Selasa, 08 Desember 2015

Munfarijah 1815152452 

LAPORAN HASIL OBSERVASI
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN
SRENGSENG SAWAH JAGAKARSA JAKARTA SELATAN
(Ditujukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen: Ajat Sudrajat, M.Pd.

1449362301705.jpg

Disusun oleh:
1. Munfarijah            (1815152452)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur 13220
Telp. (62-21) 4893668
www.unj.ac.id
KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berbagai kenikmatan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Hasil Observasi ke Perkampungan Betawi Tepatnya di Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur Konsep Dasar IPS dari kunjungan yang dilakukan ke Setu Babakan tersebut.

            Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya para sahabatnya hingga kita sebagai umatnya yang senantiasa menantikan syafa’atnya di yaumul akhir kelak.
            Terimakasih kepada Bapak Ajat Sudrajat, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memperkenalkan kepada saya tentang Budaya Betawi asal Jakarta ini. Sehingga saya jadi lebih mengenal akan budaya yang ada di Jakarta, dan semakin kagum dengan budaya ini. Semoga hasil laporan ini mudah dipahami dan bermanfaat bagi saya sendiri maupun yang membacanya sehingga kita bisa lebih mencintai akan budaya kita sendiri.
            Sebagai penutup saya mengutip salah satu peribahasa “Tak ada gading yang tak retak” begitupun dengan hasil laporan ini, oleh karena itu saya mohon kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.
                                                                               Jakarta,07 Desember  2015
                                               
                                                                                                             Munfarijah




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  .........................................................................................       i
DAFTAR ISI  .......................................................................................................       ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang ................................................................................................       1
1.2. Tujuan Pengamatan .........................................................................................       2
1.3. Manfaat Pengamtan ...........................................................................................     3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah    .........................................................................................................       4
2.2. Kegiatan Observasi          ...............................................................................       5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................      9
3.2. Saran .................................................................................................................      9
Lampira-Lampiran       ...........................................................................................       11




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
            Berbicara soal budaya saat ini mungkin sudah menjadi hal yang kuno bagi segolongan anak muda sekarang, karena pengaruh globalisasi yang sudah  mempengaruhi pola pikir mereka ditambah dengan kecanggihan teknologi yang semakin pesat membuat golongan anak muda dengan mudah mengakses hal-hal yang menurut mereka itu modern dan terlihat lebih keren. Oleh karena itu, Dosen kami mengajak untuk mengenal salah satu budaya yang ada di Indonesia yaitu Budaya Betawi.
            Dengan melakukan kunjungan ke Setu Babakan ini merupakan salah satu cara untuk mengenal dan mengetahui tentang budaya betawi lebih mendalam dan kita bisa melestarikannya dengan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Setu Babakan merupakan sebuah perkampungan biasa yang ditata lagi untuk dijadikan perkampungan budaya betawi, sehingga bukan hanya pengelola yang melestarikan budaya betawi ini namun masyarakat juga ikut andil dalam melestarikan dan mengembangkan budaya betawi.
            Ada beberapa alasan mengenai mengapa perkampungan budaya betawi berada di Setu Babakan. Pertama, masyarakat di perkampungan ini mayoritas 60% asli orang betawi dan 40% pendatang dari Jawa dan Sunda karena masih mayoritas orang betawi yang tinggal maka otomatis kebudayaan betawi masih bisa kita lihat dan terjaga ini merupakan faktor yang kedua. Dan faktor ketiga adalah faktor penunjangnya yaitu faktor alam, masih banyaknya tanaman-tanaman khas betawi yang dapat kita lihat disini seperti pohon jamblang, pohon kecapi, pohon buni, pohon krendang, pohon gohok, pohon rambutan piah dan sebagainya. Sehingga masalah tata grahanya, tata busana, kulinernya, daur hidup masyarakat betawi kita bisa reka cipta disini.
            Perkampungan ini memang sangat fanatik terhadap kebudayaanya tapi bukan berarti ia menolak modernisasi. Hanya saja ketika kita berada dalam lingkup perkampungan tersebut kita harus bernuansakan budaya-budaya betawi seperti melenong, topeng, tanjidor, gambang kromong, marawis, bela diri dan lain-lain. Jika semua hal selain budaya betawi bisa masuk maka tidak ada bedanya tempat perkampungan Setu Babakan  dengan yang lainnya. Sehingga kita benar-benar merasakan pada kebudayaan betawi yang masyarakatnya memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi, sifat gotong royong, saling tegur satu sama lain dan sebagainya, begitupun dengan kuliner khas budaya betawi salah satunya kembang goyang yang memiliki cita rasa  dan bentuk yang khas, kerak telor, kue jalabia dan lain sebagainya.

