Senin, 07 Desember 2015

Afrilia Rosmawati/ Kelas F/ 1815152483

MAKALAH
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN
(Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen: Ajat Sudrajat, M,Pd



Disusun oleh:
Nama: Afrilia Rosmawati
NIM: 1815152483
Kelas: F PGSD 2015




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2015







KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dalam penyusunan laporan Kunjungan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini dapat disusun dengan baik, dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
     Kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan karya tulis ini.
     Bapak Ajat Sudrajat, S.Pd, M,Pd dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memberikan bimbingan dan pengawasan kepada penyusun karya tulis ini.
     Seluruh pengawas dan pembimbing pada saat kunjungan ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

Dengan di susunnya karya tulis ini kami berharap mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada para pembaca kami sebagai penyusun  mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, untuk lebih kesempurnaannya karya tulis yang kami susun ini.


Jakarta,04 Desember 2015



Penulis





















DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2  Tujuan Kunjungan.......................................................................................... 2
1.3  Tujuan Laporan.............................................................................................. 2
1.4  Manfaat Kunjungan....................................................................................... 2
1.5 Metodologi Pengumpulan Data...................................................................... 2
1.6. Lokasi Kunjungan dan Waktu....................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4
2.1  Sejarah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.................................. 5
2.2  Kegiatan......................................................................................................... 7
2.2.1 Makanan Khas Betawi (Kembang Goyang)......................................... 7
2.2.2 Kerajinan Betawi (Batik Khas)............................................................. 8
2.2.3 Kesenian Betawi (Ondel-ondel)............................................................ 8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 10
3.2 Saran................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka....................................................................................................... 11
Lampiran............................................................................................................... 12






Bab I
Pendahuluan
1.1         Latar Belakang Masalah
Berkaitan dengan mata kuliah konsep dasar IPS, pengembangan dan kebudayaan daerah-daerah di Indonesia sangat diperlukan. Sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, kita diwajibkan untuk mengenal dan melestarikan kebudayaan di Indonesia yang beragam.
Dengan adanya globalisasi di zaman sekarang ini, kebudayaan daerah akan semakin tergeser kepopulerannya. Dengan mengenal dan berusaha mencintai budaya Indonesia, maka budaya tidak akan hilang ditelan arus globalisasi, dan kita sebagai calon guru dapat mengenalkan negara kita yang kaya akan budaya kepadamurid-murid kita nanti agar mereka pun dapar menjaga kebudayaan agar tidak hilang maupun dicuri negara lain.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebutlah indonesia menjadi daya tarik bangsa lain dari belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit mereka juga mempelajarinya karena selain beraneka ragam budaya Indonesia dikenal sangat unik.Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi tanggungjawab para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakansalah satu Identitas suatu negara. Kebanggaan bangsa indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligusmengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang ataupundicuri oleh bangsa lain. Sudah banyak kasus bahwa budaya kita banyak yang dicuri karena ketidakpedulian paragenerasi penerus, dan ini merupakan pelajaran berharga karena Kebudayaan Bangsa Indonesia adalah hartayang mempunyai nilai yang cukup tinggi di mata masyarakat dunia.Dengan melestarikan budaya lokal kita bisa menjaga budaya bangsa dari pengaruh budaya asing, danmenjaga agar budaya kita tidak diakui oleh Negara lain.
Seiring berkembangnya zaman,menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilihkebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnyamasuknya budaya asing. Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan suatu negara tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya asing dengan syarat budaya itu sejalan dengan budaya kita ini.
Melihat kenyataan bahwa para generasi muda bangsa Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik ataupun lebih unik dan praktis, kebudayaan lokal banyak yang luntur akibat tidak ada generasi penerus yang akan mewarisinya. Perlunya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya yang mana kebudayaan Indonesia adalah budaya-budaya lokal adalah kewajiban setiap lapisan masyarakat, dimana peran setiap mereka yang terus berusaha untuk mewarisi kekuatan budaya lokal akan menjadi kekuatan budaya itu untuk tetap ada.
1.2.       Tujuan Kunjungan
Tujuan dari kunjungan ke perkampungan budaya betawi Setu Babakan ini adalah untuk mengenal lebih jauh apa saja budaya betawi yang harus dijaga, dikembangkan, dan dikenalkan kepada masyarakat dan anak-anak generasi muda yang sekarang ini lebih  tertarik dengan gadget daripada bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya, dan mengenal wawasan tentang negaranya sendiri.
1.3.       Tujuan Laporan
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS dan sebagai
1.4.       Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kunjungan ini adalah:
·                Menambah wawasan tentang budaya betawi yang beragam
·                Menambah kecintaan  terhadap budaya Betawi yang harus dilestarikan dan dijaga, agar generasi muda di masa depan dapat juga mengenal kebudayaan betawi yang beraneka ragam

1.5.       Metodologi Pengumpulan Data
Ada beberapa metode peneliatian yang dilakukan saat melakukan kunjungan di perkampungan budaya betawi Setu Babakan kemarin, yaitu:
·                Metode Observasi
Penulis melakukan observasi lapangan dengan mengambil dan mengumpulkan data melalui praktik dan turun langsung.

·                Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan pemandu wisata, karyawan atau pengelola tempat wisata.
·                Metode Ceramah
Pemandu wisata memberikan ceramah dan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan betawi.
1.6.       Lokasi Kunjungan dan Waktu
Lokasi kunjungan observasi kami adalah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang terletak di Srengseng Sawah, kecamatan JagakarsaJakarta SelatanIndonesia dekat Depok. Kunjungan ini dilaksanakan pada Senin, 30 November 2015.

















Bab II
Pembahasan
2.1.   Sejarah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan JagakarsaJakarta SelatanIndonesia dekatDepok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budayaJakarta, yaitu budaya asliBetawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dariSungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2001, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan  budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Fungsi dari Perkampungan Budaya Betawi berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2005 ada 6, yaitu:
1.     Sebagai sarana ibadah;
2.     Sebagai sarana pemukiman atau tempat tinggal;
3.     Sebagai sarana informasi;
4.     Sebagai sarana pelestarian dan pengembangan;
5.     Sebagai sarana penelitian dan;
6.     Sebagai sarana pariwisata.

Terdapat 3 konsep wisata yang tersedia di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini, yaitu:
·                Wisata Budaya
Budaya yang diperkenalkan di perkampungan ini tentu saja budaya betawi. Pengelola Setu Babakan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mengadakan acara rutin setiap hari Minggu Pukul 13.00 - 16.00 WIB menampilkan berbagai kesenian khas Betawi seperti kesenian tari, musik tanjidor, ondel-ondel, lenong, gambang kromong dan pencak silat. Selain itu, setiap hari Rabu dan Minggu sore terdapat juga pelatihan kesenian tari, musik dan beladiri betawi yaitu Silat Beksi. 
Sedangkan event tahunan yang diadakan dalam rangka ulang tahun Jakarta berupa festival budaya betawi semisal gebyar budaya betawi yang konten acaranya adalah penampilan seni, lomba-lomba yang berkaitan dengan kebudayaan betawi, serta prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan. 
Selain itu terdapat 2 event yang biasa diadakan, yaitu event reguler dan event tahunan. Untuk event reguler seperti yang sudah dijelaskan di atas, adalah acara rutin yang dilakukan seperti pagelaran kesenian betawi serta pelatihan kesenian-kesenian betawi, untuk pengunjung yang ingin menyaksikan pagelaran ini dapat datang langsung ke Perkampungan Budaya Betawi tanpa dipungut biaya alias gratis.

·                Wisata Kuliner
Tidak lengkap rasanya apabila datang ke suatu tempat wisata belum mencicipi kulinernya, jangan khawatir di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini deretan penjaja makanan sepanjang Setu Babakan menawarkan banyak plihan kepada pengunjung. Pedagang setempat menjajakan makanan khas Betawi, seperti kerak telor, selendang mayang, gado-gado, pecak gurame, hingga laksa betawi.  Serta minuman khas betawi yaitu bir pletok. Jajanan khas yang tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Konsep kuliner di Setu Babakan memang diperuntukkan untuk jajanan rakyat.

·           Wisata Air
Dengan adanya 2 setu di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, yaitu setu Mangga Balong dan setu Babakan maka ini membuka peluang adanya wisata air. Pengunjung dapat melakukan beberapa kegiatan contohnya memancing, danau ini dapat menjadi lokasi yang tepat untuk berburu berbagai macam ikan air tawar. Mulai dari ikan sepat, lele, ikan mas, dan ikan gurame. Juga tersedia dari pihak pengelola saran transportasi hiburan, seperti sepeda air, bebek-bebekan, dan penyewaan sepeda bagi para pengunjung yang ingin berkeliling di sekeliling tepian Setu Babakan.
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, toilet panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan souvenir. Yang terpenting adalah kawasan di sekitar Perkampungan Budaya Betawi ini tertata rapih serta bersih dari sampah.
Daya tarik yang utama dari Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah konsep budaya dan kultur yang lebih dikedepankan dari pariwisata yang lain. Untuk itu jangan terlalu berharap lebih ada wisata modern di sini. Saat ini Perkampungan Budaya Betawi memiliki lahan dengan luas kurang lebih 2,8 hektare yang berbentuk pulau ada di sebelah selatan. Nanti di atas pulau itu akan dibangun suatu konsep wisata yang namanya konsep wisata budaya betawi tempo dulu. Akan dibangun rumah-rumah khas betawi tempo dulu yang lantainya masih terbuat dari tanah yang dikeraskan atau peluran, temboknya pun masih menggunakan gedek, bahkan sumurnya masih yang digerek menggunakan katrol. Termasuk juga empang-empang, karena oran betawi dulu suka sekali ke empang mencari ikan. Konsepnya memang tradisi atau tradisional yang mengedepankan kultur serta budaya betawi. Tapi bukan berarti anti terhadap modernisasi atau budaya lainnya.

2.2.    Kegiatan
           
Dalam kesempatan kali ini, saya selaku penulis dalam kegiatan observasi ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Dalam kegiatan hari Senin, 30 November 2015 kemarin proses observesi dibimbing oleh Abang dan Mpok dari pihak Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Kami dibimbing dalam kegiatan emmbuat makanan khas Betawi, yaitu kembang goyang, membatik, dan membuat miniatur ondel-ondel.
2.2.1.  Makanan Khas Betawi (Kembang Goyang)
Kembang Goyang adalah salah satu kue tradisional khas Betawi. Kue ini dinamakan Kembang Goyang karena bentuknya yang menyerupai kelopak bunga atau kembang dan proses pembuatannya yang digoyang-goyang hingga adonan terlepas dari cetakan.
Kue kembang goyang menjadi suguhan masyarakat khas Betawi di hari raya Idul Fitri dan acara-acara hajatan. Kue ini menjadi kue khas yang disajikan untuk tamu yang bersilaturahmi karena memiliki rasa yang renyah dan gurih.
Melalui observasi yang saya lakukan di Setu Babakan, pembuatan kembang goyang adalah sebagai berikut:




Bahan-bahan:
·                Telur ayam
·                Mentega
·                Gula pasir
·                Garam
·                Tepung terigu
·                Santan kelapa
·                Air putih
·                Minyak goreng




Mpok Yuyun selaku narasumber untuk memberikan informasi dan mencontohkan langsung untuk membuat makanan betawi, yaitu kembang goyang.Kita dapat melakukan praktek langsung dengan bergantian.
2.2.2  Kerajinan Betawi (Batik Khas)
Serupa dengan batik-batik di berbagai daerah di Indonesia, Jakarta juga mempunyai batik yang corak kainnya kerap disebut dengan batik Betawi. Namun, batik Betawi ini memiliki warna dan corak yang berbeda dari berbagai batik kebanyakan. Batik ini memiliki warna yang cerah dan coraknya diambil dari kekhasan yang dimiliki oleh suku Betawi sendiri ataupun nilai-nilai yang berada di masyarakat.
Corak batik Betawi biasanya kebanyakan bermotif ondel-ondel, kembang sepatu, ikan gabus, dan juga monas.




Bahan-bahan yang digunakan dan cara pembuatannya sama dengan pembuatan batik yang dimiliki di daerah lain. Terdapat batik tulis ataupun batik cap yang proses pembuatan dari awal sampai akhirnya pun sama dengan proses pembuatan batik di daerah lain. Namun, batik Betawi ini memang semakin langka di pasaran, biasanya hanya bisa ditemukan di pameran-pameran yang diadakan di Jakarta.
2.2.3. Kesenian Betawi (Ondel-ondel)
Di kampung budaya Betawi, saya diajak untuk membuat ondel-ondel mini sebagai berikut:
Bahan-bahan:
-                 Shuttlecock bekas
-                 Kain bekas
-                 Kain flannel
-                 Mata buatan
-                 Lem putih
-                 Spidol
-                 Dll




Cara Pembuatannya:
1.             Kain bekas yang sudah digunting sesuai ukurannya di rekatkan padashuttlecock menggunakan lem putih;
2.             Berikut juga kain flannel dan mata buatannya hingga membentuk seperti ondel-ondel;
3.             Tambahkan mata, hidung dan mulut menggunakan spidol sesuai keinginan;
4.             Tambahkan kreasimu untuk ondel-ondel mini agar dapat terlihat lebih cantik dan menarik.
















Bab III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan merupakan tempat yang telah disahkan pemerintah untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan betawi. Di perkampungan budaya ini kita dapat melihat berbagai macam makanan khas Betawi. Suasana yang asri membuat kita ingin berlama-lama di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini.
Selain ada setu atau danau didalamnya di perkampungan ini juga ada rumah-rumah adat Betawi dan banyak pedagang yang menjual makanan khas Betawi seperti Kembang Goyang, Dodol, Kerak Telor, Ketoprak, dan lain sebagainya.
Dengan adanya Perkampungan Budaya Betawi ini kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita sebagai mahasiswa tentang banyaknya kebudayaan betawi yang harus kita ketahui dan kita lestarikan.
3.2. Saran
Sebaiknya pemerintah mengambil peran juga untuk pengembangan tempat ini, dengan adanya tempat ini kita dapat mengetahui dan membantu melestarikan budaya betawi agar tidak hilang ditelan arus globalisasi.










DAFTAR PUSTAKA














Lampiran














Tidak ada komentar:

Posting Komentar