LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI
(Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen : Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
Disusun oleh
Ulfah Hasanah Mahmudah
1815151531
F – PGSD UNJ 2015
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, dan
nikmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Kunjungan
Observasi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa terkendala. Adapun Laporan Penyusunan Kunjungan
Kebudayaan Betawi Setu Babakan ini kami buat tidak hanya untuk memenuhi tugas
mata kuliah Konsep Dasar IPS tahun ajaran 2015/2016, tetapi juga untuk menambah
pengetahuan dan wawasan agar kami mampu untuk lebih mencintai budaya Betawi asli
negeri kita sendiri. Laporan Kunjungan Observasi Kebudayaan Setu Babakan ini
berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan berbagai kegiatan dalam
kunjungan ini, selain itu ada pula data-data dan keterangan dari pembimbing yang
ada di Setu Babakan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan
Observasi ini banyak melibatkan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan kali ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat
:
1.
Bapak Dr. Ajat
Sudrajat, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melakukan kunjungan ini.
2.
Bang Indra
Sutisna, S.kom. selaku Narasumber Kunjungan Budaya Betawi Setu Babakan yang
telah membimbing kami selama berada disana dalam kegiatan observasi.
3.
Bang Roni,
selaku guide dan pengarah selama kami melakukan praktek kunjugan kegiatan
disana.
4.
Semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu kami dalam kegiatan Kunjungan Observasi ini.
Seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak, yang artinya
tiada makhluk yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu, penulis menyadari
bahwa dalam laporan penyusunan Kunjungan Observasi ini masih banyak kekurangan.
Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Kunjungan
Observasi ini dan dapat digunakan dengan baik. Demikian kata pengantar ini semoga
memberikan manfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca serta
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Jakarta, 5 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. TUJUAN KUNJUNGAN
1.3. MANFAAT KUNJUNGAN
1.4. LOKASI DAN WAKTU KUNJUNGAN
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. AKTIVITAS WISATA BUDAYA BETAWI
2.2. PROSES OBSERVASI BUDAYA BETAWI
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN
KESAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
memiliki begitu banyak pulau dan suku bangsa, sudah tentu di dalamnya terdapat
banyak kebudayaan dan corak kehidupan serta latar belakang yang
berbeda-beda. Oleh karena itu bangsa
Indonesia disebut bangsa yang majemuk. Multikulturalisme merupakan ideologi
yang mengagungkan perbedaan budaya atau suatu keyakinan yang mengakui dan
mendorong terwujudnya pluralisme(keberagaman) budaya sebagai suatu kehidupan
corak masyarakat. Istilah pluralisme
bukan berarti sekadar pengetahuan terhadap adanya hal yag sejenis melainkan
juga mempunyai implikasi atau dampak politis, social,ekonomi, filsafat dan
sebagainya.Pluralisme berkenaan dengan hidup kelompok-kelompok masyarakat yang
terdapat dalam suatu komunitas dengan budaya mereka masing-masing. Jadi,
multikulturalisme bukan sekadar pengenalan terhadap berbagai jenis budaya di
dunia, melainkan juga tuntutan dari berbagai komunitas yang memiliki budaya
tersebut.
Pada laporan kujungan kali ini akan
dibahas contoh komunitas budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini oleh
anggota-anggota komunitas tersebut . Kami secara langsung melakukan penelitian
dan observasi ke lokasi dan mewawancarai narasumber terpercaya yang mengetahui
seluk beluk kampong kebudayaan tersebut. Kami mengunjungi Kampung Budaya Setu
Babakan yang berlokasi di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta
Selatan. Kampung ini cukup terkenal di kalangan warga Ibukota, di dalamnya kita
bisa mengenal dan mengetahui lebih jauh kebudayaan masyarakat Betawi asli yang
saat ini makin tenggelam oleh era Globalisasi yang melanda.
1.2. TUJUAN KUNJUNGAN
Tujuan
dari diadakannya kunjungan observasi ke tempat Kebudayaan Betawi Setu Babakan
adalah :
1.
Tujuan khusus
a)
Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS Tahun Ajaran 2015/2016
b)
Untuk melakukan
observasi dan praktek kegiatan lapangan
2.
Tujuan umum
a)
Memperluas
pengetahuan dan menambah wawasan informasi mahasiswa tentang kebudayaan Betawi
b)
Memberikan
informasi cara menyikapi bagaimana melestarikan kebudayaan betawi di era
globalisasi
c)
Mahasiswa mampu
mengetahui bahwa masih ada kebudayaan masyarakat Betawi yang tidak tergerus
oleh kemajuan iptek di daerah pinggiran Jakarta
d)
Menanamkan rasa
cintai terhadap kebudayaan Betawi, Nusantara dan Tanah Air
Beberapa
metode yang digunakan untuk pengumpulan data, yaitu :
1.
Metode
Observasi
Penulis menggunakan metode observasi lapangan untuk mengambil dan
mengumpulkan data melalui praktek langsung di tempat.
2.
Metode
Wawancara
Penulis
melakukan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab terkait kebudayaan yang
dipelajari dengan karyawan atau pengelola tempat.
3.
Metode ceramah
Beberapa
karyawan yang terkait memberikan ceramah dan penjelasan mengenai hal yang
berkaitan dengan Kebudayaan Betawi.
1.3. MANFAAT KUNJUNGAN
Mahasiswa diharapkan
dapat mengambil manfaat dalam pelaksanaan kesempatan kujungan ke Kebudayaan
Betawi Setu Babakan ini agar mampu mengetahui lebih dalam Keanekaragaman
kebudayaan Betawi dan mengenal tradisi penduduk asli Betawi pada kegiatan
sehari-hari, pemanfaatan potensi wisata di sekitar danau Setu Babakan dan
menumbuhkan rasa cinta Kebudayaan Indonesia seperti hal nya Kebudayaan Betawi
ini
.
1.4. LOKASI DAN WAKTU KUNJUNGAN
Lokasi kunjungan ke
Perkampungan Kebudayaan Betawi Setu Babakan terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta
Selatan, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia. Kunjungan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 November
2015
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. AKTIVITAS BUDAYAAN BETAWI SETU BABAKAN
Setu babakan atau Danau Babakan terletak di kelurahan Srengseng Sawah,
Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia
yang berfungsi sebagai Pusat Perkampungan Kebudayaan Betawi, merupakan suatu
wilayah yang berfungsi untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya Jakarta
khususnya budaya Betawi asli. Setu Babakan merupakan danau buatan denga area
seluas 32 hektar kedalaman mencapai 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai
Ciliwung yang saat ini biasa digunakan untuk tempat wisata alternatif dan memancing
bagi warga sekitarnya. Masyarakat setu babakan masih mempertahankan budaya dan
cara hidup khas betawi yaitu seperti memancing, bercocok tanam, berdagang,
membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara inilah,
mereka aktif menjaga lingkungan dan meningktkan taraf hidupnya.
Setu Babakan adalah sebuah
kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat
pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan Setu
Babakan. Setu Babakan sebagai salah satukawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya
merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar
budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan HUT DKI Jakarta
ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya
khas betawi, seperti bangunan, dialek, bahasa, seni tari, seni musik, dan seni
drama.
Dalam sejarahnya,
penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah
direncanakan pada tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah
merencanakan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai Cagar Budaya Betawi, namun
rencana tersebut diurungkan(batal) dilakukan karena semakin luntur budayanya
dari nuansa Betawi karena seiring berjalannya waktu yang membuat perkampungan
tersebut luntur. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian
merencanakan kawasan baru sebagai pegganti kawasan yang sudah direncanakan
tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu
Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak saat itu penetapan
ini,pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan
perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh
para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan
oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi.
Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang
dipilih Pacific Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjugan wisata
bagi peserta konfrensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
Perkampungan Setu
Babakan adalah kawasa perdesaan yang lingkungan alamnya dan kebudayaannya masih
terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan
disuguhi dengan panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan
nyaman ketika memasukinya . Taman di sekitarnya ditanami dengan beragam pohon
da buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu air,Kecapi,
Jamblang, Krendang, Guni, Nangka, Cempedak, Petai dan Jengkol. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga
dapat melihat berbagai rumah adat khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam,
pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau
Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hamper serupa dengan rumah khas
Yogyakarta yang masih dipertahankan keasliannya. Tak kalah menarik, di
perkampungan budaya betawi ini juga banyak menyediakan berbagai wisata kuliner
jajanan khas Betawi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan pengunjung,
seperti ketoprak, ketupat nyiksa, nasi uduk dan ulam, kerak telor, ketupat
sayur, asinan buah dan sayur, bakso, laksa, soto betawi, soto mie,roti buaya,
kue apem, arum manis, rujak bebek, toge goreng, tahu gejrot, es selendang
mayang, es kelapa, es potong dan lain lain.
Wisatawan yang
berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi,
antara lain Tari Lenggang Nyai, Tari Cokek, Tari Topeng, Tari Narojeng,
Qasidah, Marawis, Lenong, Tanjidor, Gambang Kromong dan Ondel-Ondel yang sering
dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari
Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan
berbagai upacara adat budaya Betawi, seperti upacara Pernikahan, Sunat, Aqiqah,
Khataman Al-Qur’an dan Nujuh Bulan atau hanya sekadar melihat para pemuda dan
anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi. Selain itu ada pula
wisata yang baru di Setu Babakan yaitu telah dibagunnya dua jembatan gantung
sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Tak
lupa juga Setu Babakan merupakan salah satu tempat favorit untuk bersantai
bersama keluarga ataupun teman, selain itu Setu Babakan sering digunakan untuk
olahraga pagi atau sore hari, juga di hari
libur seperti jogging, berlari dan bersepeda mengelilingi tepian Setu Babakan.
2.1.2 PROSES OBSERVASI BUDAYA BETAWI
Penelitian dan
pengamatan yang dilakukan dalam suatu masalah dari kujungan observasi adalah
untuk mengetahui informasi lebih detail dan membahas masalah secara menyeluruh
dalam budaya yang kian lama makin hilang tergerus oleh zaman globalisasi.
Proses penelitian dan observasi sangat diperlukan untuk menunjang pengamatan
pengetahuan yang kritis mengenai ragam budaya Indonesia yang sangat kaya ini.
Dalam kesempatan kali ini kami mahasiswa UNJ kelas F PGSD 2015 berkesempatan
mengunjungi tempat Kebudayaan Betawi Setu Babakan dengan tujuan menumbuhkan
rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia, mempelajari kebudayaan serta mengenal
lebih dalam keseharian masyarakat Betawi yang berada di sekitar Setu Babakan, sangat
menarik sekali mengadaka kunjungan observasi ke Setu Babakan yang merupakan
tempat budaya Betawi mengingat Betawi adalah budaya khas Ibukota Jakarta namun
tak disangka malah semakin menghilang dan bergeser ke pinggiran Ibukota. Sesuai
alur penelitian yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan kunjungan observasi ada
beberapa hal kegiatan yang kami ikuti dalam beberapa praktek secara langsung .
Adapun beberapa kegiatan praktek yang diteliti diantaranya :
1. Membuat Kembang Goyang
Dalam kegiatan proses pembuatan Kembang Goyang yang kami lakukan
berada dalam panduan Mpok Uyun, beliau juga menerangkan asal usul dan cara
pembuatan kembang goyang. Dinamakan sebagai kembang goyang karena cetakan yang
digunakan untuk menggoreng nya berbentuk seperti kembang dan cara menggorengnya
harus di goyang-goyang di minyak panas tersebut agar adonan berhasil terlepas
dari cetakan. Tetapi sebelum menggorengnya cetakan harus diletakkan di dalam
minyak panas agar cetakan berhasil menempel pada cetakan dan menggoreng nya
menggunakan api sedang agar tidak gosong.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan Kembang Goyang antara
lain :
1)
Telur
2)
Mentega
3)
Gula pasir
4)
Garam
5)
Santan kelapa
6)
Tepung Terigu
7)
Air putih
Cara Membuat :
1)
Campur semua
bahan sesuai keinginan yang dibutuhkan
2)
Panaskan minyak
dan cetakanya terlebih dahulu
3) Celupkan
cetakan kembang goyang ke dalam adonan yang telah dibuat, tetapi cetakan tidak
boleh tenggelam
4) Selanjutnya goreng
kembang goyang agar terlepas maka harus sambil digoyang daam minyak panas
5)
Angkat kembang
goyang ketika sudah matang dan berwarna kuning keemasan.
2. Membuat Kerajinan Batik Betawi
Selanjutnya praktek kedua kami setelah membuat kembang goyang tadi
adalah menuju ke tempat pembuatan kerajinan batik Khas Betawi, kami bermodalkan
tekad yang kuat dan semangat yang tinggi untuk melakukan praktek membuat batik.
Saat membuat batik kami diajari oleh Mpok Aya dan Mpo Ana yang sangat handal
dalam membuat batik serta memiliki kesabaran yang kuat dan bersahabat dengan
kami untuk mengajari kami membuat batik yang indah yang merupakan ciri batik
Khas Betawi.
Bahan yang digunakan antara lain :
1)
Kain mori
ukuran 20x20 cm
2)
Canting
3)
Lilin/malam
4)
Wajan dan
kompor
Cara membuat :
1)
Ambil canting
dan masukkan ke dalam wajan berisi malam
2)
Celupkan
sedikit kepala canting namun jangan diisikan malam
3)
Tuang isi malam
tadi pada wajan kembali supaya tidak bocor usapkan pada pinggir wadah wajan
4)
Mulailah membatik
perlahan penuh kesabaran secara detail dan teliti mengikuti pola yang
sebelumnya sudah digambar pada kain dan bisa menambahkan gambar sesuai selera.
3. Membuat Ondel-Ondel
Ondel-ondel adalah salah satu ikon budaya Betawi asli yang
dijadikan sebagai sarana hiburan saat ini, setelah melakukan beberapa praktek
yang telah kita buat saatnya sekarang membuat boneka ondel-ondel mini, boneka
ondel-ondel ini biasanya digunakan untuk souvenir pada acara pernikahan
masyarakat Betawi.
Bahan yang digunakan dalam
pembuatan ondel-ondel antara lain :
1)
Shuttlecock
bekas
2)
Kain perca
warna warni yang telah digunting sesuai ukuran
3)
Pernak penik
dan mata bola mainan
4)
Spidol hitam
dan merah
5)
Lem kayu
Cara membuat ondel-ondel :
1)
Susun dengan
dililitkan dan rapikan kain melingkari badan shuttelecock
2)
Beri lem hanya
pada bagian ujung kain yang telah dililit
3)
Beri tambahan
pernak pernik seperti mata dan hiasan kepala
4)
Tambahkan
gambar alis dan mulut pada muka ondel ondel
5)
Dan ondel-ondel
mini telah selesai dibuat
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Budaya
Betawi adalah budaya Khas Jakarta yang kini kian tertelan hilang oleh
perkembangan arus globalisasi yag pesat yang ada di DKI Jakarta ini. Setu
Babakan merupakan salah satu cagar budaya betawi yang bertujuan untuk terus
melestarikan dan menjaga keaslian budaya Betawi
yang merupakan salah satu area yang dibangun menjadi tempat wisata
budaya di tengah kota Jakarta, yang menawarkan berbagai keindahan dan seni
ataupun makanan khas Betawi.
B.
KESAN DAN SARAN
Kesan,
kami sangat senang dan tertarik oleh kunjungan kali ini karena dapat berkunjung
dan meneliti tempat kebudayaan perkampungan Betawi yang hampir jarang kami
singgahi , disini kami dapat mengenal kegitan sehari-hari masyarakat, berbagai
kebudayaan yang ada di perkampungan tersebut, berbagai makanan khas yang nikmat
dan lezat yang murah meriah yang memiliki salah satu nilai jual yang tinggi
yang membuat kita semakin bangga dengan budaya khas Betawi asli.
Saran,
terus tingkatkan dan marilah kita
sama-sama menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia seperti
kebudayaan Betawi ini, sebagai mahasiswa
yang berkarakter seorang pemuda seharusnya kita sadar betapa pentingnya peran
kita dalam upaya melestarikan Budaya Indonesia yang semakin hari semakin kian
menghilang, kita sadari bahwa kita cinta tanah air dan sudah seharusnya kita
menjaga kebudayaan khas Betawi ini dan jangan terpaku pada teknologi yang membuat
kita cuek terhadap budaya asli sendiri, melestarikan
budaya
harus tetap dijaga di era globalisasi ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Hhtps://edutechpost.wordpress.com
Skpm.ipb.ac.id>downloadSuppfile
Hhtp://setubabakan.wordpress.com/about
www.caraseobali.com/2015/03/cara-membuat-laporan-kegiatan-yang-baik.html/?=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar