KUNJUNGAN BUDAYA BETAWI KE SETU BABAKAN
(Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep
Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial)
Dosen:
Ajat Sudrajat, M.Pd
Oleh :
Nama : BEAUTIQUE VALLEY ARIYANTO
NIM :
1815152933
Program studi : PGSD
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
MOTTO
“ Attitude is everything ”
Karya
ini kupersembahkan kepada :
·
Ayah dan Ibunda
·
Bapak Ajat Sudrajat, M.Pd
·
Handai Taulan dan Teman-temanku
i
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga
laporan tantang “Observasi Budaya Betawi ke Setu Babakan” dapat terselesaikan.
Dalam melaksanakan observasi ini penulis banyak dibantu oleh teman-teman, dosen,
serta semua staf pengelola Setu Babakan. Diantara kesibukannya telah rela
meluangkan waktu untuk membantu pengumpulan data pada saat observasi. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu
Dr. Sofia Hartati, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
2. Bapak
Dr. Fahrurrozi, M.Pd selaku ketua jurusan PGSD
3. Bapak
Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi kegiatan
observasi
4. Bang
Indra Sutisna selaku pengelola Setu Babakan
5. Bang
Roni selaku guide
6. Bang
Dayat selaku pendamping dalam kegiatan observasi
7. Mpok
Yuyun selaku pendamping dalam pembuatan kembang goyang
8. Mpok
Aya dan Mpok Nana selaku pendamping dalam kegiatan membatik
9. Bang
Dede dan Bang Bule selaku pendamping dalam kegiatan pembuatan kenang-kenangan
berupa ondel-ondel
Sebagai seorang manusia
tidak lepas dari kesalahan, penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sumbangan
pikiran, saran, dan kritik yang baik dari para pembaca. Akhirnya tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih.
Jakarta, Desember 2015
Mahasiswa
Beautique Valley Ariyanto
NIM : 1815152933
ii
DAFTAR ISI
MOTTO..........................................................................................................................i
KATA
PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR
ISI................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB
I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. LATAR
BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN
MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................2
D. MANFAAT.....................................................................................................2
BAB
II ISI.......................................................................................................................3
A. SEJARAH
SETU BABAKAN.......................................................................3
B. KEMBANG
GOYANG..................................................................................3
C. MEMBATIK...................................................................................................4
D. ONDEL-ONDEL.............................................................................................4
BAB III PENUTUP..........................................................................................................5
A. KESIMPULAN................................................................................................5
B. SARAN............................................................................................................5
iii
DAFTAR GAMBAR
KELAS F
KEMBANG GOYANG
ONDEL-ONDEL
PENYERAHAN PLAKAT
BATIK CAP
ONDEL-ONDEL
PEMBUATAN MOTIF BATIK TULIS
MEMBERI WARNA BATIK TULIS
MEMBATIK
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Indonesia memiliki
banyak budaya, salah satu budaya yang dimiliki oleh Negara kita adalah Budaya
Betawi. Di kota Jakarta khususnya di Jakarta Selatan terdapat sebuah
perkampungan Betawi yang sampai sekarang masih banyak orang yang melestarikan
dan menjaga budaya tersebut. Setu Babakan yang terletak di Srengsreng Sawah
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang
berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi,
suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya
asli Betawi. Situ atau setu
Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya
berasal dari Sungai
Ciliwung. Danau ini merupakan tempat untuk rekreasi air
seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu. Selain
danau yang menarik untuk dipelajari yaitu pembuatan kembang goyang makanan khas
Betawi, membuat batik yang memiliki corak motif Betawi, lalu kita dapat membuat
sebuah replika ondel-ondel.
Sekarang banyak
pemuda-pemuda di Indonesia yang terkadang melupakan budaya sendiri mereka
terkadang banyak berhura-hura nongkrong sana-sini demi kesenangan semata.
Padahal jika kita berfikir kritis kita sebagai pemuda bisa membantu Negara kita
dengan cara mempelajari budaya sendiri. Di Setu Babakan terdapat sebuah
perkampungan Betawi yang dapat kita pelajari supaya anak cucu kita kelak tidak
haus akan budaya atau bisa jadi apabila sekarang kita sebagai pemuda mulai
melupakan budaya sendiri anak cucu kita akan belajar budaya sendiri di Negeri
orang. Tentunya kita sebagai mahasiswa tidak mau apabila suatu saat nanti
Budaya kita dipelajari orang asing lalu diterapkan dinegara mereka sendiri.
Oleh karena itu, penulis sebagai mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta melakukan observasi kunjungan ke Setu Babakan untuk
mempelajari budaya Betawi. Pertama, yang membuat penulis tertarik untuk datang
ke Setu yaitu anjuran mata kuliah Konsep Dasar IPS, kedua untuk menambah
wawasan supaya dapat mengetahui tradisi dari budaya Betawi, ketiga karena kita
sudah mempelajari budaya Betawi maka penulis tertarik untuk melestarikan budaya
Betawi, keempat penulis menyukai acara jalan-jalan apapun bentuk dari
jalan-jalan tersebut, lalu yang terakhir penulis setelah melakukan observasi tertarik
untuk lebih memajukan Perkampungan Betawi.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
memiliki permasalahan :
·
Bagaimana sejarah terlahirnya budaya
Betawi di Indonesia ?
·
Bagaimana sejarah kembang goyang yang
terkenal sebagai makanan khas Betawi ?
·
Bagaimana cara membuat batik tulis ?
·
Bagaimana cara membuat replika
ondel-ondel ?
·
Bagaimana cara kita sebagai pemuda untuk
melestarikan dan mempertahankan budaya Betawi ?
1
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulis melakukan
observasi yaitu :
·
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep
Dasar IPS.
·
Supaya kita mengetahui sejarah budaya
Betawi.
·
Mengetahui makanan khas betawi yaitu
kembang goyang, dari sejarahnya, dan cara membuatnya.
·
Agar kita mengetahui cara membatik.
·
Supaya kita bisa mengetahui
langkah-langkah membuat replika ondel-ondel.
·
Sebagai generasi muda kita harus
mempunyai langkah kedepan apa yang harus kita lakukan untuk memajukan dan
melestarikan Perkampungan Betawi.
D. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan setelah
melakukan observasi yaitu :
·
Dapat menerapkan cara pembuatan kembang
goyang dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dapat memberikan pelatihan kepada
teman-teman kita yang tidak mengikuti observasi.
·
Dapat memberikan informasi ke
teman-teman kita mengenai budaya Betawi supaya tidak punah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
SETU BABAKAN
Sejarahnya, penetapan
Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan
sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana
menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi,
namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu
perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari
pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru
sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur
No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan
perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan
pengembangan budaya Betawi. Setu Babakan diresmikan oleh Pemerintah DKI Jakarta
pada tanggal 20 Januari 2001.
Perkampungan yang terletak
di Kota Jakarta Selatan merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi
wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya
Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih
mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok
tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi.
Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan
taraf hidupnya. Perkampungan Betawi ini memiliki
luas wilayah 289 hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana
yang baru dikelola hanya 32 hektar. Tanaman yang terdapat di perkampungan ini
diantaranya Mangga, Palem,
Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka
Cimpedak, Nam-nam, dan Jengkol.
Setu Babakan memiliki
tujuan dan fungsi, mengapa dapat dijadikan sebuah perkampungan Betawi,
tujuannya ada dua yaitu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Betawi. Yang
kedua untuk mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan
perkampungan Betawi. Selanjutnya, memiliki enam fungsi yaitu sebagai sarana
ibadah, sarana pemukiman, sarana informasi, sarana pelestarian dan
pengembangan, sarana penelitian, dan sarana pariwisata.
B. PEMBUATAN
KEMBANG GOYANG
Sekilas mengenai makanan khas Betawi yang satu ini.
Satu pertanyaaan seketika muncul, mengapa
dinamakan kembang goyang ? Jawabannya adalah, karena memiliki cetakan seperti bunga, lalu saat
digoreng digoyang-goyang.
·
Alat :
o
Penggorengan
o
Cetakan Bunga
o
Kompor gas
o
Sumpit panjang dari bilah bambu
·
Bahan :
o
Telur
o
Mentega
o
Gula pasir
o
Garam
o
Tepung beras
o
Santan
o
Air mineral
o
Minyak goreng
·
Cara membuat :
o
Menyiapkan alat dan bahan.
o
Mencampurkan semua bahan sehingga
menjadi sebuah adonan.
o
Panaskan minyak goreng sambil
mencelupkan cetakan kedalam minyak yang akan dipanaskan.
o
Apabila telah minyak dan cetakan telah
panas, lalu celupkan cetakan kedalam adoanan. Saat mencelupkan cetakan
janganlah tertutup semua, usahakan bagian atas tidak tertutup oleh adonan,
karena jika tertutup maka saat digoreng kembang goyang tidak bisa terlepas dari
cetakan.
o
Lalu, masukan cetakan yang telah
terlumuri adonan ke dalam penggorengan.
o
Saat digoreng maka goyangkan cetakannya,
supaya kembang goyang dapat terlepas dari cetakan.
o
Setelah kembang goyang terlepas maka
tunggu sebentar sampai warnya berubah menjadi cream
o
Selanjutnya angkatlah dengan sumpit,
letakkan di atas nampan yang dilapisi dengan tissue sampai benar-benar
minyaknya tiris, lalu angina-anginkan sebentar supaya kembang goyang saat
dimakan terasa renyah.
o
Ulangilah langkah-langkah tersebut.
3
C. MEMBATIK
Batik dalam budaya Betawi terbagi
menjadi dua yaitu :
·
Tulis
·
Cap
Yang membedakan antara
batik tulis dan cap yaitu cara pembuatannya.
·
Cara membuat batik tulis :
o
Membuat motif yang ditulis denga pulpen
di atas kain putih.
o
Panaskan malam dalam penggorengan kecil
dengan api yang sedang.
o
Saat membatik kita harus memakai sebuah
kain yang didesain untuk menutupi paha kita, yang digunakan untuk melindungi
paha kita dari tetesan malam.
o
Selanjutnya kita celupkan canting
kedalam malam yang telah dipanaskan, lalu torehkan malam ke kain yang telah
diberi motif.
o
Ulangi langkah tersebut.
D. ONDEL-ONDEL
Ondel-ondel merupakan sebuah bagian terpenting dari
masyarakat Betawi, dalam masyarakat
Betawi dahulu ondel-ondel mempunya fungsi sebagai pengusir hantu dan penolak
bala. Sekarang ondel-ondel digunakan untuk hiasan dan sebagai pajangan.
4
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil observasi “Kunjungan Budaya Betawi ke Setu Babakan” dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
o
Sebagai generasi muda kita harus menjaga
Budaya Betawi, supaya tetap lestari.
o
Kita dapat mewariskan Budaya Betawi
kepada generasi selanjutnya.
o
Kita dapat mengembangkan dan memajukan
Budaya Betawi.
o
Kita dapat mengenalkan Budaya Betawi
kepada masyarakat dalam dan luar negeri.
B. SARAN
Setelah
melakukan observasi sebaiknya kita sebagai generasi muda harus terus menjaga
Budaya Betawi, agar tetap lestari dan tidak diambil oleh Negara lain. Supaya
anak cucu kita kelak dapat menikmati dan mempelajari Budaya Betawi.
Dalam
penulisan laporan ini, penulis menyadari masing banyak kekukarangan, baik dari
bahasa dan kelengkapan materi. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan
saran dari para pembaca, supaya kedepan dapat menjadi lebih baik lagi.
5
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar