LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI
( Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS )
Dosen: Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
Disusun oleh:
Nada Inas Nabilah Rangkuti
1815152638
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2015
Kata Pengantar
Puji serta syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil
kunjungan budaya ini. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS. Selain itu
laporan ini juga bertujuan untuk penyusunan Laporan Kunjungan Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan dari data yang telah diperoleh selama kunjungan.
Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami sehingga penulis dapat
memenuhi tugas pada mata kuliah ini.
2.
Bang Indra Sutisna, S.Kom selaku Narasumber
Kunjungan Budaya Betawi Situ Babakan yang telah membimbing selama kami
melaksanakan kunjungan.
3.
Bang Roni, selaku pengarah selama kami
melaksanakan kunjungan.
4.
Pihak-pihak terkait yang telah membantu
kegiatan sehingga dapat terlaksana dengan lancar.
Demikian
kata pengantar ini penulis sampaikan. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk laporan ini agar dapat menjadi pelajaran untuk tugas yang akan
diberika selanjutnya. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pihak lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Masalah
B.
Tujuan Observasi
C.
Manfaat Kunjungan
D.
Lokasi Kunjungan dan
Waktu
BAB II Pembahasan
A.
Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan
B.
Kuliner Betawi
C.
Kerajinan Betawi
D.
Kesenian Betawi
BAB III
A.
Kesimpulan
B.
Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Selain memiliki wilayah yang luas dan sumber daya alam melimpah, Indonesia
juga memiliki banyak suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Seiring
berjalannya waktu, sudah banyak perubahan yang telah dialami oleh Indonesia
terutama dalam hal kebudayaan.
Indonesia merupakan masyarakat
yang multikultural, yang artinya adalah masyarakat yang
terdiri atas berbagai macam suku bangsa dimana masing-masing mempunyai struktur
budaya yang berbeda-beda. Kunjungan ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
ini dimaksudkan agar mahasiswa lebih mengenal kebudayaan masyarakat Betawi yang
berada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Bababkan.
B. Tujuan Observasi
Tujuan
dari observasi ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini adalah:
1. Memperkenalkan
mahasiswa tentang kebudayaan yang ada di Indonesia, salah satunya berada di
daerah Jakarta.
2. Mengetahui
informasi yang ada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
3. Agar
mahasiswa dapat ikut melestarikan kebudayaan Indonesia
C.
Manfaat Kunjungan
Observasi ke lokasi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini
diharapkan mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak keanekaragaman kebudayaan
Betawi dan penduduk asli betawi di kehidupan sehari-hari, pemanfaatan potensi
wisata di sekitar kawasan Setu Babakan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan
yang ada di Indonesia.
D. Lokasi Kunjungan dan Waktu
Lokasi
observasi yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan berada di Jalan Moch.
Kahfi, Kelurahan Serengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan,
Indonesia dekat Kota Depok. Kunjungan dilaksanakan pada Senin, 30 November
2015.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan
Perkampungan budaya ini didirikan pada 18 Agustus
2000 dengan diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur DKI No. 92 tahun 2000. Setu
Babakan atau Danau Babakan terletak
di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa yang berfungsi sebagai
pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga
untuk menjaga warisan budayaJakarta, yaitu budaya asliBetawi. Situ atau setu Babakan
merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal
dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan
untuk memancing bagi warga sekitarnya.
Di perkampungan ini, masyarakat
Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,
memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat
makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan
dan meningkatkan taraf hidupnya. Taman disekitarnya ditanami dengan
beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu,
Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan
Jengkol.
Setu Babakan
adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari
sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana, rutinitas keagamaan, maupun
bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di
antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32
hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga.
Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal
di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang,
seperti pendatang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dll yang sudah
tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Ada 3 hal
menjadi alasan pemerintah untuk menjadikan Perkampungan Budaya Betawi di
kawasan Setu Babakan, yaitu:
1.
Faktor Masyarakat
Dikawasan
ini masyarakat betawi menjadi mayoritas, perbandingannya 60% : 40% masyarakat
pendatang.
2.
Kultur Budaya
Karena di
kawasan ini masyarakat betawi menjadi mayoritas, jadi kultur dan budayanya
masih cukup terjaga.
3.
Faktor Alam
Faktor alam
di kawasan ini sangat menunjang kerena terdapat 2 setu atau danau alami yang
tanpa dibuat oleh manusia tetapi sudah tersedia secara alami. Masih banyaknya
tanaman khas betawi juga menjadi daya tarik di kawasan ini, diantaranya ada
buah kecapi, pohon jamblang, rambutan rabiah, dan lainnya masih terjaga disini.
Semua
faktor-faktor tersebut menjadikan kawasan ini juga memiliki 3 konsep wisata,
yaitu: Wisata Budaya, Wisata Agro, dan Wisata Air. Walau demikian, wisata
budaya lah yang diutamakan di kawasan ini.
Fungsi dari
Perkampungan Budaya Betawi berdasarkan Perda No. 3 tahun 2005 ada 6, yaitu:
1
Sebagai sarana ibadah
2
Sebagai sarana pemukiman atau tempat tinggal
3
Sebagai sarana informasi
4
Sebagai sarana pelestarian dan pengembangan
5
Sebagai sarana penelitian
6
Sebagai sarana pariwisata
B.
Kuliner Betawi
Selain potensi wisata alam, Perkampungan Budaya Setu Babakan ini juga
menyediakan berbagai macam kuliner khas betawi seperti Kerak Telor, Bir Pletok, dan Kembang Goyang. Saat kami melaksanakan
kegiatan tersebut, narasumber mengajak kami untuk melihat dan mencoba salah
satu kuliner khas Betawi yaitu Kembang Goyang.Dinamakan Kembang Goyang karena
bentuknya seperti kembang, atau dalam bahasa Indonesia dikenal juga sebagai
bunga.
Bahan dan cara pembuatan makanan ini sangat sederhana. Bahan yang
digunakan yaitu: telur, mentega, gula pasir, santan kelapa, air putih, garam
dan minyak goreng. Alat yang digunakan terdiri dari wajan, kompor, sumpit
(untuk mengangkat), dan cetakan khusus Kembang Goyang. Cetakan Kembang Goyang
dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional. Ada beberapa ukuran cetakan yang
bisa digunakan. Pada saat observasi, narasumber menggunakan cetakan berukuran
sedang.
Cara
membuat Kembang Goyang:
1.
Masukkan telur, gula, mentega, ditambah
sedikit garam, lalu aduk hingga gulanya halus tercampur dengan bahan lainnya.
2.
Masukkan tepung terigu, santan kelapa, dan
air putih. Aduk adonan hingga teksturnya tidak terlalu kental dan tidak terlalu
cair.
3.
Siapkan minyak goreng yang sudah dipanaskan
dalam wajan.
4.
Lalu letakkan cetakan Kembang Goyang sampai
panas.
5.
Masukkan cetakan ke dalam adonan tanpa
menutupi permukaan cetakan, lalu angkat dan masukkan ke dalam minyak.
6.
Goyang-goyangkan cetakan hingga adonan terlepas
dari cetakan.
7.
Tunggu beberapa saat, lalu angkat. Tunggu
hingga Kembang Goyang mengeras dan siap untuk dimakan.
C.
Kerajinan Betawi
Batik
merupakan salah satu busana asli Indonesia yang sudah diakui oleh dunia dan
secara resmi UNESCO menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Sejak itu pula batik semakin populer sebagai salah satu busana dunia. Motif
batik sangat bermacam-macam tergantung pada budaya masing-masing daerah. Salah
satu daerah yang juga memiliki batik khas adalah Jakarta.
Salah
satu pusat batik betawi di Jakarta adalah di Perkampungan Budaya Setu Babakan
namanya Rumah Batik Keluarga Batik Betawi Warna Alam. Kita juga bisa belajar
membuat batik Betawi di Setu Babakan. Motif batik Betawi diambil dari kearifan
lokal Betawi yaitu motif Ondel-ondel, motif Bungan Nusa Kelapa dan motif
Ciliwung. Batik Betawi terdiri dari 2 jenis yaitu batik tulis dan batik cap.
Proses
pembuatan batik betawi:
1.
Menggambar pola atau motif untuk
diaplikasikan ke kain mori, untuk batik tulis. membuat pola atau cap untuk
batik cap.
2.
Membatik, yaitu dengan menorehkan cairan
lilin malam menggunakan canting ke kain yang sudah digambar pulanya.
3.
Kemudian proses pewarnaan kain. Kain
dicelupkan ke dalam pewarna. Pewarna yang digunakan adalah pewarna alami yang
terbuat dari berbagai tanaman sepertu sacang dan pewarna sintetis.
4.
Selain itu malam pada kain di kerok secara
hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air.
Setelah itu kain diangin-anginkan.
5.
Lalu proses pewarnaan lagi.
6.
Tahap terakhir dalam pembuatan kain batik
tulis maupun cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini,
pembatik melepaskan seluruh lilin malam dengan memasukkan kain yang sudah cukup
tua warnanya ke dalam air mendidih.
7.
Setelah kain diangkat, kain dibilas dengan
air bersih dan kemudian diangin-anginkan hingga kering.
D.
Kesenian Betawi
Ondel-ondel merupakan salah satu kebudayaan betawi yang bisa dibilang
sebagai Maskotnya Kota Jakarta. Ondel-ondel umumnya berwarna warni dan selalu
berpasangan, kerangka ondel-ondel ini terbuat dari bamboo sehingga mudah untuk
dipikul, bagian kepala terbuat dari topeng sedangkan rambutnya terbuat dari
ijuk atau yang biasa digunakan untuk membuat sapu.
Ondel-ondel sudah ada sejak jaman penjajahan. Fungsi ondel-ondel mulanya
adalah sebagai pengusir roh-roh halus, penolak bala, dan lain sebagainya. Cara
pembuatannyapun tidak sembarangan karena ada ritual-ritual khusus yang harus
dijalani. Waktu pelaksanaannyapun tidak sembarangan dengan harapan ruh yang
akan masuk ke dalam tubuh ondel-ondel tersebut membawa hal baik yang akan
mengusir hal jahat yang akan datang.
Namun saat ini ondel-ondel sudah dijadikan rakyat sejak pemerintahan
Gubernur Jakarta yaitu Bapak Ali Sadikin pada tahun 1966-1977. Sosok
Ondel-ondel ini juga belum semenarik sekarang. Dahulu ondel-ondel ini mirip
dengan orang-orangan sawah, namun oleh Bapak Ali Sadikin tampilannya mulai diubah hingga menarik
seperti saat ini. Ondel-ondel juga sering diiringi dengan musik gambang kromong
yaitu musik khas Betawi yang dimainkan secara berkelompok.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Indonesia merupakan masyarakat yang multikultural, yang artinya adalah
masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa dimana masing-masing
mempunyai struktur budaya yang berbeda-beda. Kebudayaannyapun beragam, mulai
dari suku, bahasa, budaya, kesenian, tarian,
dll. Kunjungan ke Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan ini dimaksudkan agar mahasiswa bisa lebih mengenal
kebudayaan masyarakat Indonesia khususnya Betawi yang berada di Perkampungan
Budaya Betawi Setu Bababkan, terutama pada era globalisasi saat ini. Untuk itu,
perlu adanya dukungan dan kepedulian masyarakat Indonesia khususnya, agar
kebudayaan Indonesia tidak hilang atau merasa diambil oleh bangsa lain.
B. Kesan dan Saran
Sebaiknnya situs kebudayaan seperti Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan ini lebih dikenalkan lagi kepada masyarakat luas, agar pemuda dan
anak-anak pun ikut melestarikan dan lebih mencintai kebudayaan yang ada di
Indonesia. Untuk itu, perlu adanya dukungan dan kepedulian masyarakat Indonesia
khususnya, agar kebudayaan Indonesia tidak hilang atau merasa diambil oleh
bangsa lain.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar