Senin, 07 Desember 2015

LAPORAN OBSERVASI IPS
KUNJUNGAN BUDAYA BETAWI SETU
BABAKAN
(Ditunjukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial)
Dosen : Ajat Sudrajat M.Pd







Disusun Oleh   :
Nama               : NURUL KHASANAH
NIM                 : 1815152541
Progam studi    : PGSD


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi tentang “Kunjungan  Cagar Budaya Betawi Setu babakan” Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1.   Bpk. Ajat Sudrajat M.Pd  selaku dosen mata kuliah yang telah meluangkan waktunya    untukmendampingi kegiatan observasi
2.      Bang Dayat selaku pendamping dalam kegiatan observasi berlangsung
3.      Bang Roni Selaku guide
4.      Mpok Yuyun selaku pendamping dalam pembuatan makanan khas Betawi “Kembang Goyang”
5.      Mpok Nana dan Mpok Ana selaku pendamping dalam proses pembuatan membatik
6.     Bang Bule dan Bang Dede selaku pendamping dalam kegiatan membuat miniature ondel – ondel yang berasal dari kok bekas

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah terkait guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.



Jakarta, 03 Desember 2015


                                                                                                               Penulis 



KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..1
B. Tujuan kunjungan……………………………………………………………………………..1
B. Tujuan penyusunan laporan........……………………………………………………………...1
D. Manfaat penyusunan laporan…………………………………………………………………1
E. Tempat dan Tanggal pelaksanaan……………………………………………………………..1
A. Sejarah kampung budaya Betawi Setu babakan…………………………………….…….…..2
B. Suasana/nuansa yang berada di kampung budaya Betawi Setu babakan……………………. 2
C. Proses observasi di kampung budaya Betawi Setu babakan ……………….………….……..3
A. Kesimpulan…………………………………………..…………………..………………….....6
B. Saran……………………….…………………….…………………………………………….6
C. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………7
D. Lampiran………………………………………………………………………………………8







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
         Betawi adalah salah satu etnis yang ada di Indonesia yang memiliki kebudayaan yang unik dan menarik. Keberadaan budaya Betawi, termasuk kesenian tradisionalnya dalam beragam bentuk. Tak sedikit tim kesenian dari Indonesia yang diwakili Betawi pentas keliling dunia, mendapat sambutan luar biasa di berbagai manca negara. Sementara di Tanah Airnya sendiri seolah kurang mendapat tempat. Bahkan regenerasinya pun sering kali mengalami kendala.

       Kendalanya, selain besarnya pengaruh globalisasi, generasi muda Betawi juga sangat sedikit yang mau mempelajari sekaligus meneruskan kesenian tradisi mereka. Dalam rangka mengenal lebih budaya Betawi mahasiswa kelas F PGSD mengadakan kunjungan ke Kampung Budaya Betawi  Setu babakan sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi .

B.     Tujuan kunjungan
1. Menambah wawasan penulis tentang pengetahuan.tentang Kebudayaan Betawi
2. Memberikan informasi cara bagaimana melestarikan kebudayaan Betawi.
3. Agar mahasiswa mengetahui masih banyak kebudayaan betawi yang harus di lestarikan.

C.  Tujuan Penyusunan Laporan.
    Laporan observasi disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.

D.  Manfaat Penyusunan Laporan.
1.  Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
2.  Mengenal tempat wisata budaya Betawi di Jakarta
3.  Mengetahui sejarah dari tempat  wisata kampung budaya Betawi Setu babakan.
4.  Menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan di negeri sendiri khususnya budaya Betawi.

E.  Tempat dan Tanggal Pelaksanaan.
Mahasiswa dan Mahasiswi jurusan PGSD Universitas Negeri Jakarta khususnya kelas F telah melaksanakan salah satu program observasi yang di tugaskan oleh dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS  dengan melaksanakan observasi pada :
Hari             : Senin
Tanggal       : 30 November 2015
    Tempat       : Perkampungan Setu Babakan di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN


       A.  SEJARAH KEBUDAYAAN BETAWI SETU BABAKAN
            Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.

            Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan.

            Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association(PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.

  B.     SUASANA/NUANSA YANG ADA DI KAMPUNG BUDAYA BETAWI SETUBABAKAN
              Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga.

           Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.

Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.

  Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Selain itu Setu babakan adalah salah satu tempat favorit bersepeda santai di Jakarta Selatan.

      C. PROSES OBSERVASI DI KAMPUNG BUDAYA BETAWI SETUBABAKAN
Dalam kesempatan kali ini penulis selaku mahasiswa UNJ kelas F PGSD 2015 berkesempatan mengunjungi tempat kebudayaan Betawi Setu Babakan ini dangan tujuan mengenal lebih jauh terhadap kebudayaan Indonesia, khusus nya kebudayaan Betawi, dan mempelajari Kebudayaan serta mengenal lebih dalam keseharian masyarakat Betawi yang berada di sekiar Setu Babakan,

Didalam kegiatan mengenal lebih jauh kebudayaan Betawi ini, penulis merasa sangat terkesan dengan kebudayaan Betawi yang terus di lestarikan atau di pertahankan oleh masyarakat maupun pengurus yang ada di kampung budaya Betawi Setubabakan ini.

Ada beberapa kegiatan yang di ikuti untuk menambah pengetahuan maupun jiwa kreativitas mahasiswa termasuk penulis sendiri, diantara nya yaitu:

1)   Membuat makanan khas Betawi “Kembang Goyang”
       Salah satu makanan Khas Betawi yang sangat di gemari adalah jajanan kembang goyang. Proses pembuatan kembang goyang sendiri juga cukup mudah dan tidak memerlukan banyak bahan. Berikut ini cara dan apa saja bahan-bahan untuk membuat salah satu makanan khas Betawi yang banyak di gemari orang ini.
Bahan :
1.      Telur                                                          5   Tepung terigu santan kelapa
2.      Mentega                                                     6.  Minyak goreng
3.      Gula pasir                                                  7.  Air putih
4.      Garam                                                        8. Peralatan dapur

Cara Membuat:
           1.   Campur semua bahan sesuai kebutuhan
           2.   Panaskan minyak dan cetakan kembang goyang terlebih dahulu
           3.   Celup cetakan kembang goyang ke adonan yang sudah dibuat
           4.   Lalu goring sambil di goyang agar adonan terlepas
           5.   Angkat ketika warna sudah keemasan

2)    Membuat batik Khas Betwi
      Batik yang dimiliki etnis Betawi sendiri seperti batik-batik yang berasal dari etnis manapun, sama-sama memiliki makna dan motif-motif yang unik. Dalam kegiatan ini para mahasiswa termasuk penulis sendiri di ajarkan bagaimana cara membuat batik khas betawi. Mulai dari cara memegang canting, mengambil lilin (malam).berikut ini cara dan bahan-bahan yang dibutuhkan :
 Bahan:
1.      Kain mori berukuran 20 x 20 cm
2.      Canting
3.      Lilin (malam)
4.      Wajan kecil dan kompor
Cara membuat:
            1.   Ambil lilin(malam) dengan perlahan menggunakan canting
          2.   Mulalailah membatik dengan mengikuti pola yang sudah berada di dalam kain secara perlahan.

           3)   Membuat miniature kesenian Betawi “Ondel-Ondel”
          Setelah kegiatan di atas terselesaikan mahasiswa termaksuk penulis melanjutkan ke kegiatan     terakhir yaitu membuat miniature kesenian Betawi yaitu ondel-ondel yang pastinya banyak orang yang sudah mengetahuinya. Berikut cara dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan ondel-ondel:
            Bahan :
1.      Shuttlecock bekas
2.      Kain perca yang sudah di potong sesuai bentuk dan ukuran
3.      Pernak pernik
4.      spidol
5.      Lem kayu (lem Fox)
Cara membuat :
1.     Mulailah dengan memasangkan kain perca yang sudah di potong sesuai dengan bentuk nya dan ukurannya, mulai dari baju, rok, tangan, serta rambut menggunakan lem kayu (lem Fox)
2.   Setelah semua sudah terpasang berilah pernak pernik untuk menghiasi miniature ondel-ondel yang sedang dibuat
3.      Tahap akhir adalah membuat alis, hidung, dan mulut menggunakan spidol






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
           jakarta merupakan kota asli dari masyarakat Betawi, yang sekarang Jakarta menjadi kota metropolitan semakin kesini semakin modern. Masih banyak masyarakat Jakarta yang tidak mengenali secara rinci tentang kebudayaan yang dimiliki Betawi. Cagar budaya Setubabakan bertujuan untuk terus melestarikan dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebudayaan Betawi yang hamper luntur di makan perkembangan zaman.

B.     Kesan dan Saran
           Kesan, setelah penulis mengikuti semua kegiatan yang ada di dalam observasi ini, penulis merasa sangat terkesan dan takjub dengan seluruh masyarakat maupun petugas-petugas yang mengelola kampung budaya Betawi ini. Mereka bersama-sama berusaha mengembangkan dan melestarikan kebudayaan yang dimiliki Betawi di tengah zaman globalisasi ini.
           Saran, marilah kita sebagai generasi muda, generasi penerus bangsa yang kita cintai ini yaitu bangsa INDONESIA, mari kita lestarikan dan kembangkan kebudayaan-kebudayaan yang di miliki bangsa kita ini agar tidak punah di makan oleh zaman. Boleh kalian menjadi orang yang modern tetapi jangan lupa dengan kebudayaan yang dimiliki bangsa INDONESIA. Berbanggalah menjadi warga Negara indonesia yang banyak memiliki kebudayaan yang bangsa lain belum tentu punya kebudayaan seperti yang bangsa kita miliki ini.




DAFTAR PUSTAKA









LAMPIRAN 
         
        Penterahan Plakat                                    Proses pembuatan "kembang goyang"
   
                                            

        Proses pembuatan Batik                                                                Miniature ondel-ondel
               


                                                      Keluarga besar kelas F PGSD UNJ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar