LAPORAN
HASIL OBSERVASI
PERKAMPUNGAN
BETAWI SETU BABAKAN
SRENGSENG
SAWAH, JAKARTA SELATAN
(Ditujukan
untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen:
Dr. Ajat Sudrajat M.Pd
DISUSUN OLEH : ADINDA ISTIANI
NIM : 1815152561
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaykum
wr. wb.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin segala puji bagi Allah,
Al-Malik Al-Haqq, Al-Mubin, yang memberikan kita iman, keyakinan dan
nikmat-nikmat-Nya yang lain, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil
observasi ini tepat pada waktunya. Saya berharap laporan ini dapat membantu
para pembaca khususnya saya sendiri untuk mengetahui lebih lanjut tentang
“Keadaan dan Corak Budaya Perkampungan Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan”.
Namun saya menyadari, laporan ini tidak akan tersusun dan terselesaikan dengan
baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
- Bapak Dr. Ajat
Sudrajat M.Pd selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS.
- Bapak Drs.
Andi Ali Saladin M.Pd selaku dosen pembimbing bersedia menjadi narasumber untuk
memberikan informasi seputar Perkampungan Betawi di Setu Babakan
- Bang Indra
Sutisna S.Kom yang bersedia menjadi narasumber untuk memberikan informasi seputar
Perkampungan Betawi di Setu Babakan.
- Bang Roni yang
telah memberikan banyak bimbingan dan masukan dalam observasi ini.
- Mpok Yuyun yang bersedia membimbing saya dalam
mengetahui proses pembuatan kue kembang goyang.
- Bang Dede dan Bang Bule yang bersedia membimbing
saya dalam pembuatan miniatur ondel-ondel.
- Mpok Aya dan
Mpok Nana yang bersedia membimbing serta mengajari saya dalam proses pembuatan
batik tulis.
- Bang dayat
yang telah mendampingi saya dan teman-teman dalam kegiatan observasi ini.
- Dan teman-teman kelas F yang telah memberikan banyak
informasi dan masukan, juga kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu.
Saran dan kritik dari pembaca sangat saya harapkan untuk perbaikan laporan observasi ini, karena saya menyadari bahwa laporan observasi ini masih banyak terdapat kekurangan. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi para pembaca semuanya. Aamiin. Terimakasih.
Wassalamu’alaykum
wr.wb.
Jakarta,
7 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Observasi
C. Pelaksanaan Observasi
D. Rumusan Masalah
BAB II :
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkampungan Betawi Setu
Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan
B. Keadaan dan Corak Budaya yang terdapat
di Perkampungan Betawi Setu Babakan
C. Kegiatan yang di lakukan pada saat
observasi
BAB III :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Budaya merupakan
suatu ke-khas-an yang dimiliki oleh suatu daerah. Terlebih Indonesia memiliki
beragam budaya yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Mulai dari sabang hingga ke merauke pasti
memilikinya. Budaya diturunkan secara turun-menurun melalui masyarakat yang
tinggal di daerah tersebut. Tergantung bagaimana cara masyarakat dapat menjaga
budaya nya maka budaya tersebut akan tetap lestari meski ditempa berbagai
jaman. Selain itu, budaya juga merupakan asset penting bagi Negara. Karena
budaya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang ingin mengetahui
seluk beluk dalam perkembangan dan keadaan suatu daerah dari dulu hingga
sekarang. Untuk itu dengan adanya tempat binaan yang menjadi sarana pelestarian
budaya dianggap sangat cocok dalam pelestarian budaya itu sendiri dan memperkenalkannya
kepada masyarakat luas dari satu generasi ke generasi yang lain.
B. TUJUAN OBSERVASI
Tujuan dari dilakukannya observasi
tentang Perkampungan Betawi di Setu Babakan, yaitu :
1) Untuk mengetahui sejarah Perkampungan Betawi Setu
Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan
2) Untuk mengetahui kondisi dan corak budaya yang ada
di Perkampungan Betawi Setu Babakan
3) Untuk mempelajari budaya di Perkampungan Betawi
Setu Babakan
C. PELAKSANAAN OBSERVASI
Observasi ini saya lakukan dengan keterangan sebagai
berikut :
I.
Lokasi Observasi
Lokasi observasi adalah Perkampungan Betawi di Setu
Babakan, Kecamatan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
II.
Waktu Observasi
Waktu pengamatan sekitar pukul 09.00 WIB sampai dengan
12.00 WIB , dilakukan pada Hari Senin, tanggal 30 November 2015
III.
Cara Kerja
Saya melakukan pengamatan langsung di Lapangan dan
melakukan wawancara langsung dengan narasumber.
D. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana sejarah Perkampungan Betawi Setu Babakan,
Srengseng Sawah, Jakarta Selatan?
B. Bagaimana keadaan dan corak budaya yang terdapat di Perkampungan Betawi Setu Babakan?
C. Apa saja kegiatan yang di lakukan pada saat observasi?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perkampungan Betawi Setu Babakan, Srengseng
Sawah, Jakarta Selatan
Kebudayaan Betawi ialah salah satu kebudayaan asli
Jakarta yang sudah cukup lama berdiri di Indonesia, yakni sejak 1930.
Kebudayaan suku Betawi ini merupakan hasil perpaduan dari berbagai kelompok
etnis, yaitu etnis Sunda, Jawa, Bali, Arab, Sumbawa, Bugis, Melayu, dan Ambon
yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia (nama Jakarta dulu). Dengan kata lain
kebudayaan suku betawi ialah hasil percampuran dari berbagai macam kebudayaan
yang sudah ada sebelumnya, baik kebudayaan Nusantara maupun kebudayaan asing. Hal ini terjadi karena Jakarta yang
menjadi tempat tinggal suku betawi, sejak dulu merupakan daerah pesisir yang
menjadi pusat perdagangan.
Meskipun sudah ada sejak 1930, kebudayaan suku Betawi
masih ada hingga sekarang. Kebudayaan ini dapat ditemukan di Perkampungan Setu
Babakan, terletak di Jakarta Selatan, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan
Jagakarsa. Nama Setu Babakan itu awalnya adalah karena letak situ/danau
tersebut dekat dengan kampung Babakan. Pada kurang lebih 70 tahun yang lalu,
setu-membentang dari utara ke selatan, ini masih dikelilingi lahan yang
ditumbuhi pohon-pohon besar dan rawa-rawa yang lembab yang sulit dilalui, rumah
masih sangat terbatas antara 7-8 buah, ketika orang akan menuju situ maka harus
melewati kampung yang disebut Babakan. Selain itu, pada masa kolonial Belanda
di setu tersebut dibangun tanggul untuk menghubungi daerah ini dengan kampung
seberangnya (sebelah utara), namun lama kelamaan situ sebelah utara dangkal dan
berubah menjadi daratan, tinggallah sisa setu Babakan sebelah selatan, yang saat
itu seluas sekitar 18 Ha. Perkampungan Budaya Betawi baru dimulai beberapa
tahun yang lalu, namun sebelumnya atau semenjak Pemerintahan Ali Sadikin
kawasan ini sebenarnya sudah direncanakan untuk dijadikan sebagai daerah cagar
budaya untuk mendampingi Condet.
Kemudian, sesuai peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1987
tentang Penguasaan Perencanaan/peruntukan Bidang Tanah untuk Pembangunan
Kawasan Setu babakan Wilayah Jakarta Selatan, maka ditetapkan Keputusan
Guberbur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 92 Tahun 1999 tentang
Penataan Lingkungan Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa Kotamadya Jakarta Selatan. Untuk lebih mengkukuhkan
keberadaan Perkampungan Budaya Betawi selanjutnya pada tanggal 10 Maret 2005
ditetapkan Peraturan Daerah-Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2005
tentang Penetapan Perkampungan Budaya Betawi Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa Kotamadya Jakarta Selatan.
B. Keadaan
dan Corak Budaya yang terdapat di
Perkampungan Betawi Setu Babakan
Setu Babakan
adalah sebuah perkampungan yang dijadikan kawasan untuk mengembangkan dan
melestarikan kebudayaan Betawi. Di kampung Betawi kita bisa merasakan betapa
hidupnya suasana Betawi. Mulai dari gapura sampai dengan rumah penduduk khas
Betawi. Kita bisa merasakan langsung suasana pedesaan serta, kita bisa melihat
langsung berbagai kesenian, tradisi, budaya, kehidupan sehari-hari, dan ciri
khas asli Betawi. Selain itu di kampung Betawi dijual banyak mainan jaman dulu
dan makanan-makanan yang murah meriah (tentunya khas Betawi). Pakaian para
petugas yang berjaga di kampung Betawi pun juga ala Betawi (memakai peci, baju koko/sadariah,
dan kain pelekat). Di perkampungan ini, masyarakat Betawi masih tetap
mempertahankan cara hidup khas Betawi serta mempertahankan budaya tersebut,
seperti memancing, berdagang, membudidayakan ikan dalam keramba, membuat
kerajinan tangan, berdagang, dan membuat makanan khas Betawi. Dengan cara hidup
inilah, mereka meningkatkan taraf hidup dan aktif menjaga lingkungan.
Perkampungan
Betawi juga memiliki objek wisata yang terdiri dari Wisata
Budaya, Wisata Air, dan Wisata Agro.
Wisata Budaya adalah kegiatan sebagai upaya menumbuhkan
kembali nilai-nilai tradisional yang layak tampil, layak ditonton, dan layak
dijual. Di Perkampungan Budaya Betawi sering juga diadakan prosesi budaya yaitu
akekah, sunatan, hatam qur’an, nikahan, nujuh bulanan, lalu ada kesenian
Betawi, contoh rumah-rumah adat yang telah dimodifikasi, dan aneka buah,
makanan, kue-kue dan minuman khas Betawi yang dijual oleh pedagang di sepanjang
pinggir situ.
Objek wisata air
yang dapat dinikmati adalah sepeda air dan bebek-bebekan sebagai arena bermain
anak-anak, remaja, orang tua sampai manula, memancing, menjala ikan, olahraga
dayung/kano. Kemudian yang terakhir, Wisata Argo adalah suatu bentuk kegiatan
pariwisata yang memanfaatkan usaha-usaha pertanian (argo) sebagai obyek wisata
dengan tujuan rekreasi, keperluan pengetahuan, menperkaya pengalaman dan
memberikan peluang usaha di bidang pertanian dan perkebunan.
C. Kegiatan
yang Dilakukan Pada Saat Observasi
·
Pembuatan Kue Kembang Goyang
Dengan didampingi Mpok Yuyun sebagai narasumber dalam
proses pembuatan kembang goyang, pelaksanaannya menjadi sangat menyenangkan
karena saya dan teman-teman sangat tertarik dengan cara pembuatannya yang unik
dan rasa kue kembang goyang yang manis dan lezat. Selain itu saya dapat
mengetahui baha-bahan yang diperlukan saat proses pembuatan kue kembang goyang.
Bahan-bahan nya sebagai berikut:
Bahan-bahan:
1. Telur
2. Mentega
3. Gula pasir
4. Garam
5. Tepung terigu
6. Santan kelapa
7. Biji wijen (bila suka)
8. Air putih
9.
Minyak
goring
Cara Membuat Kue Kembang Goyang :
1.Kocok telur ayam dan gula halus dengan menggunakan
mixer sampai mengembang
2. Masukkan tepung terigu sedikit demi
sedikit sambil diaduk rata
3. Tambahkan garam dan wijen lalu tuang santan
kedalamnya sambil terus dikocok hingga adonan licin
4. Panaskan minyak dalam jumlah banyak diatas api
sedang
5.Celupkan cetakan kedalam adonan kue kembang goyang
lalu goreng dengan cara menggoyang-goyangkan cetakan sampai adonan terlepas
6. Tunggu hingga adonan berwarna kuning kecoklatan dan
matang, angkat tiriskan
7. Kue kembang goyang siap disajikan
·
Pembuatan Batik Tulis
Peralatan yg diperlukan:
1. Kain Mori (biasa terbuat
dari sutra, katun, atau campuran kain polyester)
2. Pensil
3. Canting (alat tulis batik)
4. Gawangan (tempat sampiran
kain ketika membatik)
5. Lilin (Malam) cair
6. Panci kecil (untuk tempat
lilin)
7. Kompor kecil (untuk
memanaskan lilin)
8. Larutan pewarna
Berikut Adalah Tahapan-Tahapan Membuat Baju Batik Tulis:
v Pertama, kita buat dahulu desain batik dgn
menggunakan pensil. Desain batik ini disebut molani.
v Setelah pembuatan molani selesai, langkah selanjutnya
adalah melukis dengan lilin cair menggunakan canting dengan mengikuti pola yg
tadi dibuat.
v Tutup dgn lilin bagian-bagian yg akan tetap tidak
berwarna.
v Tahap keempat adalah proses pewarnaan dgn cara
mencelupkan kain tersebut ke larutan pewarna tertentu.
v Jemur kain yg telah dicelupkan tadi sampai kering.
v Jika kita menginginkan beberapa warna pada batik yg
kita buat, maka proses 3, 4, dan 5 bisa diulang beberapa kali tergantung jumlah
warna yg kita inginkan.
v Setelah itu adalah proses nglorot, dimana kain yg
telah berubah warna tadi direbus dgn air panas. Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yg telah digambar menjadi terlihat
jelas.
v Kain batik tadi tentu perlu dicuci supaya bersih, ini
adalah proses terakhir dari pembuatan batik yaitu mencuci kemudian keringkan
dgn cara dijemur.
·
Pembuatan miniatur Ondel-Ondel
Bahan-bahan dan alat yang diperlukan:
1. Cock bekas
2. Kain bekas (kain flanel)
3. Manik-manik
4. Mata-mataan
5. Gunting
6. Lem fox
7. Spidol
Cara Membuat:
1. Siapkan bahan-bahan yang ada lalu untuk kain gunting
melingkar mengikuti bentuk cock yang ada
2. Tutupi cock dengan kain tersebut hingga berbentuk
seperti baju ondel-ondel (satu dibagianpaling bawah satu lagi dibagian dekat
kepala cock)
3. Setelah itu rekatkan dengan menggunakan lem fox lalu
rapikan
4. Kemudian bentuk kain flannel yang berwarna hitam menyerupai
segitiga dan jadikan potongan tersebut sebagai rambut si ondel-ondel lalu
rekatkan di bagian kepala cock
5. Lalu potong kain flannel lagi yang berbeda warna
dengan bentuk menyerupai mahkota. Setelah itu rekatkan pada bagian depan kepala
ondel-ondel
6. Tambahkan mata-mataan dan gambar hidung, bibir di atas
wajah ondel-ondel dengan menggunakan spidol
7. Setelah itu susun manik-manik keatas kepala
ondel-ondel
8. Tambahkan selendang/sarung buatan yang terbuat dari
kertas yang bertuliskan “ondel-ondel”
9.
Pembuatan
miniatur ondel-ondel selesai
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkampungan Betawi Setu Babakan merupakan tempat yang
dapat menjadi contoh dalam upaya pelestarian budaya di banyak daerah di
Indonesia. Karena di dalamnya kita bisa mempelajari seluk-beluk mengenai
sejarah, keadaan lingkungan, dan corak budaya yang ada. Tak hanya itu Setu
Babakan juga menyajikan objek wisata yang terdiri dari Wisata Budaya, Wisata
Air, dan Wisata Argo yang dimana disetiap objek nya tersebut mempunyai potensi
yang besar dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya kampung Betawi kepada
masyarakat luas.
B.
Saran
Dengan adanya Perkampungan Betawi ini, saya harap
kebudayaan betawi tidak akan hilang atau punah dibantu dengan adanya dukungan
dari masyarakatnya itu sendiri dalam melestarikan kebudayaan betawi. Karena
melalui tangan-tangan kita lah yang terjun secara langsung dalam mengelola
perkampungan betawi serta usaha-usaha pemerintah perkampungan betawi akan tetap
terjaga hingga ke generasi selanjutnya. Bukan hanya budaya saja yang hilang
jika kita tidak turun tangan langsung dalam pengelolaan/pelestariannya
melainkan sumber daya yang ada di dalamnya juga akan ikut hilang jika tidak
adanya partisipasi masyarakat di dalamnya.
LAMPIRAN
Ket : Suasana sebelum kegiatan observasi dimulai
Ket: Bahan-bahan untuk membuat kue kembang goyang
Ket : Suasana sebelum kegiatan observasi dimulai
Ket: Bahan-bahan untuk membuat kue kembang goyang
Ket: Proses pembuatan kue kembang goyang
Ket: Kue kembang goyang yang telah dibuat
Ket: Proses Membatik
Ket: Bahan pembuatan miniatur ondel-ondel
Ket: Miniatur ondel-ondel yang telah selesai dibuat
Ket: Teman-teman kelas F yang mengikuti observasi
Alhamdulillah selesai
^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar