Selasa, 08 Desember 2015

LAPORAN KUNJUNGAN
SETU BABAKAN
Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dosen : Dr. Ajat Sudrajat, M.pd




Disusun Oleh :

Nama : Syifa Fauziyah
NIM : 1815152845
Kelas : F

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya  panjatkan kehadirat Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Hasil Observasi Budaya Betawi ini tepat pada waktunya.
           Laporan hasil observasi ini berisikan hasil observasi saya mengenai kebudayaan betawi yang ada di Setu Babakan. Tentu saja dalam obeservasi ini, banyak pihak yang membantu sehingga dapat berjalan lancar, maka dari itu saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya  kepada:
1.       Bapak Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing dan dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memberikan tugas observasi ini kepada saya.
2.      Bang Roni yang telah membimbing dan memberi penjelasan selama kegiatan observasi
3.      Mpok Yuyun, Bang Dede serta para pekerja setu babakan yang bersedia mengajarkan bagaimana proses pembuatan kembang goyang, batik betawi dan ondel-ondel.
4.      Teman- teman kelas F  PGSD UNJ 2015 yang telah bersama sama mengikuti kegiatan observasi di situ babakan.
      Akhir kata saya berharap agar laporan hasil observasi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan tentunya bagi pembaca sebagai sumber pengetahuan baru dan motivasi agar terus menjaga kebudayaan betawi.

Jakarta, 5 Desemeber 2015


Penulis









Bab 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Terkait dengan tugas laporan ini saya menjadi tau lebih banyak budaya betawi. Budaya Betawi adalah budaya asli orang Jakarta yang sudah mulai ditinggalkan di beberapa daerah di Jakarta. Orang betawi asli sudah tidak tersebar luas di seluruh wilayah Jakarta. Kini orang Betawi asli mulai sedikit tergeser ke daerah Jakarta Selatan, Depok, Bekasi, dan beberapa daerah sekitar Jakarta lainnya.
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa tidak boleh melupakan begitu saja budaya betawi ini dan harus terus melestarikannya. Oleh karena itu sebagai mahasiswa saya dan teman-teman kelas F PGSD 2015 melakukan observasi di sebuah tempat yang juga sangat menarik. Ditengah kota metropolitan masih ditemukan suatu tempat yang masih kental akan kebudyaan betawi yaitu situ babakan. Walaupun banyak hal-hal baru di kota Jakarta, tetapi tempat ini secara khusus telah di rancang dengan kekentalan budaya betawi. Berbagai kebudayaan betawi seperti makanan dan adat istiadat juga dapat kita temukan ditambah suasana alam serta wisata air yang menambah kenyamanan Situ Babakan.
1.2  Tujuan Observasi
Tujuan dari kunjungan ke perkampungan budaya betawi Setu Babakan ini adalah untuk mengenal lebih jauh apa saja budaya betawi yang harus dijaga, dikembangkan, dan dikenalkan kepada masyarakat dan anak-anak generasi muda yang sekarang ini.
1.3  Tujuan Laporan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS.
1.4  Manfaat Observasi
Manfaat dari observasi  ini adalah:
1.      Menambah wawasan tentang budaya betawi yang beragam
2.      Menambah kecintaan  terhadap budaya Betawi yang harus dilestarikan dan dijaga, agar generasi muda di masa depan dapat juga mengenal kebudayaan betawi yang beraneka ragam
1.5  Pelaksanaan Observasi
1.      Hari, tanggal : Senin, 30 November 2015
2.      Waktu           : Pukul 08.00 – 12.00 WIB
3.      Tempat         : Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan






Bab 2
PEMBAHASAN
2.1  Sejarah Setu Babakan
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,  Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.

Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.

Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.

Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.

Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.

2.2  Kegiatan di Setu Babakan
Selama saya berkunjung ke Setu Babakan, saya dapat mencoba sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan  pelestarian  Budaya Betawi seperti berikut :

2.2.1       Membuat Kembang Goyang
Kembang Goyang adalah salah satu makanan khas betawi yang banyak digemari di semua kalangan, tidak hanya orang betawi asli. Nama kembang goyang dibuat karena kembang berarti bunga yang mekar, seperti bentuk dari cetakan kembang goyang itu sendiri. Sedangkan goyang karena dalam proses pembuatannya yaitu dengan digoyang-goyang cetkan saat menggoreng. Kembang Goyang betawi mempunyai rasa yang manis. Kembang goyang betawi berbeda dengan kembang goyang lain, kembang goyang betawi hanya memiliki satu warna yaitu putih dan ditambahkan wijen pada adonan. Berbeda dengan kembang goyang khas sunda yang biasa kita temukan di jalan raya bogor yaitu berwarna-warni. Kembang goyang Betawi memiliki tekstur renyah dan gurih sehingga banyak dinikmati pada saat hari raya atau acara-acara keluarga.

Proses pembuatan Kembang Goyang sebagai berikut :
1.      Bahan yang diperlukan untuk membuat Kembang Goyang :



·         Telur ayam
·         Mentega
·         Gula pasir
·         Garam
·         Tepung terigu
·         Santan kelapa
·         Air putih
·         Minyak goreng




2.      Cara Pembuatan Kembang Goyang :
·         Membuat adonan dengan memasukan telur, mentega, gula pasir, garam aduk sampai gulanya halus.
·         Lalu masukan tepung terigu, santan kelapa dan air putih, aduk merata sampai adonan tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair.
·         Siapkan cetakan kembang goyang, panaskan ke dalam minyak panas.
·         Setelah cetakan panas, celupkan cetakan ke dalam adonan lalu masukkan dalam minyak sambil digoyang–goyang sampai kue terlepas dari cetakan.
·         Goreng sampai kering dan matang kecoklatan.
·         Angkat dan tiriskan.

2.2.2       Batik Betawi
Batik Betawi tidak jauh berbeda dengan batik dari daerah lain. Cara pembuatannya pun sama. Hanya motif yang membbedakan batik khas Betawi dengan batik dari daerah lain. Cara membuat batik Betawi dengan menggunakan teknik pencetakan, dan tulis. Biasanya jika batik khas Betawi menggunakan motif-motif dari keragaman Budaya Betawi itu sendiri. Seperti motif Ondel-Ondel, motif penari Jaipong, dan masih banyak lagi.
2.2.3       Membuat miniatur Ondel-Ondel
Saat saya berkunjung ke kampung budaya Betawi Seu Babakan, saya diberikan kesempatan untuk membuat miniatur Ondel-Ondel khas Betawi. Berikut cara dan bahan yang diperlukan untuk membuat miniatur Ondel-Ondel :
Bahan :
§    Shuttlecock bekas
§    Kain bekas
§    Kain flannel
§    Mata buatan
§    Lem putih
§    Spidol
§    Dll
Cara pembuatan :
1.      Kain bekas yang sudah digunting sesuai ukurannya di rekatkan padashuttlecock dengan menggunakan lem putih;
2.      Berikut juga kain flannel dan mata buatannya hingga membentuk seperti ondel-ondel;
3.      Tambahkan mata, hidung dan mulut menggunakan spidol sesuai keinginan;
4.      Tambahkan kreasimu untuk ondel-ondel mini agar dapat terlihat lebih cantik dan menarik.
Bab 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dengan diadakannya perkampungan Setu Babakan ini saya menjadi lebih tau tentang sejarah dab budaya Betawi.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
3.2  Saran
Semoga dengan adanya kunjungan ini, membuat kita semakin cinta dengan kebudayaan-kebudayaan di Indonesia. Serta memiliki kemauan dan ikut andil dalam upaya melestarikan dan memajukan baik di tingkat nasional maupun internasional.
























DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar