Senin, 07 Desember 2015

Diahayu Ratika Santi / Kelas F / NIM 1815152649





LAPORAN HASIL OBSERVASI
KUNJUNGAN BUDAYA BETAWI
DI SETU BABAKAN
 (Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen: Ajat Sudrajat, S.Pd. M,Pd







Disusun oleh:

Diahayu Ratika Santi     (1815152649)
Kelas F PGSD UNJ 2015



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015





KATA PENGANTAR


    Pertama-tama saya ingin memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena  atas berkat dan rahmat - Nya saya bisa menyelesaikan laporan observasi ini sesuai dengan baik dan lancar.
Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan laporan ini, yaitu kepada:
1.      Kedua Orang tua yang selalu memberi saya dukungan dan semangat
2.      Bapak Ajat Sudrajat, S.Pd, M,Pd selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memberi kesempatan kami untuk melakukan observasi.
3.      Bang Indra Sutisna, S.Kom selaku pengelola Setu Babakan
4.      Bang Roni, selaku pemandu wisata yang memberikan informasi mengenai setu babakan
5.      Rekan-rekan yang sudah membantu saya dalam menulis laporan ini
 
     Saya berharap laporan hasil observasi ini bisa bermanfaat untuk pembaca walaupun laporan hasil observasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar saya dapat mengetahui kesalahan dan kekurangan dalam menyusun laporan ini agar lebih baik lagi.


Jakarta, 7 Desember 2015
Diahayu Ratika Santi




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ………………………………………......……………...….i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….…..ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                         
    1.1 Latar Belakang …………………………………………………...........……....…1
    1.2 Rumusan Masalah ……………………………...…………………...........………1
    1.3 Tujuan ……………………………...…….………………………….....................1
    1.4 Manfaat ……………………………………………………………...........….…...2
    1.5 Metode Observasi …………………………………………………...........……....2
    1.6 Waktu dan Tempat …………………………………………………..............…....2
BAB II PEMBAHASAN
    2.1 Sejarah Setu Babakan ……………………………………………….............…….3
     2.2 Kegiatan Observasi ……………………………………………………….............4
BAB III PENUTUP
    3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..............7
    3.2 Kesan ……………………………………………………………….….............….7
    3.3 Saran ……………………………………………………………….…...................7
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..…..........8
LAMPIRAN ………………………………………………………………...…...…9






BAB  I
PENDAHULUAN


  1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai kepulauan yang dimana kepulauan itu terdapat banyak daerah-daerah. Di setiap daerah biasanya memiliki suku atau orang asli. Termasuk di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Di DKI Jakarta terdapat suku betawi. Orang asli Jakarta atau yang biasa dikenal dengan suku betawi tentu saja memiliki budaya sendiri. Kita sebagai orang Indonesia khususnya orang betawi harus mengetahui dan mengenal budaya yang ada di Indonesia termasuk budaya betawi. Untuk itu diadakan observasi di setu babakan untuk mengetahui budaya betawi termasuk makanan khas betawi dan kesenian khas betawi.

     1.2 Rumusan Masalah
Masih ada orang yang belum mengenal apa saja budaya betawi. Pada hasil observasi yang saya lakukan di setu babakan, saya akan membahas sejarah Setu Babakan dan budaya yang ada di betawi termasuk makanan khas betawi dan kesenian khas betawi,anatara lain: membuat kembang goyang, membuat batik, dan membuat ondel-ondel.

     1.3 Tujuan
Tujuan diadakan observasi di setu babakan adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang sejarah setu babakan dan apa saja budaya yang ada di betawi termasuk makanan khas betawi dan kesenian khas betawi,anatara lain: pembuatan kembang goyang, membuat batik, dan membuat ondel-ondel.
 
    1.4 Manfaat
Laporan observasi ini sangat bermanfaat bagi saya selaku penulis, karena dapat:
          1. Melatih dalam menulis karya tulis agar terbiasa dan lebih baik
        2. Memberi kesempatan bagi penulis untuk mempelajari, mengamati, dan mengenal budaya betawi di setu babakan
           3. Sebagai pedoman pembelajaran
Laporan observasi juga sangat bermanfaat bagi pembaca, karena dapat:
           1. Mengenal dan menambah wawasan pembaca tentang  budaya betawi
           2. Sebagai pedoman pembelajaran

     1.5 Metode Observasi
Dalam melakukan observasi , saya menggunakan berbagai metode, yakni:
1.      Metode ceramah
Pihak dari Setu Babakan memberikan ceramah dan penjelasan mengenai kebudayaan betawi
2.      Metode wawancara
Melakukan tanya jawab kepada pihak Setu Babakan untuk mengorek informasi lebih dalam mengenai kebudayaan betawi
3.      Metode praktek
Melakukan praktek langsung dalam kegiatan observasi

    1.6  Waktu dan Tempat
Saya dan teman-teman kelas F PGSD UNJ 2015 melakukan observasi pada:
Waktu    : Senin, 30 November 2015 
Tempat   : Setu Babakan terletak di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta  Selatan



BAB II
PEMBAHASAN


2.1    Sejarah Setu Babakan
    Berdasarkan SK Gurbenur nomor 32 tahun 2002, dimulailah tahap awal pembangunan perkampungan budaya betawi. Diresmikannya Setu Babakan yakni satu tahun setelah awal pembangunan sekitar tanggal 20 Januari 2001 dan yang meresmikannya adalah gubernur DKI Jakarta yaitu bapak Sutiyoso. Luas perkampungan budaya betawi berdasarkan dengan perda nomor 3 tahun 2005 yaitu kurang lebih 289 hektar terdiri dari empat RW, yaitu ada RW 6, RW 7, RW 8, dan RW 9. 
        Ada dua tujuan pokok pemerintah membangun perkampungan betawi, yaitu:
1.  Untuk mengangkat harkat  dan martabat masyarakat betawi yang merupakan masyarakat inti dari kota Jakarta baik itu secara budaya maupun ekonomi. Maksud dari secara budaya, ingin melestarikan dan mengembangkan budaya betawi secara keseluruhan dan berkesinambungan baik itu yang berbentuk fisik maupun non-fisik contohnya kesenian, adat istiadat, tradisi, tata graha, tata busana, pakaian adat, kuliner.

2.    Ingin mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan budaya betawi.
          Fungsi setu babakan berdasarkan perda nomor 3 tahun 2005 ada 6, yaitu:
1.      Sarana ibadah
2.      Sarana permukiman atau tempat tinggal
3.      Sarana informasi
4.      Sarana pelesetarian dan pengembangan
5.      Sarana penelitian
6.      Sarana pariwisata

2.2     Kegiatan Observasi  
       Saya dan teman-teman kelas F PGSD UNJ 2015 melakukan berbagai kegiatan observasi di Setu Babakan. Kami mempelajari budaya betawi mulai dari makanan khas betawi dan kesenian khas betawi.
      Berikut kegiatan observasi yang kami lakukan di Setu Babakan:


A.    Membuat Kembang Goyang  

       Kembang goyang merupakan makanan jajanan khas dari betawi. Proses pembuatan kembang goyang diajari oleh mpok Yuyun, selaku salah satu pengurus kebudayaan betawi di Setu Babakan. Tidak sulit membuat kembang goyang. Bahan dan alat pun mudah didapat dan dicari. Berikut bahan , alat , dan cara membuat kembang goyang:
Bahan dan alat: 
   o   Telur
o   Mentega
o   Garam
o   Tepung terigu
o   Santan kelapa
o   Air
o   Minyak goreng
o   Pencetak kembang goyang
Cara membuat kembang goyang:
·         Buat adonan dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut
·         Panaskan minyak goreng
·         Celupkan pencetak kembang goyang ke minyak goreng yang sudah panas
·         Masukkan pencetak kembang goyang kedalam adonan
·         Celupkan pencetak kembang goyang ke minyak goreng yang sudah panas
·         Goyangkan pencetak kembang goyang agar adonan di pencetak nya terlepas
·         Angkat kembang goyang jika sudah matang lalu tiriskan

B.      Membuat Batik Betawi 

       Betawi juga memiliki batik khas nya. Tidak terlalu beda dengan batik yang lainnya. Alat / bahan dan cara membuat batik betawi sama dengan batik lainnya. Yang berbeda hanya motif batiknya saja. Batik betawi tentu saja memiliki motif khas betawi. Batik betawi memiliki 2 jenis yaitu batik tulis dan batik cap. Kali ini mpok Aya dan mpok Nana, selaku pengurus setu babakan mengajari kami membuat batik betawi yang berjenis batik tulis. Berikut alat / bahan dan cara membuat batik betawi:
        Alat / bahan :

o   Kain mori ukuran 20 x 20 cm 
o   Canting
o   Lilin / malam
o   Wajan
o   Kompor
       Cara membuat:
·         Panaskan lilin/malam dengan wajan dan kompor
·         Membatik perlahan dengan mengikuti motif batik yang sudah dibuat di kain mori menggunakan canting
·         Tambahkan gambar batik sesuai kreatifitas anda

          C. Membuat Ondel-Ondel Mini
         Ondel-ondel merupakan kesenian khas dari betawi. Ondel-ondel memiliki fungsi sesuai zaman. Di zaman dahulu fungsi ondel-ondel sebagai mengusir hantu, bala, dll sedangkan di zaman sekarang ondel-ondel memiliki fungsi sebagai pajangan dan hiburan. Ternyata ondel-ondel yang kita kenali dengan ukuran yang besar terdapat juga ondel-ondel ukuran mini. Ondel-ondel mini ini merupakan salah satu souvenir di setu babakan. Bang Dede dan Bang Bule mengajari kami membuat ondel-ondel mini. Berikut alat dan cara membuat ondel-ondel mini .
              Alat:
o   Shuttlecock
o   Kain perca yang sudah dipotong sesuai pola
o   Lem
o   Spidol
o   Pernak-pernik lainnya
Cara membuat:
·        Tempelkan dan lilitkan kain perca di shuttlecock dengan lem sesuai pola
·        Gambar alis, hidung, dan mulut menggunakan spidol di kepala cock
·        Tambahkan pernak-pernik seperti mata dan mahkota





BAB III
PENUTUP
  
3.1    Kesimpulan
       Budaya betawi merupakan budaya khas yang berasal dari DKI Jakarta. Perkampungan budaya betawi Setu Babakan sengaja didirikan untuk melestarikan budaya betawi agar budaya betawi tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Setu babakan pun bisa menjadi tempat wisasta budaya seperti makanan, kesenian, dan lain-lain. Kita juga bisa mempelajari budaya betawi disana.

     3.3  Kesan
          Saya sangat senang melakukan observasi di Setu Babakan. Banyak sekali wawasan yang saya dapatkan mengenai budaya betawi seperti makanan, kesenian, dan lain-lain. Pihak setu babakan pun sangat baik dan sabar membimbing kami dalam observasi setu babakan.

  
     3.3 Saran
            Indonesia memiliki banyak sekali berbagai macam budaya. Kita harus bangga dengan budaya yang kita miliki. Sebagai orang Indonesia marilah kita melestarikan budaya kita sendiri termasuk budaya betawi agar budaya kita tidak termakan oleh perkembangan zaman. 





DAFTAR PUSTAKA

 
 





LAMPIRAN 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar