Senin, 07 Desember 2015

Desi Setiawati / 1815152821 / Kelas F

LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI
(Ditujukan untuk mata kuliah konsep dasar IPS)
Dosen: Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd







  
Disusun oleh

DESI SETIAWATI
1815152821
KELAS F PGSD 2015

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hiayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri di Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya kendala. Adapun penyusunan Laporan Kunjungan Kebudayan Betawi Situ Babakan  ini berdasarkan data-data yang diperoleh dadri pembimbing selama melakukan kunjungan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Kunjungan Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kunjungan ini.
2.      Bapak Indra Sutisna, S.kom selaku narasumber Kunjungan Budaya Betawi Situ Babakan.
3.      Bapak Roni, selaku pemandu dan pengarah selama kegiatan berlangsung.
4.      Pihak-pihk yang tidak dapat kami sebutkan, terima kasih atas bantuan dan do’a restu yang berhubungan dengan kegiatan kunjungan ini.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Indusri masih banyak. Karena keterbatasan kemampuan dn pengetahuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dri pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Kunjungan Industri ini. Demikianlah kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri kami sendiri dan pembaca pada umumnya.

Penulis










DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1  Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2  Tujuan Kunjungan................................................................................. 1
1.3  Tujuan Laporan...................................................................................... 1
1.4  Manfaat Kunjungan............................................................................... 2
1.5  Lokasi dan Waktu Kunjungan............................................................... 2
       Bab 2 Pembahasan
              2.1 Mengenai Setu Babakan........................................................................ 2
              2.2 Proses Observasi Budaya ...................................................................... 3
         Bab 3 Penutup
               3.1 Kesimpulan........................................................................................... 4
               3.2 Saran..................................................................................................... 4
          Daftar Pustaka................................................................................................. 5











BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH

Saat ini semakin banyak remaja yang tidak memiliki kebanggaan atas hasil karbangsanya, terutama di bidang seni dan budaya. Bila kita mau membuka mata, kita menemukan bahwa rasa bangga terhadap  budaya peninggalan nenek moyang kita dari hari ke hari semakin ditinggalkan. Khususnya budaya Betawi. Masih banyak dari kita yang belum mengetahui budaya tempat tinggal kita tersebut, khususnya orang yang tinggal di Jakarta. Oleh karena itu, diadakanlah Kunjungan ke tempat Kebudayaan Betawi Setu Babakan. Dalam kunjungan ini dimaksudkan untuk mengenalkan mahasiswa tentang budaya Betawi dan kehidupan masyarakat yang ada di sana.
1.2  TUJUAN KUNJUNGAN
Untuk menambah pengetahuan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya Betawi dan kehidupan masyarakat di sana. Serta dapat  menyikapi bagaimana melestarikan kebudayaan Betawi ini.
1.3  TUJUAN LAPORAN
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS sebagai dokumntasi kegiatan kunjungan. 
 Adapun metode yang digunakan adalah:
1.      Metode Observasi
Penyususn melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan data melalui praktik dan turun langsung.

2.      Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan pengelola tempa kebudayaan.

3.      Metode Ceramah
Beberapa pengelola memberikan ceramah dan penjelasan mengenai hal yang berkaitan dengan kebudayaan Betawi.





1.4  MANFAAT KUNJUNGAN
Diharapkan mahasiswa dapat mengambil pelajaran dari kunjungan ini dan dapat melestarikan budaya Betawi serta dapat mengetahui potensi apa saja yang ada disekitar Setu Babakan. Sehingga mahasiswa dapat lebih mencintai budaya Indonesia, termasuk Budaya Betawi ini.
1.5  LOKASI DAN WAKTU KUNJUNGAN
Lokasi Kunjungan ke Perkampungan Kebudayaan Betawi Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakara, Jakarta Selatan, Indonesia. Dilaksanakan pada tanggal 30 November 2015.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 MENGENAI SETU BABAKAN
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung.di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, seperti memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.  
Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memeiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 Hektar diantaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3`000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tiggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagin kecil lainnya adalah para pendatang dari  Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebuah Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagia kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004 yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, seni tari, seni musik, dan seni drama.
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung dilakukan karena seiring berjalannya waktuperkampungan terseut semakin luntur dari nuansa Betawi-nya. Dari pengalaman ini, pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yng sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan cagar budya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan cukup, pada tahun 2004, Setu babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat knjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya yang masih terjaga secara baik.wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat runah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang menjajakan makanan-makanan khas Betawi seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong,dan ondel-ondel yang sering dientskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu.sselain pergelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur’an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun  budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, perkampungan biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau untuk sekedar untuk bersenda guraudan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menusuri dan mengelilingi danau.
Wisatawan yang berkunjung keperkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulangbuh-buahan tersebut, maka pengunjung dapar membelinyadengan terlebih dahulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng,gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi. Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Selain itu Setu Babakan adalah satu tempat favorit bersepeda santai di Jakarta Selatan.  
2.2 PROSES OBSERVASI BUDAYA
 Pada kesempatan ini, kami mahasiswa kelas F PGSD UNJ 2015 berkesempatan mengunjungi tempat kebudayaan Betawi Setu Babakan yang mana dengan diadakannya kunjungan ini kami mahasiswa dapat mengetahui apa-apa saja kebudayaan Betawi dan diharapkan kami dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan kami sendiri. Sehingga kebudayaan tersebut dapat terus dilestarikan
Berikut ini beberapa observasi yang kami lakukan selama kunjungan di tempat Kebudayaan Setu Babakan adalah:
1.      Membuat Makanan Khas Betawi Kembang Goyang
Kembang goyang merupakan salah satu makanan khas Betawi. Dinamakan kembang goyang karena cetakannya yang berbentuk bunga atau kembang. Sedangkan kata “goyang” sendiri karena proses pembuatannya yang mengharuskan kita untuk menggoyang-goyangkan tangan. Kembang goyang biasanya dihidngkan pada saat-saat tertentu, seperti acara pernikahan, acara adat, dan hari Raya Idul Fitri. Pada proses pembuatan kembang goyang ini kami dipandu oleh salah satu pengurus Kebudayaan Betawi yang bernama Mpok Uyun.
Baban-bahan pembuatan kembang goyang:
1.      ½ kg tepung terigu
2.      1 butir telur
3.      Garam
4.      Santan
5.      ¼ kg gula pasir
6.      Mentega
7.      Minyak goreng

Cara membuat:
1.      Kocok telur dan gula hingga mengembang, setelah itu masukkan tepung terigu, garam, santan, dan mentega hingga merata.
2.      Panaskan minyak dalam jumlah banyak. Celupkan cetakan kembang goyang. Setelah panas, segera masukkan cetakan kedalam adonan, jaga jangan sampai permukaan cetakan ikut tertutup adonan.
3.      Masukkan cetakan yang sudah bersalut adonan ke dalam minyak, tetapi jangan sampai menyentuh dasar wajan.
4.      Goreng sambil goyang-goyangkan cetakan hingga adonan terlepas. Masak hingga matang dan berwarna kuning kecokelatan. Angkat dan tiriskan
5.      Sajikan


2.      Membuat Kerajinan Batik Khas Betawi
Setelah kami membuat kembang goyang, kami diajak oleh pemanduke tempat pembuatan batik. Di sana ada berbagai macam motif batik khas Betawi, seperti orang sedang silat, ondel-ondel, dll. Selain itu juga kita diperkenalkan oleh berbagai macam cara pembuatan batik, yaitu batik tulis dan batik cetak.

Kami juga dijarkan untuk membuat batik tulis. Ternyata setelah sampai ditempat pembuatan batik sudah ada 2 pemandu wanita yng kan mengajarkan kami. Berikut ini bahan dan cara membuat batik tulis adalah:

Bahan-bahan:
1.      Canting
2.      Kain mori yang sudah dipola
3.      Malam
4.      Wajan kecil
Cara membuat batik:
1.      Masukkan canting kedalam wajan yang telah berisikan malam yang sudah cair
2.      Tulis batik sesuai dengan polanya

3.      Membuat Kerajinan Ondel-ondel Mini

Setelah kami selesai membatik, kami diajak lagi ke tempat awal kami berkumpul. Di sana sudah ada pemandu yang akan memnjelaskan kami bagaimana cara membuat ondel-ondel mini. Berikut ini adalah bahan dan cara membuat kerajinan ondel-ondel mini adalah sebagai berikut:
Bahan-bahan:
1.      Shuttlecock bekas
2.      Kain perca dengan berbagai bentuk dan berbagai warna
3.      Lem
4.      Jarum pentul yang sudah ditusukkan mutiara
5.      Mata buatan
6.      Spidol merah dan spidol hitam

Cara membuat:
1.      Siapakan shuttlecock bekas
2.      Lilitkan kain perca membentuk badan shuttlecock
3.      Hias kepala kok dengan mata buatan
4.      Kemudian diatas kepala kok, tusukkan jarum yang sudah dihias dengan mutiara
5.      Bentuk muka ondel-ondel mnggunakan spidol merah dan spidol hitam.



BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Sebagai generasi muda, khususnya para remaja kita mempunyai kewajiban untuk melestarikan budaya setempat. Dengan diadakannya kunjungan ini, diharapkan bisa lebih mencinti kebudayaan sendiri.
3.2  Saran
Akan lebih baik lagi kalau sarana dan prasarana tersebut diperbaiki dan lebih ditingkatkan. Agar para wisatawan lebih banyak lagi yang berkunjung.









DAFTAR PUSTAKA






                                                                        LAMPIRAN















           






Tidak ada komentar:

Posting Komentar