1.2. TUJUAN PENGAMATAN
            Ada beberapa tujuan dalam melakukan kegiatan kunjungan ini, antara lain:
1.    Mengetahui tentang budaya betawi secara terperinci dari sejarahnya, adat istiadat, kulinernya dan berbagai jenis kesenian dan keterampilannya.
2.    Mengetahui karakteristik masyarakat betawi.
3.    Untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan betawi di masa kini.
4.    Mengenalkan kepada pembaca tentang kekayaan budaya betawi.



1.3. KEGUNAAN PENGAMATAN
            Ada beberapa manfaat dari kunjungan ke Setu Babakan ini diantarnya:
1.    Menjalin silaturahim dengan masyarakat sekitar.
2.    Setelah kita mengetahui akan budaya betawi diharapkan kita dapat menerapkan budaya betawi dalam kehidupan sehari-hari.
3.    Semakin bertambahnya kecintaan kita terhadap budaya sendiri.
4.    Dapat melestarikan budaya betawi dan budaya-budaya lainnya.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH SETU BABAKAN
          Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya betawi yang terletak di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa,Jakarta Selatan dekat Depok.
            Penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi namun batal  dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya betawi nya. Setu babakan diresmikan oleh gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso sebagai kawasan cagar budaya betawi. Untuk mengkukuhkan kawasan cagar budaya Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dibuatlah Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 03 Tahun 2001.
            Perkampungan Betawi Setu Babakan merupakan kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke wawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Dikanan dan kiri jalan utama pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah berarsitektur khas betawi yang dipertahankan keasliannya. yang tak kalah menarik diperkampungan ini juga banyak terdapat warung yang menjajakan makanan-makanan khas betawi seperti ketoprak, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, da tahu gejrot.


2.2. KEGIATAN OBSERVASI
          Ada beberapa rangkaian kegiatan dalam observasi kunjungan ke Setu Babakan, diantaranya:
a.   Pembukaan
Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Bapak Ajat Sudrajat, M.Pd. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar IPS. Dan sambutan yang kedua oleh Bang Indra Sutisna, S.Kom. sebagai pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
b.  Penyerahan Plakat
Penyerahan plakat ini diberikan sebagai bentuk apresiasi dari kami kepada Pak Ajat selaku dosen pembimbing dan Bang Indra sebagai pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
c.   Membuat Kue Kembang Goyang
Dinamakan dengan kembang goyang karena cetakannya yang berbentuk seperti kembang atau bunga dan ketika digoreng digoyang-goyang ini bertujuan agar adonan terlepas dari cetakannya.
Dalam pembuatan ini kami dibimbing oleh Mpok Uyun.
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
·         Telor
·         Mentega
·         Gula Pasir
·         Garam
·         Tepung Terigu
·         Santan
·         Wijen
·         Air
·         Minyak
Cara Membuat:
1.    Masukkan telur, mentega, gula pasir, garam, aduk sampai gulanya halus.
2.    Lalu masukan tepung terigu, santan kelapa, dan air.
3.    Buat adonan yang tidak terlalu kental dan tidak encer.
4.    Panaskan minyak. Kemudian panaskan cetakan dalam minyak gunakan 2 cetakan gunanya untuk memanaskan cetakan.
5.    Celupkan cetakan yang sudah dipanaskan pada adonan lalu goreng sambil digoyang-goyangkan agar adonan terlepas dari cetakan.
6.    Goreng pada api sedang. Tiriskan.
          Untuk kembang goyang betawi tidak menggunakan pewarna dan berasa manis. Kalau kembang goyang yang berwarna biasanya ditemukan di daerah Bogor atau Tasikmalaya, kembang goyang yang seperti ini adalah khas sunda.
d.  Membuat Batik
        Ada dua jenis batik dilihat dari pembuatannya yaitu batik tulis dan batik cetak. Pewarna yang digunakan pada pembuatan batik ini kebanyakan berasal dari bahan seperti serutan kayu secang, daun-daun kering, buah-buah kering. Yang membedakan antara batik betawi dengan batik lainnya adalah dari segi motifnya yaitu menggunakan motif-motif yang bernuansakan khas betawi seperti ondel-ondel, monas, tanjidor, kembang jamblang dan lain-lain.
            Proses pembuatan batik ada beberapa tahap, pertama pembuatan motif untuk batik tulis motifnya bisa dibuat terlebih dahulu pada kain dengan alat tulis sedangkan batik cetak kita harus membuat cetakannya yang berbentuk seperti setrika kotak namun ada bentuk pola dibawahnya dibuat dari tembaga.
            Kedua, proses nyanting yaitu menggambar pola dengan lilin sesuai dengan pola yang telah dibuat. Setelah selesai kain tersebut kita jemur lalu kita beri warna sesuai keinginan. Proses selanjutnya itu adalah pewarnanaan dan penggodogan kain guna menghilangkan lilin dari kain tersebut, lalu jemur kembali hingga kering.
            Dalam pembuatan batik ini kami didampingi oleh dua mpok yang terampil dan sabar dalam mengajari kami membuat batik, yaitu Mpok Aya dan Mpok Ana.



e.    Kerajinan Membuat Ondel-ondel
           Pada zaman dahulu ondel-ondel dibuat untuk mengusir hantu, menolak bala dan sebagainya, dalam membuatnya pun pada waktu tertentu dengan ritual-ritual  karena ini berkaitan dengan manfaat dan fungsinya agar roh yang masuk dalam ondel-ondel adalah roh baik. Sedangkan untuk zaman sekarang ondel-ondel tidak ada ketentuan waktu untuk membuatnya dan tidak ada ritual-ritualnya karena fungsinya yang hannya digunakan untuk pajangan, hiburan dan dekorasi.
           Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ondel-ondel mini tidaklah sulit karena sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu shuttle kok yang sudah tidak digunakan, kain-kain warna ini berasal dari kain yang sudah tidak digunakan lagi namun masih bisa untuk dimanfaatkan kegunaanya, kain ini mudah didapatkan di tempat penjahit. Lem untuk perekat kain satu dengan lainnya, selain itu ada pernak-pernik yang berfungsi untuk mempercantik ondel-ondel seperti hiasan kepala yang terbuat menggunakan mutiara yang dimasukkan kedalam jarum, mata ondel-ondel pun menggunakan mata imitasi.
           Cara membuatnya yaitu pertama lilitkan kain pada shuttlecock bagian bawah rekatkan dengan lem, kemudian ambil kain untuk membuat kerah leher pada ondel-ondel rekatkan kembali dengan lem, lalu ambil kain lagi untuk membuat baju ondel-ondel dan buat tangan ondel-ondel, rekatkan dengan lem. Sentuhan terakhir dalam pembuatan ondel-ondel ini adalah dengan merias wajahnya agar terlihat lebih cantik dengan spidol warna.
          







BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
           Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, dekat Depok yang merupakan kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan Budaya Betawi secara berkesinambungan. Luas daerah perkampungan Budaya Betawi ini berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2005 itu luasnya kurang lebih 289 hektare yang terdiri dari empat Rukun Warga (RW) yaitu RW 6, 7, 8 dan 9. Tujuan pemerintah membangun Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ialah untuk mengangkat harkat masyarakat betawi yang notabennya adalah masyarakat inti dari Kota Jakarta sendiri baik secara budaya maupun ekonominya.
           Berdasarkan Perda No.3 Tahun 2005 ada enam fungsi dari Perkampungan Budaya Betawi ini yaitu sebagai sarana ibadah, sebagai sarana pemukiman atau tempat tinggal, sebagai sarana informasi, sebagai sarana pelestarian dan pengembangan, sebagai sarana penelitian dan juga sarana pariwisata. Kalaupun perkampungan ini dijadikan tempat wisata, tapi tempat wisata yang berkarakteristik dan menjunjung budaya betawi.
3.2. Saran
           Semoga pembanguna yang berada di pulau kecil yang terdapat di dekat setu segera terselesaikan akan semakin cintanya warga Jakarta akan indahnya suatu budaya yang berada di Ibukota Jakarta. Dan tetap terjaga keaslian budaya betawi ini tanpa adanya campur tangan dari budaya lain.
           Bagi para pembaca, setelah Anda mengetahui tentang Budaya Betawi ini diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan melestarikannya serta mengembangkan budaya betawi ini. Diharapkan semakin tumbuhlah rasa cinta kita terhadap budaya yang ada di Indonesia.

Lampiran
 
a. Foto Kelas F PGSD FIP UNJ 2015 bersama Pak Ajat Sudrajat, M.Pd. dan Bang Indra Sutisna, S.Kom.

b. Penyerahan plakat oleh Pak Ajat kepada Bang Indra

c. Praktekcara membuat Kue Kembang Goyang

d. Tempat “Nyanting” beserta bahan pewarna yang digunakan untuk pembuatan batik.
 
e. Pembuatan motif Batik tulis

 
f. Proses pembuatan Batik Cetak

g. Proses pewarnaan batik yang sudah melalui proses “Nyanting”

 
h. Hasil Karya Cipta pembuatan ondel-ondel mini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar