasarkan perda No.5 Tahun 2003, yaitu:
1.      Sebagai Sarana ibadah
2.      Sarana permukiman
3.      Sarana informasi
4.      Sarana pelestarian dan pengembangan
5.       Sarana penelitian dan
6.       Sarana pariwisata.
Dan juga memiliki 2 tujuan yaitu:
1.      Mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi dan
2.      Mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan Betawi

2.2  Kegiatan
2.2.1        Perjalanan
Senin, 30 November 2015 pada pukul 07.00 WIB sebagian mahasiswa kelas F PGSD 2015 berkumpul di depan gedung Daksinapati UNJ untuk persiapan berangkat menuju Setu Babakan. Setelah teman teman yang lain berdatangan, dan melalukan proses pengabsenan, kamipun berangakat menggunakan bis menuju lokasi pada pukul 07.20 WIB. Mahasiswa yang melakukan perjalanan menggunakan motorpun sudah berangkat sejak awal. Perjalanan menuju lokasi lancar dan tidak ada hambatan. Pada pukul 08.10 WIB bis tiba ditempat, begitu juga dengan yang menggunakan motor. Kegiatan dimulai di Setu Babakan. Dan pada pukul 13.00 WIB, kami bersiap untuk kembali ke UNJ menggunakan bis. Pukul 13.20 bis berangkat menuju UNJ untuk mengantarkan kembali mahasiswa.

2.2.2        Upacara Pembukaan


Kegiatan pertama yang dilakukan ketika kami tiba di Setu Babakan adalah Upacara Pembukaan. Pemberian sambutan oleh kedua belah pihak, pihak UNJ diwakilkan oleh dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS Bapak Ajat Sudrajat, beliau mengatakan bahwa kami sebagai mahasiswa harus mampu menjaga dan melestarikan Budaya Betawi yang sudah ada dan setelah melakukan Observasi ini, diharapkan agar membuat laporan kegiatannya. Dan sambutan dari pihak pengelola Setu Babakan, yaitu Bang Indra Sutisna, beliau mengatakan selamat datang apresiasi, terimakasih atas kedatangan teman-teman melalui program dari pak Ajat di Civitas Akademika UNJ dulu IKIP. Dan beliau menjelaskan sedikit mengenai sejarah Setu Babakan, sekaligus fasilitas dan fungsi apa saja yang berada di Setu Babakan.
Setelah sambutan, selanjutnya adalah pemberian plakat. Pemberian plakat ini dilakukan untuk menjalin tali silaturahim dan juga kenang kenangan. Plakat diberikan kepada: Pihak Pengelola Perkampungan Budaya Betawi, Bang Indra Sutisna, dan Bapak Ajat Sudrajat.

2.2.3        Pembuatan Kue Kembang Goyang


Pembuatan kue kembang goyang ini dijelaskan secara mendetail oleh Mpo Yuyun. Kembang Goyang sendiri adalah kue yang berasal dari Betawi, mengapa disebut kue kembang goyang? Karna kue yang berbentuk seperti kembang dan proses pembuatannya harus di goyang seperti dengan namanya.

a.      Bahan Kue:


1.      Santan KARA 1 ukuran 125ml
2.      Tepung Terigu ½ KG
3.      Telur 1 butir
4.      Mentega
5.      Gula Pasir
6.      Garam
7.      Minyak Goreng

b.      Cara Membuat:
1.  Masukan telur, mentega, gula pasir, garam. Kocok sampai gulanya halus lalu masukan tepung terigu, santan kelapa dan air putih sampai adonan mengental
2. Masukkan minyak goreng ke dalam wajan lalu masukan juga cetakannya (gunakan dua cetakan) gunanya untuk memanaskan cetakan agar adonan dapat menempel
3. Setelah cetakan yang sudah dimasukkan ke dalam wajan dirasa sudah panas, maka celupkan cetakan tersebut ke dalam adonan, celupkan cetakan agar rata dengan cetakan, usahakan agar cetakan tidak tenggelam penuh dalam adonan.
4.  Setelah didiamkan dalam adonan, segera angkat cetakan dan masukan ke dalam wajan, lalu digoyang-goyang agar adonannya lepas, perlahan-lahan angkat cetakan maka kembang goyang akan terlepas dari cetakan.
5.  Kalau sudah berwarna coklas keemasan, segera angkat dan tiriskan.

2.2.4        Membuat Batik

Pada pembuatan batik ini, kami dibimbing oleh Mpo Aya dan Mpo Anna. Betawi sendiri memilik motif batik yang sangat khas sesuai dengan kebudayaan Betawi, antara lain: Ondel –Ondel. Batik Betawi memilik 2 macam jenis, batik tulis dan batik cetak. Pewarnaan dari batik Betawi juga menggunakan pewarna alami seperti kayu secang, tetapi ada juga yang menggunakan pewarna sintetis.

a.      Bahan Batik:
1.      Kain Mori
2.      Canting
3.      Lilin atau Malam (pewarna)
4.      Wajan dan Kompor

b.      Cara Membuat:
1.      Pembuatan Sketsa


2.      Pembuatan Cetakkan Batik


3.      Mencetak Batik



4.      Membatik



2.2.5        Membuat Kerajinan Ondel – Ondel



Pembuatan Kerajinan Ondel-Ondel kali ini, kami dibimbing oleh Bang Dede. Ondel – Ondel adalah mascot dari Betawi, Perbedaan ondel-ondel yang kita kenal dulu dengan sekarang, ada 3 perbedaannya: bentuknya, cara membuatnya, dan manfaatnya dan fungsinya, kalau ondel-ondel jaman dulu itu cara membuatnya membutuhkan waktu dan ritual tertentu karena itu berkaitan dengan manfaat atau fungsinya. Fungsi ondel-ondel jaman dulu itu ada fungsi di luar dari manusia, misalnya utnuk mengusir hantu, menolak bala, dsb, itu ada sebagian masyarakat kita yang percaya itu, karena dalam pembuatannya itu memang ada prosesi-prosesinya ada ritual-ritualnya ada kembang tujuh rupanya, ada kemenyannya, dan menyiapkan bubur sum-sum dan sebagainya. Waktunya juga ditentukan dengan harapan nanti ruh yang masuk ke dalam ondel-ondel nanti ruh yang baik. Karena manfaatnya untuk mengusir roh jahat nantinya.

a.      Bahan Kerajinan Ondel – Ondel:
1.      Shuttle Cock bekas
2.      Kain flannel yang sudah tidak terpakai
3.      Spidol
4.      Pernak – Pernik
5.      Lem

b.      Cara Membuat:
1.Siapkan Shuttle Cock, dan kain flannel. Lilitkan kain flannel hingga mengelilingi shuttle cock tersebut. Lalu berikan lem
2. Berikan pernak-pernik sebagai hiasan pada ondel ondel
3. Dan gambar wajah dengan menggunakan spidol


BAB III
PENUTUP

3.1           Kesimpulan
Observasi Budaya yang kami lakukan ke Setu Babakan adalah salah satu cara agar bisa mengenal Kebudayaan Betawi. Setu Babakan memiliki 3 wisata, yaitu: wisata budaya, wisata air, dan wisata argo. Walaupun kami hanya bisa melakukan observasi pada wisata budayanya saja itu sudah sangat cukup untuk menambah wawasan kami agar bisa melestarikan Budaya Betawi.

3.2           Kesan dan Saran
Kesan yang diberikan sangat positif, karna pada observasi budaya ini kami tidak hanya melakukan penelitian tetapi juga refresing karna mengingat Setu Babakan adalah tempat yang masih sangat alami dan bersih.
       Saran untuk laporan ini, semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Dan untuk Setu Babakannya, diperbanyakan fasilitas dan gencar melakukan promosi agar banyak wisatawan yang mengetahui dan datang ke Setu Babakan.


DAFTAR PUSAKA

http://www.ngikik.com/contoh-laporan-perjalanan-wisata.html