Senin, 07 Desember 2015

Lista Yoseva M / Kelas F / NIM:1815152916

Laporan Hasil Observasi Situs Budaya
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
Dosen : Ajat Sudrajat, M.Pd














Disusun Oleh :
Lista Yoseva Manalu                        1815152916

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA



KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izinNya penulis dapat melaksanakan observasi ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dan menyelesaikan laporan observasi ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan observasi ini masih jauh dari harapan dan mungkin tidak akan selesai tanpa bantuan dan arahan dari banyak pihak. Maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.     Ajat Sudrajat, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS
2.     Indra Sutisna, S.kom,  selaku Narasumber Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
3.     Roni, selaku pemandu wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
4.   Teman-teman mahasiswa kelas F PGSD UNJ 2015, yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis
Dengan ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat menyusun laporan observasi ini dengan sebaik-baiknya, akan tetapi bagaimana pun laporan observasi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritikan sangat penulis butuhkan dan akan penulis terima dengan senang hati.
            Akhir kata semoga laporan observasi ini berguna bagi kita semua. Dan apabila ada kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Jakarta,  November 2015
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.       Tujuan Observasi
C.       Tujuan Penulisan Laporan Observasi
D.      Metode Penulisan Laporan Observasi
E.       Sistematika Penulisan Laporan Observasi
BAB II PEMBAHASAN
A.      Situs Budaya “Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan”
B.       Kegiatan Observasi Selama di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan
B.       Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Pelaksanaan observasi ini merupakan kegiatan wajib di mata kuliah Konsep Dasar IPS untuk mahasiswa kelas F jurusan PSGD UNJ 2015 di semester pertama.
Dipilihnya Situs Budaya “Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan” bertujuan agar mahasiswa mendapat tambahan pengetahuan tentang salah satu budaya di Indonesia, dan memupuk rasa nasionalisme terhadap budaya bangsa.

  1. Tujuan Observasi
Adapun tujuan pelaksanaan Observasi Situs Budaya “Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan” adalah sebagai berikut:
1)   Mendukung upaya pembentukan karakter mahasiswa. Mahasiswa bisa memetik banyak manfaat dengan mengunjungi situs-situs budaya yang ada.
2)         Menambah pengetahuan mahasiswa tentang salah satu budaya di Jakarta.
3)         Memotivasi mahasiswa agar melindungi dan melestarikan budaya bangsa.

  1. Tujuan Penulisan Laporan Observasi
Adapun maksud dari disusunnya laporan observasi ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS di Tahun Akademik 1 2015/2016 Semester 103. Dalam melaksanakan observasi ini, penulis telah melaksanakan kegiatan ini pada Senin, 30 November 2015.
Laporan observasi ini adalah hasil penulisan mahasiswa setelah menyelesaikan observasi berdasarkan informasi yang diperoleh dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Adapun tujuan pembuatan laporan ini antara lain:
1)   Memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS di Tahun Akademik 1 2015/2016 Semester 103.
2)   Mendorong mahasiswa agar mampu mengembangkan atau mengemukakan pikiran dan pendapatnya serta mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan yang sistematis, logis dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3)   Sebagai pertanggungjawaban mahasiswa yang telah melaksanakan observasi.
4)   Sebagai salah satu bukti tertulis bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah melakukan observasi dengan baik.

  1. Metode Penulisan Laporan Observasi
Dalam penyajian karya tulis ini, penulis mengumpulkan informasi selama penulis melaksanakan observasi. Adapun cara-cara yang penulis lakukan dalam pengumpulam informasi tersebut adalah sebagai berikut:
1)                           Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
2)                           Metode Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan penulis mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog secara lisan, contohnya melalui sesi tanya jawab selama kegiatan observasi berlangsung.

E.                          Sistematika Penulisan Laporan Observasi
Dalam menyusun laporan ini penulis membagi bahasan menjadi 3 (tiga) Bab. Pada setiap bab tersebut akan dibahas masalah yang saling berkaitan, antara lain sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini, penulis menguraikan tentang Latar Belakang, Tujuan Observasi, Tujuan Penulisan Laporan Observasi, Metode Penulisan Laporan Observasi dan Sistematika Penulisan Laporan Observasi.
Bab II Pembahasan. Pada bab ini, penulis menguraikan tentang Situs Budaya “Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan” dan Kegiatan Observasi Selama di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
Bab III Penutup. Pada bab ini, penulis menguraikan tentang kesimpulan, saran, daftar pustaka, serta lampiran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.              Situs Budaya “Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan”
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang diperuntukkan untuk pelestarian warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.
Situ Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektare (79 akre) dengan kedalaman 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan sebagai tempat wisata alternatif, bagi warga dan para pengunjung.
Taman disekitarnya ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan Jengkol.
Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, dan lain-lain.
Wisata budaya yang disajikan antara lain rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta.
Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng.
Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan.
Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari pemda DKI.
Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan kebudayaan betawi yang makin tergerus oleh zaman, tapi digunakan juga sebagai tempat alternatif rekreasi yang berlokasi di selatan jakarta. selain fungsi utamanya sebagai penampung air resapan untuk selatan Jakarta.

B.                Kegiatan Observasi Selama di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
Dalam kesempatan yang lalu, penulis beserta mahasiwa kelas F jurusan PGSD UNJ 2015 lainnya berkesempatan mengunjungi salah satu situs budaya di Jakarta, yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
Seperti yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya, banyak sekali wisata budaya yang disajikan situs budaya ini. Namun, tempat yang menjadi tugas untuk penulis melakukan observasi adalah Tempat Pembuatan Kembang Goyang, Tempat Pembuatan Batik Khas Betawi dan Tempat Pembuatan Ondel-ondel Mini.
1)                                         Kembang Goyang
Tempat yang penulis kunjungi pertama, yaitu Tempat Pembuatan Kembang Goyang. Kue ini adalah salah satu kue tradisional khas Betawi. Nama kembang goyang berasal dari bentuknya yang menyerupai kelopak bunga atau kembang dan proses membuatnya digoyang-goyang hingga adonan terlepas dari cetakan.
Berikut ini adalah bahan-bahan dan cara membuat kembang goyang:
Bahan: telur ayam, mentega, gula pasir, garam, tepung terigu, santan kelapa, air, dan minyak goreng.
Cara membuat:
  • Kocok telur ayam dan gula pasir hingga mengembang
  • Masukkan tepung terigu, garam dan santan kelapa, campur hingga rata
  • Panaskan minyak goreng dalam jumlah banyak dan panaskan cetakan
  • Celupkan cetakan kembang goyang ke adonan
  • Masukkan ke dalam penggorengan, goreng sambil goyangkan cetakan hingga adonan terlepas
  • Setelah adonan berwarna kuning keemasan, angkat dan tiriskan.

2)                                Batik
Setelah itu, penulis melanjutkan perjalanan ke tempat pembuatan batik. Narasumber menjelaskan, bahwa jenis batik disini dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu batik tulis dan cap.
Dalam observasi tersebut penulis diajarkan cara membuat batik tulis. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik tulis adalah kain mori (20x20cm), canting, lilin/malam, wajan dan kompor.
Di tempat ini sudah disiapkan kain yang sudah memiliki pola untuk selanjutnya akan ditulis dengan canting. Proses ini cukup sulit untuk pemula seperti penulis, instruktur di tempat ini berkata bahwa untuk sampai ahli dalam membatik diperlukan waktu kurang lebih 6 (enam) bulan.


3)                                         Ondel-ondel mini
Berikutnya adalah tempat pembuatan ondel-ondel mini. Sebelum membuat souvenir khas dari situs budaya ini, narasumber sedikit menjelaskan tentang ondel-ondel. Dahulu, ondel-ondel dibuat untuk mengusir hantu, dan hal-hal berbau mistis lainnya. Namun di zaman modern ini, ondel-ondel dijadikan sebagai pajangan saja dan juga sebagai alat hiburan.
Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu, shuttlecock bekas, kain perca, pernak-pernik (untuk mata dan hiasan kepala), lem, dan spidol. Cara membuatnya adalah tempel kain-kain perca yang sudah diberi pola di shuttlecock, hias bagian wajah dengan spidol.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Budaya Betawi adalah budaya khas Jakarta yang kini kian tergerus oleh perkembangan zaman. Setu Babakan merupakan salah satu cagar budaya Betawi yang bertujuan untuk melestarikan kebudayan Betawi.

B.       Saran
Saran bagi pembaca khususnya pemuda adalah cintailah budaya bangsa. Begitu banyak dan indahnya budaya-budaya Indonesia, jangan kita menyibukkan diri dengan mempelajari budaya-budaya diluar Indonesia.
Saran bagi Situs Budaya Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, tambahkan jumlah pekerja, sehingga pada saat banyak pengunjung yang datang ke tempat pembuatan makanan ataupun kerajinan, instruktur tidak kewalahan dalam mengajari satu per satu pengunjung.


DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar