LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI
(Ditujukan untuk memenuhi mata
kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen: Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
Disusun
oleh
SYAHLA ISNI SAFIRA
1815152979
KELAS
F PGSD UNJ 2015
PENDDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Kunjungan Industri di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta ini
dengan baik. Penyusunan laporan kunjungan ini berdasarkan data-data yang kami
peroleh dari pihak-pihak pembimbing saat melaksanakan kunjungan. Dalam
penyusunan laporan ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.pd selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kunjungan ini.
2. Pihak
Setu Babakan yang telah memberi izin sehingga kami dapat berkunjung.
3. Bang Indra Sutisna, S.kom selaku Narasumber Kunjungan Budaya Betawi Setu
Babakan yang telah membimbing kami selama berada di sana.
4. Bang Roni, selaku pengarah selama
kami berada di sana.
5. Pihak
panitia yang telah bekerja keras sehingga dapat terlaksanakanya kunjungan.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat kami
sebutkan, terima kasih atas bantuan dan doa restu yang berhubungan dengan
kegiatan kunjungan
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini. Demikian
kata pengantar ini kami buat, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Tujuan
Kunjungan
C.
Tujuan
Laporan
D.
Manfaat
Kunjungan
E.
Lokasi
Kunjungan dan waktu
Bab II Pembahasan
A.
Kebudayaan
Betawi Setu Babakan
B.
Proses
Observasi Budaya
Bab III Penutup
A.
Kesimpulan
B.
Kesan
dan Saran
C.
Daftar
Pustaka
D.
Lampiran
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pada saat melakukan kunjungan ini, mahasiswa kelas F PGSD 2015 sedang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan Kebudayaan Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
Jakarta melalui mata kuliah Konsep Dasar IPS.
Dilaksanakannya kunjungan ini, dimaksudkan untuk memperkenalkan mahasiswa
terhadap kebudayaan masyarakat Betawi. Terutama pada era globalisasi saat ini,
yang sangat mempengaruhi lunturnya unsur budaya di kehidupan masyarakat
1.2 TUJUAN
KUNJUNGAN
Beberapa tujuan dari kunjungan ke Perkampungan
Budaya Betawi Setu
Babakan Jakarta, yaitu:
1. Memperkenalkan
dan memperluas pengetahuan tentang Kebudayaan Betawi kepada mahasiswa.
2. Memberikan informasi bagaimana
cara melestarikan Kebudayaan Betawi pada
era globalisasi saat ini.
3. Memberitahu
mahasiswa bahwa masih
ada Kebudayaan Betawi yang tidak hilang
tertelan oleh kemajuan teknologi.
1.3 TUJUAN
LAPORAN
Laporan ini disusun bertujuan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar
IPS sebagai dokumentasi kegiatan
kunjungan ke Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta
Selatan.
1.4 MANFAAT
KUNJUNGAN
Dengan dilaksanakannya kunjungan ke
Kebudayaan Betawi Setu Babakan, diharapkan
mahasiswa dapat mengambil beberapa manfaat,
yaitu mahasiswa
dapat lebih mengetahui
keanekaragaman kebudayaan penduduk asli Betawi,
pemanfaatan potensi wisata di sekitar Setu Babakan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap
kebudayaan
Indonesia terutama kebudayaan Betawi sehingga kebudayaan Indonesia
akan tetap terlestarikan dan tidak hilang ditelan zaman.
1.5 LOKASI
KUNJUNGAN DAN WAKTU
Lokasi kunjungan ke
Perkampungan Kebudayaan Betawi Setu Babakan, terletak di Srengseng Sawah,
kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan,
Indonesia. Dilaksanakan
pada tanggal 30 November 2015, dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 KEBUDAYAAN BETAWI SETU BABAKAN
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan terletak di Srengseng Sawah,
kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia. Setu babakan merupakan danau
buatan dengan area 32 hektar dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung. Fungsi
utama Setu Babakan adalah sebagai pusat Perkampungan
Budaya Betawi, yaitu suatu area yang dijaga untuk melestarikan warisan
budaya Jakarta, yakni budaya asli Betawi.
Setu Babakan memiliki enam
fungsi, yaitu:
1. sarana
ibadah,
2. sarana
pemukiman,
3. sarana
informasi,
4. sarana
pelestarian dan pengembangan,
5. sarana
penelitian, dan
6. sarana
pariwisata.
Setu Babakan juga memiliki dua
tujuan, yaitu:
1. Mengangkat
harkat dan martabat masyarakat Betawi, maksudnya secara budaya ingin
melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi secara keseluruhan.
2. Mengangkat
perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan betawi.
Setu babakan adalah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta
sebagai tempat pelestarian dan pengembangan Budaya Betawi. Setu babakan awalnya
hanyalah perkampungan warga biasa.
Bahkan, sampai saat ini sekitar 60% dari warga disekitar Setu Babakan asli
suku Betawi. Setu
Babakan, sebagai kawasan
Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru.
Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni
bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap
masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan,
dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.
Penetapan Setu
Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak
tahun 1996. Awalnya, Pemerintah
DKI Jakarta berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan
Cagar Budaya Betawi, namun gagal dilakukan
karena seiring bejalannya
waktu budaya Betawi pada perkampungan
tersebut semakin luntur. Setelah kegagalan tersebut, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan
kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut.
Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan
sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan
masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut
sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah
persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur
DKI Jakarta pada saat itu,
Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu
Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel
Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA
di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
Perkampungan Setu
Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya yang masih terjaga. Wisatawan yang berkunjung ke
kawasan cagar budaya ini akan melihat
pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika
memasukinya. Pepohonan di Setu Babakan merupakan tanaman-tanaman khas
Betawi, seperti buni,
belimbing, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, namnam, kecapi, krendang ,
durian, jengkol, rambutan, kemuning dan tanaman-tanaman lainnya. Di Set Babakan pengunjung juga dapat melihat
rumah-rumah berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya,
meskipun sudah ada beberapa rumah adat Betawi modern. Di perkampungan ini juga banyak
terdapat warung yang menyediakan
makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor,
ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti
buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang
berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi,
antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong,
tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah
panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu.
Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya
Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh
bulan, atau sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat
khas Betawi, Setu Babakan memang sering dipergunakan
untuk acara-acara masyarakat, tetapi setiap acara yang dilaksanakan di Setu
Babakan harus bernuansa budaya Betawi, bukan budaya lain. Contohnya ketika
diadakan prosesi pernikahan di Setu Babakan, tidak boleh mengadakan panggung
dangdutan karena itu bukan budaya Betawi.
Yang baru dari Setu
Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga pengunjung
dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Pulau buatan
tersebut adalah pulau yang bertemakan Budaya Betawi, di pulau tersebut akan
dipenuhi oleh Kebudayaan Betawi yang benar-benar asli tanpa nuansa modern,
seperti rumah adat Betawi asli yang dipergunakan masyarakat Betawi pada
masanya.
2.2 PROSES OBSERVASI BUDAYA
Dalam kesempatan kali
ini kami mahasiswa UNJ kelas F PGSD 2015 berkesempatan mengunjungi Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan ini
dangan tujuan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia, dan
mempelajari Kebudayaan serta mengenal lebih dalam keseharian masyarakat Betawi
yang berada di sekiar Setu Babakan, sangat menarik sekali bila berkunjung ke
tempat budaya betawi, mengingat betawi adalah budaya khas Ibu Kota Jakarta
namun tak disangka malah semakin menghilang dan bergeser ke piggiran Ibu kota.
Mengikuti alur yang sudah di tetapkan kami mempelajari kebudayaan betawi dari
makanannya, sumber kreativitasnya dan lain lain, tidak semua kami ikuti dalam
observasi ini, hanya beberapa saja. Beberapa kegiatan yang kami ikuti dan
teliti sebagai berikut:
2.2.1 Membuat Kembang Goyang
Kembang
Goyang jajanan khas Betawi ini, berasal dari kata kembang dan goyang.
Menggunakan kata kembang karena cetakan yang berbentuk kembang atau seperti
bunga, dan menggunakan kata goyang karena proses wajannya dengan cara digoyangkan.
Proses pembuatan Kembang
Goyang ini tentunya
sangat menarik dan bisa diteliti lebih dalam lagi mengingat jajanan ini sangat popular di
masyarakat sampai saat ini, bahkan di daerah lain, hanya saja proses pembuatan
di Setu Babakan ini masih asli dan tidak terpengaruh Budaya lain, seperti tidak
menggunakan bahan pewarna. Proses
pembuatan dibimbing
oleh salah satu pengurus kebudayaan Betawi ini yaitu Mpok Uyun.
Bahan yang diperlukan:
1.
Telur
2.
Mentega
3.
Gula
pasir
4.
Garam
5.
Tepung
terigu santan kelapa
6.
Air
putih
7.
Minyak
goring
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Wajan
2. Kompor
3. Cetakan
khusus yang dapat ditemukan di pasar tradisional
Cara
Membuat:
1.
Campur
semua bahan sesuai kebutuhan.
2.
Bahan-bahan yang tealah dicampurkan tersebut diaduk
hingga tercampur rata dan licin. Adonan tidak boleh terlalu kental dan tidak
boleh terlalu cair.
3.
Panaskan minyak dengan jumlah yang banyak, dan panaskan
juga cetakan kembang goyang terlebih dahulu
4.
Setelah cetakan mulai panas, masukan cetakan ke dalam
adonan tetapi tidak ditenggelamkan, karena akan mengakibatkan adonan sulit
dilepas.
5.
Masukan cetakan yang sudah bersalut adonan ke dalam minyak,
tetapi jangan sampai menyentuh dasar wajan.
6.
Kemudian, goyangkan cetakan sehingga adonan terlepas.
7.
Setelah itu, goreng adonan hingga bewarna keemasan, lalu
segera angkat dan tiriskan.
2.2.2 Membuat Kerajinan Batik Betawi
Batik Betawi
sebenarnya sama saja dengan batik daerah lain, tetapi ada yang membuat batik
Betawi menjadi khas, yaitu adanya corak yang bernuansa Betawi, seperti
ondel-ondel, rumah adat Betawi, wanita menari Jaipongan, tanaman-tanaman khas
Betawi, dan unsur lain yang menunjukan budaya Betawi.
Pembuatan
Batik Betawi terdiri dari dua cara, yaitu Batik Tulis dan Batik Cap. Pembuatan
batik tulis Betawi terdiri dari beberapa proses, yaitu:
1. Proses pembuatan pola gambar batik yang bercorak Budaya Betawi pada kain.
1. Proses pembuatan pola gambar batik yang bercorak Budaya Betawi pada kain.
2. Proses malam yang dilakukan dengan cara mengikuti pola
yang telah dibuat.
3. Proses pewarnaan yang bahan pewarnanya menggunakan
bahan-bahan alami.
4. Proses perebusan kain mori agar cairan malam yang menempel
hilang dari kain.
Proses yang membedakan antara batik tulis dan batik cap
hanya terletak pada proses pembuatan pola dan proses malam, karena pada batik
cap pembuatan pola tertuang pada cetakan besi dan proses malam dilakukan dengan
cara mencetak. Keunggulan dari batik cap adalah proses dilakukan lebih cepat
dibandingkan dengan batik tulis.
Kami
mempraktikan proses pembuatan malam. Dalam pembuatan batik Betawi kami dibimbing oleh 2 orang
pembimbing yang
telah handal
membuat batik yaitu Mpok Aya dan Mpok Ana. Mereka begitu bersahabat dan sabar
mengajari kami membuat batik Betawi.
Bahan dan
alat yang diperlukan dan telah disediakan:
1. Kain
mori ukuran 20 x 20 cm.
2. Canting
3. Lilin
atau malam
4. Wajan
dan Kompor
Cara membuat:
Menuangkan
malam perlahan
menggunakan canting dengan mengikuti pola yang sudah dibuat atau menambahkan
gambar batik sesuai kreatifitas masing-masing.
2.2.3
Membuat Ondel Ondel Mini
Proses pembuatan ondel-ondel saat ini lebih mudah dan praktis dibandingkan
pembuatan ondel-ondel pada zaman dulu, karena pembuatan ondel-ondel pada
awalnya membutuhkan beberapa proses ritual yang diyakini ondel-ondel dimasuki
oleh roh baik yang akan mengusir roh jahat.
Setelah melewati beberapa proses
penelitian dan praktik,
akhirnya kami
sampai di penelitian yang terakhir yaitu membuat ondel-ondel mini.
Bahan yang diperlukan:
1. Shuttlecock
bekas
2. Kian
perca warna warni yang telah dipotong sesuai ukuran
3. Pernak
pernik (untuk mahkota dan mata boneka)
4. Lem
kayu
5. Spidol
(untuk membuat mata, hidung, mulut, dan kumis).
Cara membuat:
1.
Susun
dan rapikan kain melingkari badan shuttlecock.
2. Lalu lem dangan rapih dan hias
dengan pernak pernik.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Budaya
Betawi adalah budaya khas DKI Jakarta
yang kini hampir pudar dari kehidupan masyarakat, dikarenakan perkembangan globalisasi yang
semakin pesat dan
berpengaruh terhadap budaya di Indonesia. Setu
Babakan merupakan salah satu cagar budaya Betawi yang bertujuan untuk melestarikan
kebudayaan Betawi, dan menjadi tempat wisata budaya di tengah
kota Jakarta
yang sudah banyak tercampur oleh budaya lain, banyak hal yang akan diketahui
mengenai kebudayaan Betawi dari Cagar Budaya Setu Babakan ini.
B.
KESAN
DAN SARAN
Kesan, sangat menyenangkan mengetahui lebih mendalam
mengenai kebudayaan Betawi yang selama ini hanya dipelajari melalui teori.
Dengan berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan kami dapat
mempraktikan apa yang telah kami pelajari secara teori dan mengetahui secara
mendalam hal-hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat asli Betawi dalam
kehidupan sehari-hari. Kebudayaan Betawi perlu diacungi jempol, karena memiliki
nilai jual yang tinggi.
Saran, lestarikan
kebudayaan Betawi atau kebudayaan Indonesia lainnya bersama-sama sebagai pemuda
bangsa yang memiliki tanggung jawab bersama dalam melindungi kebudayaan
Indonesia dari era globalisasi, agar kebudayaan di Indonesia tidak termakan
oleh zaman. Jangan terpaku hanya dengan IPTEK, karena kebudayaan Indonesia
memiliki nilai jual yang tinggi dan perlu dibanggakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar