LAPORAN
OBSERVASI IPS
KUNJUNGAN
BUDAYA BETAWI SETU
BABAKAN
(Ditunjukan
untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial)
Dosen
: Ajat Sudrajat M.Pd
Disusun Oleh :
Nama
: NURUL KHASANAH
NIM
: 1815152541
Progam studi : PGSD
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi tentang
“Kunjungan Cagar Budaya Betawi Setu
babakan” Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada Yth :
1. Bpk. Ajat
Sudrajat M.Pd selaku dosen mata kuliah
yang telah meluangkan waktunya untukmendampingi kegiatan observasi
2. Bang Dayat selaku
pendamping dalam kegiatan observasi berlangsung
3. Bang Roni Selaku guide
4. Mpok
Yuyun selaku pendamping dalam pembuatan makanan khas Betawi “Kembang Goyang”
5. Mpok Nana dan Mpok Ana selaku pendamping
dalam proses pembuatan membatik
6. Bang Bule dan Bang Dede selaku pendamping
dalam kegiatan membuat miniature ondel – ondel yang berasal dari kok bekas
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya
dari dosen mata kuliah terkait guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis
untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Jakarta, 03 Desember 2015
Penulis
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..1
B. Tujuan kunjungan……………………………………………………………………………..1
D. Manfaat
penyusunan laporan…………………………………………………………………1
E. Tempat dan
Tanggal pelaksanaan……………………………………………………………..1
A. Sejarah kampung budaya Betawi
Setu babakan…………………………………….…….…..2
C. Proses observasi di kampung budaya
Betawi Setu babakan ……………….………….……..3
C. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………7
D. Lampiran………………………………………………………………………………………8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Betawi adalah salah
satu etnis yang ada di Indonesia yang memiliki kebudayaan yang unik dan
menarik. Keberadaan budaya Betawi, termasuk kesenian tradisionalnya dalam beragam
bentuk. Tak sedikit tim kesenian dari Indonesia yang diwakili Betawi pentas
keliling dunia, mendapat sambutan luar biasa di berbagai manca negara.
Sementara di Tanah Airnya sendiri seolah kurang mendapat tempat. Bahkan
regenerasinya pun sering kali mengalami kendala.
Kendalanya, selain
besarnya pengaruh globalisasi, generasi muda Betawi juga sangat sedikit yang
mau mempelajari sekaligus meneruskan kesenian tradisi mereka. Dalam rangka mengenal
lebih budaya Betawi mahasiswa kelas F PGSD mengadakan kunjungan ke Kampung
Budaya Betawi Setu babakan sebagai
tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi .
B.
Tujuan
kunjungan
1. Menambah wawasan penulis tentang
pengetahuan.tentang Kebudayaan Betawi
2. Memberikan informasi cara bagaimana melestarikan
kebudayaan Betawi.
3. Agar mahasiswa mengetahui masih banyak
kebudayaan betawi yang harus di lestarikan.
C. Tujuan Penyusunan Laporan.
Laporan observasi disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial.
D. Manfaat
Penyusunan Laporan.
1. Menambah
ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
2. Mengenal tempat wisata budaya Betawi di Jakarta
3. Mengetahui sejarah dari tempat wisata kampung budaya Betawi Setu babakan.
2. Mengenal tempat wisata budaya Betawi di Jakarta
3. Mengetahui sejarah dari tempat wisata kampung budaya Betawi Setu babakan.
4.
Menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan di negeri sendiri khususnya
budaya Betawi.
E. Tempat
dan Tanggal Pelaksanaan.
Mahasiswa dan Mahasiswi jurusan PGSD
Universitas Negeri Jakarta khususnya kelas F telah melaksanakan salah satu
program observasi yang di tugaskan oleh dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS
dengan melaksanakan observasi pada
:
Hari
: Senin
Tanggal :
30 November 2015
Tempat : Perkampungan Setu
Babakan di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Propinsi
DKI Jakarta, Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
KEBUDAYAAN BETAWI SETU BABAKAN
Setu Babakan, sebagai sebuah
kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang
baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004,
yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini
dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti
bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.
Dalam sejarahnya, penetapan Setu
Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak
tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana
menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi,
namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu
perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari
pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru
sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur
No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar
Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai
berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar
budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan.
Setelah persiapan dirasa cukup,
pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso,
sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan
juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel
Association(PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi
PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
B. SUASANA/NUANSA
YANG ADA DI KAMPUNG BUDAYA BETAWI SETUBABAKAN
Setu Babakan adalah kawasan hunian
yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni
pertunjukan, jajanan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang
luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang
baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya
3.000 kepala keluarga.
Sebagian besar penduduknya adalah
orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut.
Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari
Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun
di daerah ini.
Wisatawan
yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya
Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus,
lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di
sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan
Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan
prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah,
khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan
anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.
Yang
baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga
pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Selain itu
Setu babakan adalah salah satu tempat favorit bersepeda santai di Jakarta
Selatan.
C. PROSES
OBSERVASI DI KAMPUNG BUDAYA BETAWI SETUBABAKAN
Dalam
kesempatan kali ini penulis selaku mahasiswa UNJ kelas F PGSD 2015
berkesempatan mengunjungi tempat kebudayaan Betawi Setu Babakan ini dangan
tujuan mengenal lebih jauh terhadap kebudayaan Indonesia, khusus nya kebudayaan
Betawi, dan mempelajari Kebudayaan serta mengenal lebih dalam keseharian
masyarakat Betawi yang berada di sekiar Setu Babakan,
Didalam
kegiatan mengenal lebih jauh kebudayaan Betawi ini, penulis merasa sangat
terkesan dengan kebudayaan Betawi yang terus di lestarikan atau di pertahankan
oleh masyarakat maupun pengurus yang ada di kampung budaya Betawi Setubabakan
ini.
Ada
beberapa kegiatan yang di ikuti untuk menambah pengetahuan maupun jiwa
kreativitas mahasiswa termasuk penulis sendiri, diantara nya yaitu:
1) Membuat
makanan khas Betawi “Kembang Goyang”
Salah satu makanan Khas Betawi yang
sangat di gemari adalah jajanan kembang goyang. Proses pembuatan kembang goyang
sendiri juga cukup mudah dan tidak memerlukan banyak bahan. Berikut ini cara
dan apa saja bahan-bahan untuk membuat salah satu makanan khas Betawi yang
banyak di gemari orang ini.
Bahan :
1. Telur 5 Tepung terigu santan kelapa
2. Mentega
6. Minyak goreng
3. Gula
pasir
7. Air putih
4. Garam
8. Peralatan dapur
Cara
Membuat:
1. Campur
semua bahan sesuai kebutuhan
2. Panaskan
minyak dan cetakan kembang goyang terlebih dahulu
3. Celup
cetakan kembang goyang ke adonan yang sudah dibuat
4. Lalu
goring sambil di goyang agar adonan terlepas
5. Angkat
ketika warna sudah keemasan
2) Membuat batik Khas Betwi
Batik yang dimiliki etnis Betawi sendiri
seperti batik-batik yang berasal dari etnis manapun, sama-sama memiliki makna
dan motif-motif yang unik. Dalam kegiatan ini para mahasiswa termasuk penulis
sendiri di ajarkan bagaimana cara membuat batik khas betawi. Mulai dari cara
memegang canting, mengambil lilin (malam).berikut ini cara dan bahan-bahan yang
dibutuhkan :
Bahan:
1. Kain
mori berukuran 20 x 20 cm
2. Canting
3. Lilin
(malam)
4. Wajan
kecil dan kompor
Cara membuat:
1. Ambil
lilin(malam) dengan perlahan menggunakan canting
2. Mulalailah
membatik dengan mengikuti pola yang sudah berada di dalam kain secara perlahan.
3) Membuat
miniature kesenian Betawi “Ondel-Ondel”
Setelah kegiatan di atas
terselesaikan mahasiswa termaksuk penulis melanjutkan ke kegiatan terakhir
yaitu membuat miniature kesenian Betawi yaitu ondel-ondel yang pastinya banyak
orang yang sudah mengetahuinya. Berikut cara dan bahan-bahan yang diperlukan
dalam pembuatan ondel-ondel:
Bahan :
1. Shuttlecock
bekas
2. Kain
perca yang sudah di potong sesuai bentuk dan ukuran
3. Pernak
pernik
4. spidol
5. Lem
kayu (lem Fox)
Cara membuat :
1. Mulailah
dengan memasangkan kain perca yang sudah di potong sesuai dengan bentuk nya dan
ukurannya, mulai dari baju, rok, tangan, serta rambut menggunakan lem kayu (lem
Fox)
2. Setelah
semua sudah terpasang berilah pernak pernik untuk menghiasi miniature
ondel-ondel yang sedang dibuat
3. Tahap
akhir adalah membuat alis, hidung, dan mulut menggunakan spidol
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
jakarta merupakan kota asli dari
masyarakat Betawi, yang sekarang Jakarta menjadi kota metropolitan semakin
kesini semakin modern. Masih banyak masyarakat Jakarta yang tidak mengenali
secara rinci tentang kebudayaan yang dimiliki Betawi. Cagar budaya Setubabakan
bertujuan untuk terus melestarikan dan mengajak masyarakat untuk ikut serta
dalam menjaga kebudayaan Betawi yang hamper luntur di makan perkembangan zaman.
B. Kesan
dan Saran
Kesan, setelah penulis mengikuti
semua kegiatan yang ada di dalam observasi ini, penulis merasa sangat terkesan
dan takjub dengan seluruh masyarakat maupun petugas-petugas yang mengelola
kampung budaya Betawi ini. Mereka bersama-sama berusaha mengembangkan dan
melestarikan kebudayaan yang dimiliki Betawi di tengah zaman globalisasi ini.
Saran, marilah kita sebagai
generasi muda, generasi penerus bangsa yang kita cintai ini yaitu bangsa
INDONESIA, mari kita lestarikan dan kembangkan kebudayaan-kebudayaan yang di
miliki bangsa kita ini agar tidak punah di makan oleh zaman. Boleh kalian
menjadi orang yang modern tetapi jangan lupa dengan kebudayaan yang dimiliki
bangsa INDONESIA. Berbanggalah menjadi warga Negara indonesia yang banyak
memiliki kebudayaan yang bangsa lain belum tentu punya kebudayaan seperti yang
bangsa kita miliki ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Penterahan Plakat Proses pembuatan "kembang goyang"
Proses pembuatan Batik Miniature ondel-ondel
Keluarga besar kelas F PGSD UNJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar