Senin, 07 Desember 2015

Nur Hanifah / Kelas F PGSD 2015 / NIM: 1815152859

LAPORAN KUNJUNGAN
SETU BABAKAN
Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dosen: Ajat Sudrajat, M. Pd





Disusun Oleh:

                                                          Nama               :           Nur Hanifah
                                                           Kelas               :           F / PGSD 2015
                                                           NIM                :           1815152859


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hidayah-Nya, karunia kesehatan yang Ia berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan para sahabat.
Dalam menulis laporan ini penulis mendapatkan bantuan, arahan, dan saran. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1.      Bapak Ajat Sudrajat, M. Pd yang telah mendampingi penulis selama kunjungan dan memberikan arahan.
2.      Bang Indra, S. Kom yang telah menyambut penulis beserta rekan-rekan di Situ Babakan.
3.      Bang Roni yang telah mendampingi dan member penjelasan kepada penulis beserta rekan-rekan selama berada di Situ Babakan.
4.      Rekan-rekan yang memberikan saran yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik, dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.

Jakarta, 3 Desember 2015
Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR________________________________________ i
DAFTAR ISI________________________________________________ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Kunjungan___________________________________ 1
B.     Tujuan Kunjungan__________________________________________ 1
C.     Tempat dan Waktu Kunjungan________________________________ 1
D.    Peserta Kunjungan_________________________________________ 2
BAB II ISI LAPORAN
A.    Sejarah Perkampungan Budaya Betawi_________________________ 3
B.     Kegiatan Kunjungan _______________________________________  4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan_______________________________________________ 8
B.     Pesan dan Kesan___________________________________________ 8
LAMPIRAN________________________________________________ 9



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Kunjungan
Pada era modernisasi saat ini banyak budaya luar yang mulai masuk ke Indonesia dan membuat budaya Indonesia mulai luntur dari kehidupan masyarakat Indonesia itu sendiri.  Apalagi di Kota Jakarta yang merupakan Ibukota Negara Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lain untuk memperlihatkan budaya luar ke Indonesia.
Hal tersebut memiliki dampak terhadap kebudayaan masyarakat Kota Jakarta itu sendiri atau yang kita kenal adalah masyarakat Betawi. Sehingga dalam rangka melestarikan budaya Betawi penulis dan rekan mengadakan kunjungan ke perkampungan budaya Betawi.

B.     Tujuan Kunjungan
Adapun tujuan kunjungan ke Situ Babakan adalah:
1.      Memberikan pengetahuan yang luas tentang budaya Betawi
2.      Memberikan pengetahuan bagaimana cara melestarikan budaya Betawi

C.     Manfaat Kunjungan
Diharapkan dengan adanya kunjungan ini para mahasiswa dapat mengangkat kembali kebudayaan Betawi di kalangan masyarakat. Dan mahasiswa dapat melestarikan budaya Betawi agar tidak tergerus oleh budaya luar.

D.    Tempat dan Waktu Kunjungan
1.      Tempat : Perkampungan Budaya Betawi, Situ Babakan, Srengseng Sawah,    Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
2.      Waktu : Senin, 30 November 2015 pukul. 08.30 – 12.30

E.     Peserta Kunjungan
Peserta kunjungan terdiri dari 43 mahasiswa kelas F / PGSD 2015 dan didampingi oleh Bapak Ajat Sudrajat, M. Pd.



BAB II
ISI LAPORAN

A.    Sejarah Perkampungan Budaya Betawi
Perkampungan Budaya Betawi didirikan pada tanggal 18 Agustus 2000 dengan diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur DKI No. 92 tahun 2000. Sejak diterbitkan SK itulah, satu demi satu fasilitas dibangun, perkampungan dan setu didalamnya dibangun dan ditata pada pertengahan Oktober 2000.
Hingga akhirnya diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Bapak Sutiyoso pada 20 Januari 2001. Luas perkampungan budaya betawi berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2005  itu luasnya ± 289 ha tetapi berdasarkan dengan SK itu hanya 4000m2. Dari luas 289 ha itu sudah mencakup 4 (empat) Rukun Warga yaitu RW 6, RW 7, RW 8, dan RW 9.
Ada 2 (dua) tujuan pokok pemerintah membangun Perkampungan Budaya Betawi, yaitu:
1.      Untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi yang notabennya  adalah masyarakat inti dari kota Jakarta ini sendiri baik itu secara budaya maupun ekonomi.
2.      Ingin mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan budaya betawi.

Selain memiliki tujuan, Perkampungan Budaya Betawi juga mempunyai fungsi yang berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2005 yaitu:
1.      Sarana ibadah
2.      Sarana pemukiman atau tempat tinggal
3.      Sarana informasi
4.      Sarana pelestarian dan pengembangan
5.      Sarana penelitian
6.      Sarana pariwisata

B.     Kegiatan Kunjungan
1.      Membuat Kembang Goyang
Dinamakan Kembang Goyang karena dicetak menggunakan cetakan yang berbentuk kembang/bunga dan digoreng dengan digoyang-goyang. Kembang Goyang biasanya sering dijumpai pada saat acara khusus seperti, kawinan, sunatan, lebaran, dan acara besar lainnya. Mpok Uyun menjelaskan bagaimana cara membuat Kembang Goyang yang biasanya beliau mengajari kepada anak-anak.
Bahan-bahan yang diperlukan:
a.       Telur
b.      Mentega
c.       Gula pasir
d.      Garam
e.       Tepung terigu
f.       Santan
g.      Air putih
h.      Minyak goreng

Cara membuat:
a.       Campurkan semua bahan menjadi satu kecuali minyak goring sampai adonan tidak encer atau tidak keras.
b.      Panaskan minyak goring dan cetakan
c.       Letakkan cetakan di adonan sampai atas cetakan tapi tidak sampai menutup cetakan
d.      Goyang-goyangkan cetakan sampai adonan terlepas dari cetakan
e.       Tunggu sampai Kembang Goyang berwarna coklat keemasan
f.       Angkat. Lalu tiriskan




2.      Membuat batik khas Betawi
Batik merupakan salah satu pakaian khas dari Indonesia. Yang membuat batik khas Betawi ini berbeda adalah dari desain batik itu sendiri. Batik khas Betawi menggunakan desain dari ikonnya Kota Jakarta, seperti, Monas, Ondel-ondel, Ikan Gabus, dan sebagainya. Batik yang dibuat di Perkampungan Budaya Betawi ini kebanyakan menggunakan bahan pewarna alami, seperti, serutan kayu secang. Namun, ada pula yang menggunakan pewarna tekstil.
Ada 2 (dua) macam batik yang dibuat di Perkampungan Budaya Betawi, yaitu:
a.       Batik tulis
Batik tulis ialah batik yang ditulis menggunakan canting dan maam dan membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembuatannya.
Bahan yang digunakan:
Þ    Kain Nori 20x20cm
Þ    Lilin malam
Cara membuat batik tulis
Þ    Buat desain di kain menggunakan ballpoint
Þ    Tebali desain dengan malam menggunakan canting
Þ    Warnai dengan pewarna alam/tekstil di air mendidih
Þ    Cuci kain sehingga bersih dari malam
Þ    Jemur di bawah sinar matahari
b.      Batik cap
Batik cap ialah batik yang prosesnya menggunakan cap untuk menghasilkan gambar. Waktu untuk membuat batik cap lebih sebentar dari membuat batik tulis. Cap yang digunakan dibuat dari bahan tembaga dan setelah itu dibakar baru bisa digunakan untuk pembuatan batik.



3.      Membuat Ondel-ondel
Ondel-ondel merupakan bagian dari masyarakat Betawi karena biasanya masyarakat Betawi menggunakan ondel-ondel untuk suatu acara tertentu, seperti, pernikahan, lamaran, sunatan, dan sebagainya.
Ada 3 (tiga) perbedaan ondel-ondel zaman dahulu dengan sekarang, yaitu:
a.       Bentuk
b.      Cara membuat
Zaman dahulu membuat ondel-ondel memerlukan waktu dan ritual khusus karena terkait dengan fungsinya.
c.       Fungsi
Pada zaman dahulu ondel-ondel mempunyai fungsi seperti, mengusir hantu, menolak bala, dan sebagainya. Sedangkan pada saat ini, ondel-ondel berfungsi sebagai pajangan, media hiburan, dan sebagainya.
Di Perkampungan Budaya Betawi kami diajarkan membuat ondel-ondel kecil yang digunakan sebagai oleh-oleh.
Bahan yang digunakan:
Þ    Shuttle cock
Þ    Kain perca sesuai ukuran dan berbagai warna
Þ    Lem
Þ    Mata plastic
Þ    Manik-manik
Þ    Spidol
Cara membuat:
Þ    Gulung kain perca yang paling panjang di bagian bawah dari Shuttllecock lalu beri lem agar menempel.
Þ    Beri kain yang berbentuk segiempat kecil di bagian bawah persis dari kepala shuttlecock lalu beri lem.
Þ    Lingkarkan kain perca mengelilingi sisa dari bagian shuttlecock tapi tidak boleh menutupi kain berbentuk segiempat, lalu lem.
Þ    Tempelkan kain yang berwarna hitam di kepala dan beri lem.
Þ    Tempelkan mahkota dibagian atas muka ondel-ondel.
Þ    Tempelkan 2 (dua) mata plastik.
Þ    Gambar alis, bibir, dan lainnya menggunakan spidol.
Þ    Beri manik-manik diatas kepala ondel-ondel.
Þ    Selesai.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Di era modernisasi ini budaya sudah mulai luntur dan digantikan oleh budaya luar yang sangat berbeda dengan budaya Indonesia. Dalam rangka untuk mencegah kepunahan budaya khususnya di DKI Jakarta maka dibangunlah Perkampungan Budaya Betawi.
Perkampungan Budaya Betawi merupakan perkampungan yang dijadikan tempat pelestarian budaya betawi. Banyak hal yang dapat dipelajari di Perkampungan Budaya Betawi yaitu cara membuat Kembang Goyang, batik tulis, dan membuat ondel-ondel.

B.     Pesan dan Kesan
1.      Pesan
Diharapkan Perkampungan Budaya Betawi terus berkembang sehingga masyarakat tahu dan dapat melestarikan serta menjaga kebudayaan Betawi.
2.      Kesan
Selama berada di Perkampungan Budaya Betawi, penulis merasa berada di Jakarta pada zaman dahulu. Unsur budaya yang disajikan sangat terasa. Ditambah dengan pemandangan dari Situ Babakan yang membuat Perkampungan Budaya Betawi menjadi lebih mengesankan.







LAMPIRAN






Tidak ada komentar:

Posting Komentar