Senin, 07 Desember 2015

NAMA: ULFAH HASANAH MAHMUDAH KELAS F /1815151531



LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI
(Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen : Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd

 
Disusun oleh
Ulfah Hasanah Mahmudah
1815151531
F – PGSD UNJ 2015

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA



KATA PENGANTAR
          Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, dan nikmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Kunjungan Observasi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa terkendala. Adapun Laporan Penyusunan Kunjungan Kebudayaan Betawi Setu Babakan ini kami buat tidak hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS tahun ajaran 2015/2016, tetapi juga untuk menambah pengetahuan dan wawasan agar kami mampu untuk lebih mencintai budaya Betawi asli negeri kita sendiri. Laporan Kunjungan Observasi Kebudayaan Setu Babakan ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan berbagai kegiatan dalam kunjungan ini, selain itu ada pula data-data dan keterangan dari pembimbing yang ada di Setu Babakan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Observasi ini banyak melibatkan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat :
1.      Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah  memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kunjungan ini.
2.      Bang Indra Sutisna, S.kom. selaku Narasumber Kunjungan Budaya Betawi Setu Babakan yang telah membimbing kami selama berada disana dalam kegiatan observasi.
3.      Bang Roni, selaku guide dan pengarah selama kami melakukan praktek kunjugan kegiatan disana.
4.      Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu kami dalam kegiatan Kunjungan Observasi ini.
Seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak, yang artinya tiada makhluk yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa dalam laporan penyusunan Kunjungan Observasi ini masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Kunjungan Observasi ini dan dapat digunakan dengan baik. Demikian kata pengantar ini semoga memberikan manfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca serta bermanfaat bagi dunia pendidikan.
                                                                             Jakarta, 5 Desember 2015

                                                                                                                                                                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR                                                                       
DAFTAR ISI                                                                                     
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG                                                                 
1.2. TUJUAN KUNJUNGAN                                                                   
1.3. MANFAAT KUNJUNGAN                                                               
1.4. LOKASI DAN WAKTU KUNJUNGAN                                           
BAB II. PEMBAHASAN                                                                        
2.1. AKTIVITAS WISATA BUDAYA BETAWI                                            
2.2. PROSES OBSERVASI BUDAYA BETAWI                                      
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN                                                                                         
KESAN DAN SARAN                                                                              
DAFTAR PUSTAKA                                                                                

 BAB I 
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
          Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki begitu banyak pulau dan suku bangsa, sudah tentu di dalamnya terdapat banyak kebudayaan dan corak kehidupan serta latar belakang yang berbeda-beda.  Oleh karena itu bangsa Indonesia disebut bangsa yang majemuk. Multikulturalisme merupakan ideologi yang mengagungkan perbedaan budaya atau suatu keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme(keberagaman) budaya sebagai suatu kehidupan corak masyarakat. Istilah  pluralisme bukan berarti sekadar pengetahuan terhadap adanya hal yag sejenis melainkan juga mempunyai implikasi atau dampak politis, social,ekonomi, filsafat dan sebagainya.Pluralisme berkenaan dengan hidup kelompok-kelompok masyarakat yang terdapat dalam suatu komunitas dengan budaya mereka masing-masing. Jadi, multikulturalisme bukan sekadar pengenalan terhadap berbagai jenis budaya di dunia, melainkan juga tuntutan dari berbagai komunitas yang memiliki budaya tersebut.
          Pada laporan kujungan kali ini akan dibahas contoh komunitas budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini oleh anggota-anggota komunitas tersebut . Kami secara langsung melakukan penelitian dan observasi ke lokasi dan mewawancarai narasumber terpercaya yang mengetahui seluk beluk kampong kebudayaan tersebut. Kami mengunjungi Kampung Budaya Setu Babakan yang berlokasi di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kampung ini cukup terkenal di kalangan warga Ibukota, di dalamnya kita bisa mengenal dan mengetahui lebih jauh kebudayaan masyarakat Betawi asli yang saat ini makin tenggelam oleh era Globalisasi yang melanda.


1.2. TUJUAN KUNJUNGAN
Tujuan dari diadakannya kunjungan observasi ke tempat Kebudayaan Betawi Setu Babakan adalah :
1.     Tujuan khusus
a)     Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS Tahun Ajaran 2015/2016
b)    Untuk melakukan observasi dan praktek kegiatan lapangan

2.     Tujuan umum
a)     Memperluas pengetahuan dan menambah wawasan informasi mahasiswa tentang kebudayaan Betawi
b)    Memberikan informasi cara menyikapi bagaimana melestarikan kebudayaan betawi di era globalisasi
c)     Mahasiswa mampu mengetahui bahwa masih ada kebudayaan masyarakat Betawi yang tidak tergerus oleh kemajuan iptek di daerah pinggiran Jakarta
d)    Menanamkan rasa cintai terhadap kebudayaan Betawi, Nusantara dan Tanah Air
Beberapa metode yang digunakan untuk pengumpulan data, yaitu :
1.     Metode Observasi
Penulis menggunakan metode observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan data melalui praktek langsung di tempat.
2.     Metode Wawancara
Penulis melakukan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab terkait kebudayaan yang dipelajari dengan karyawan atau pengelola tempat.
3.     Metode ceramah
Beberapa karyawan yang terkait memberikan ceramah dan penjelasan mengenai hal yang berkaitan dengan Kebudayaan Betawi.

1.3. MANFAAT KUNJUNGAN
          Mahasiswa diharapkan dapat mengambil manfaat dalam pelaksanaan kesempatan kujungan ke Kebudayaan Betawi Setu Babakan ini agar mampu mengetahui lebih dalam Keanekaragaman kebudayaan Betawi dan mengenal tradisi penduduk asli Betawi pada kegiatan sehari-hari, pemanfaatan potensi wisata di sekitar danau Setu Babakan dan menumbuhkan rasa cinta Kebudayaan Indonesia seperti hal nya Kebudayaan Betawi ini
.
1.4. LOKASI DAN WAKTU KUNJUNGAN
          Lokasi kunjungan ke Perkampungan Kebudayaan Betawi Setu Babakan terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia. Kunjungan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 November 2015


  
 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. AKTIVITAS BUDAYAAN BETAWI SETU BABAKAN
          Setu babakan atau Danau Babakan terletak di kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia yang berfungsi sebagai Pusat Perkampungan Kebudayaan Betawi, merupakan suatu wilayah yang berfungsi untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya Jakarta khususnya budaya Betawi asli. Setu Babakan merupakan danau buatan denga area seluas 32 hektar kedalaman mencapai 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung yang saat ini biasa digunakan untuk tempat wisata alternatif dan memancing bagi warga sekitarnya. Masyarakat setu babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas betawi yaitu seperti memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningktkan taraf hidupnya. 
          Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan Setu Babakan. Setu Babakan sebagai salah satukawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas betawi, seperti bangunan, dialek, bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.
          Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan pada tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah merencanakan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai Cagar Budaya Betawi, namun rencana tersebut diurungkan(batal) dilakukan karena semakin luntur budayanya dari nuansa Betawi karena seiring berjalannya waktu yang membuat perkampungan tersebut luntur. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pegganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak saat itu penetapan ini,pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacific Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjugan wisata bagi peserta konfrensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
          Perkampungan Setu Babakan adalah kawasa perdesaan yang lingkungan alamnya dan kebudayaannya masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi dengan panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan nyaman ketika memasukinya . Taman di sekitarnya ditanami dengan beragam pohon da buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu air,Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka, Cempedak, Petai dan Jengkol.  Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat berbagai rumah adat khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hamper serupa dengan rumah khas Yogyakarta yang masih dipertahankan keasliannya. Tak kalah menarik, di perkampungan budaya betawi ini juga banyak menyediakan berbagai wisata kuliner jajanan khas Betawi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan pengunjung, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, nasi uduk dan ulam, kerak telor, ketupat sayur, asinan buah dan sayur, bakso, laksa, soto betawi, soto mie,roti buaya, kue apem, arum manis, rujak bebek, toge goreng, tahu gejrot, es selendang mayang, es kelapa, es potong dan lain lain.
          Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain Tari Lenggang Nyai, Tari Cokek, Tari Topeng, Tari Narojeng, Qasidah, Marawis, Lenong, Tanjidor, Gambang Kromong dan Ondel-Ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan berbagai upacara adat budaya Betawi, seperti upacara Pernikahan, Sunat, Aqiqah, Khataman Al-Qur’an dan Nujuh Bulan atau hanya sekadar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi. Selain itu ada pula wisata yang baru di Setu Babakan yaitu telah dibagunnya dua jembatan gantung sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Tak lupa juga Setu Babakan merupakan salah satu tempat favorit untuk bersantai bersama keluarga ataupun teman, selain itu Setu Babakan sering digunakan untuk olahraga pagi atau sore hari, juga  di hari libur seperti jogging, berlari dan bersepeda mengelilingi tepian Setu Babakan.

2.1.2 PROSES OBSERVASI BUDAYA BETAWI
          Penelitian dan pengamatan yang dilakukan dalam suatu masalah dari kujungan observasi adalah untuk mengetahui informasi lebih detail dan membahas masalah secara menyeluruh dalam budaya yang kian lama makin hilang tergerus oleh zaman globalisasi. Proses penelitian dan observasi sangat diperlukan untuk menunjang pengamatan pengetahuan yang kritis mengenai ragam budaya Indonesia yang sangat kaya ini. Dalam kesempatan kali ini kami mahasiswa UNJ kelas F PGSD 2015 berkesempatan mengunjungi tempat Kebudayaan Betawi Setu Babakan dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia, mempelajari kebudayaan serta mengenal lebih dalam keseharian masyarakat Betawi yang berada di sekitar Setu Babakan, sangat menarik sekali mengadaka kunjungan observasi ke Setu Babakan yang merupakan tempat budaya Betawi mengingat Betawi adalah budaya khas Ibukota Jakarta namun tak disangka malah semakin menghilang dan bergeser ke pinggiran Ibukota. Sesuai alur penelitian yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan kunjungan observasi ada beberapa hal kegiatan yang kami ikuti dalam beberapa praktek secara langsung . Adapun beberapa kegiatan praktek yang diteliti diantaranya :
1. Membuat Kembang Goyang










Dalam kegiatan proses pembuatan Kembang Goyang yang kami lakukan berada dalam panduan Mpok Uyun, beliau juga menerangkan asal usul dan cara pembuatan kembang goyang. Dinamakan sebagai kembang goyang karena cetakan yang digunakan untuk menggoreng nya berbentuk seperti kembang dan cara menggorengnya harus di goyang-goyang di minyak panas tersebut agar adonan berhasil terlepas dari cetakan. Tetapi sebelum menggorengnya cetakan harus diletakkan di dalam minyak panas agar cetakan berhasil menempel pada cetakan dan menggoreng nya menggunakan api sedang agar tidak gosong.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan Kembang Goyang antara lain :
1)    Telur
2)    Mentega
3)    Gula pasir
4)    Garam
5)    Santan kelapa
6)    Tepung Terigu
7)    Air putih
Cara Membuat :
1)    Campur semua bahan sesuai keinginan yang dibutuhkan
2)    Panaskan minyak dan cetakanya terlebih dahulu
3)  Celupkan cetakan kembang goyang ke dalam adonan yang telah dibuat, tetapi cetakan tidak boleh tenggelam
4)  Selanjutnya goreng kembang goyang agar terlepas maka harus sambil digoyang daam minyak panas
5)    Angkat kembang goyang ketika sudah matang dan berwarna kuning keemasan.

2. Membuat Kerajinan Batik Betawi






















Selanjutnya praktek kedua kami setelah membuat kembang goyang tadi adalah menuju ke tempat pembuatan kerajinan batik Khas Betawi, kami bermodalkan tekad yang kuat dan semangat yang tinggi untuk melakukan praktek membuat batik. Saat membuat batik kami diajari oleh Mpok Aya dan Mpo Ana yang sangat handal dalam membuat batik serta memiliki kesabaran yang kuat dan bersahabat dengan kami untuk mengajari kami membuat batik yang indah yang merupakan ciri batik Khas Betawi.

Bahan yang digunakan antara lain :
1)    Kain mori ukuran 20x20 cm
2)    Canting
3)    Lilin/malam
4)    Wajan dan kompor
Cara membuat :
1)    Ambil canting dan masukkan ke dalam wajan berisi malam
2)    Celupkan sedikit kepala canting namun jangan diisikan malam
3)    Tuang isi malam tadi pada wajan kembali supaya tidak bocor usapkan pada pinggir wadah wajan
4)    Mulailah membatik perlahan penuh kesabaran secara detail dan teliti mengikuti pola yang sebelumnya sudah digambar pada kain dan bisa menambahkan gambar sesuai selera.

3.       Membuat Ondel-Ondel
        










Ondel-ondel adalah salah satu ikon budaya Betawi asli yang dijadikan sebagai sarana hiburan saat ini, setelah melakukan beberapa praktek yang telah kita buat saatnya sekarang membuat boneka ondel-ondel mini, boneka ondel-ondel ini biasanya digunakan untuk souvenir pada acara pernikahan masyarakat Betawi.
 Bahan yang digunakan dalam pembuatan ondel-ondel antara lain :
1)    Shuttlecock bekas
2)    Kain perca warna warni yang telah digunting sesuai ukuran
3)    Pernak penik dan mata bola mainan
4)    Spidol hitam dan merah
5)    Lem kayu

Cara membuat ondel-ondel :
1)    Susun dengan dililitkan dan rapikan kain melingkari badan shuttelecock
2)    Beri lem hanya pada bagian ujung kain yang telah dililit
3)    Beri tambahan pernak pernik seperti mata dan hiasan kepala
4)    Tambahkan gambar alis dan mulut pada muka ondel ondel
5)    Dan ondel-ondel mini telah selesai dibuat



BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Budaya Betawi adalah budaya Khas Jakarta yang kini kian tertelan hilang oleh perkembangan arus globalisasi yag pesat yang ada di DKI Jakarta ini. Setu Babakan merupakan salah satu cagar budaya betawi yang bertujuan untuk terus melestarikan dan menjaga keaslian budaya Betawi  yang merupakan salah satu area yang dibangun menjadi tempat wisata budaya di tengah kota Jakarta, yang menawarkan berbagai keindahan dan seni ataupun makanan khas Betawi.

B. KESAN DAN SARAN    
Kesan, kami sangat senang dan tertarik oleh kunjungan kali ini karena dapat berkunjung dan meneliti tempat kebudayaan perkampungan Betawi yang hampir jarang kami singgahi , disini kami dapat mengenal kegitan sehari-hari masyarakat, berbagai kebudayaan yang ada di perkampungan tersebut, berbagai makanan khas yang nikmat dan lezat yang murah meriah yang memiliki salah satu nilai jual yang tinggi yang membuat kita semakin bangga dengan budaya khas Betawi asli.
Saran, terus tingkatkan dan marilah kita  sama-sama menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia seperti kebudayaan Betawi  ini, sebagai mahasiswa yang berkarakter seorang pemuda seharusnya kita sadar betapa pentingnya peran kita dalam upaya melestarikan Budaya Indonesia yang semakin hari semakin kian menghilang, kita sadari bahwa kita cinta tanah air dan sudah seharusnya kita menjaga kebudayaan khas Betawi ini dan jangan terpaku pada teknologi yang membuat kita cuek terhadap budaya asli sendiri, melestarikan
budaya harus tetap dijaga di era globalisasi ini.


DAFTAR PUSTAKA
Hhtps://edutechpost.wordpress.com
Skpm.ipb.ac.id>downloadSuppfile
Hhtp://setubabakan.wordpress.com/about
www.caraseobali.com/2015/03/cara-membuat-laporan-kegiatan-yang-baik.html/?=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar