LAPORAN KUNJUNGAN
SETU BABAKAN
Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep
Dasar IPS
Dosen: Ajat Sudrajat, M. Pd
Disusun Oleh:
Nama : Nur
Hanifah
Kelas : F
/ PGSD 2015
NIM : 1815152859
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
karena hidayah-Nya, karunia kesehatan yang Ia berikan sehingga penulis bisa
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa
kami curahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan para
sahabat.
Dalam menulis laporan ini penulis mendapatkan
bantuan, arahan, dan saran. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada:
1. Bapak
Ajat Sudrajat, M. Pd yang telah mendampingi penulis selama kunjungan dan
memberikan arahan.
2. Bang
Indra, S. Kom yang telah menyambut penulis beserta rekan-rekan di Situ Babakan.
3. Bang
Roni yang telah mendampingi dan member penjelasan kepada penulis beserta
rekan-rekan selama berada di Situ Babakan.
4. Rekan-rekan
yang memberikan saran yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh
karena itu, kritik, dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Jakarta, 3 Desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR________________________________________ i
DAFTAR ISI________________________________________________
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kunjungan___________________________________
1
B.
Tujuan Kunjungan__________________________________________
1
C.
Tempat dan Waktu Kunjungan________________________________ 1
D. Peserta
Kunjungan_________________________________________
2
BAB II ISI LAPORAN
A.
Sejarah Perkampungan
Budaya Betawi_________________________
3
B. Kegiatan
Kunjungan _______________________________________ 4
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan_______________________________________________
8
B. Pesan
dan Kesan___________________________________________
8
LAMPIRAN________________________________________________
9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kunjungan
Pada
era modernisasi saat ini banyak budaya luar yang mulai masuk ke Indonesia dan membuat
budaya Indonesia mulai luntur dari kehidupan masyarakat Indonesia itu sendiri. Apalagi di Kota Jakarta yang merupakan Ibukota
Negara Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lain untuk
memperlihatkan budaya luar ke Indonesia.
Hal
tersebut memiliki dampak terhadap kebudayaan masyarakat Kota Jakarta itu
sendiri atau yang kita kenal adalah masyarakat Betawi. Sehingga dalam rangka
melestarikan budaya Betawi penulis dan rekan mengadakan kunjungan ke perkampungan
budaya Betawi.
B.
Tujuan Kunjungan
Adapun
tujuan kunjungan ke Situ Babakan adalah:
1. Memberikan
pengetahuan yang luas tentang budaya Betawi
2. Memberikan
pengetahuan bagaimana cara melestarikan budaya Betawi
C.
Manfaat Kunjungan
Diharapkan
dengan adanya kunjungan ini para mahasiswa dapat mengangkat kembali kebudayaan
Betawi di kalangan masyarakat. Dan mahasiswa dapat melestarikan budaya Betawi
agar tidak tergerus oleh budaya luar.
D.
Tempat dan Waktu
Kunjungan
1. Tempat
: Perkampungan Budaya Betawi, Situ Babakan, Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
2. Waktu
: Senin, 30 November 2015 pukul. 08.30 – 12.30
E.
Peserta Kunjungan
Peserta
kunjungan terdiri dari 43 mahasiswa kelas F / PGSD 2015 dan didampingi oleh
Bapak Ajat Sudrajat, M. Pd.
BAB
II
ISI
LAPORAN
A. Sejarah
Perkampungan Budaya Betawi
Perkampungan
Budaya Betawi didirikan pada tanggal 18 Agustus 2000 dengan diterbitkannya
Surat Keputusan Gubernur DKI No. 92 tahun 2000. Sejak diterbitkan SK itulah,
satu demi satu fasilitas dibangun, perkampungan dan setu didalamnya dibangun
dan ditata pada pertengahan Oktober 2000.
Hingga
akhirnya diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Bapak Sutiyoso pada 20
Januari 2001. Luas perkampungan budaya betawi berdasarkan
Peraturan Daerah No. 3 tahun 2005 itu
luasnya ± 289 ha
tetapi berdasarkan dengan SK itu hanya 4000m2. Dari luas 289 ha itu
sudah mencakup 4 (empat) Rukun Warga yaitu RW 6, RW 7, RW 8, dan RW 9.
Ada 2
(dua) tujuan pokok pemerintah membangun Perkampungan Budaya Betawi, yaitu:
1. Untuk
mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi yang notabennya adalah masyarakat inti dari kota Jakarta ini
sendiri baik itu secara budaya maupun ekonomi.
2. Ingin
mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan budaya
betawi.
Selain
memiliki tujuan, Perkampungan Budaya Betawi juga mempunyai fungsi yang
berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2005 yaitu:
1. Sarana
ibadah
2. Sarana
pemukiman atau tempat tinggal
3. Sarana
informasi
4. Sarana
pelestarian dan pengembangan
5. Sarana
penelitian
6. Sarana
pariwisata
B. Kegiatan
Kunjungan
1. Membuat
Kembang Goyang
Dinamakan Kembang Goyang karena dicetak
menggunakan cetakan yang berbentuk kembang/bunga dan digoreng dengan
digoyang-goyang. Kembang Goyang biasanya sering dijumpai pada saat acara khusus
seperti, kawinan, sunatan, lebaran, dan acara besar lainnya. Mpok Uyun
menjelaskan bagaimana cara membuat Kembang Goyang yang biasanya beliau
mengajari kepada anak-anak.
Bahan-bahan yang diperlukan:
a. Telur
b. Mentega
c. Gula
pasir
d. Garam
e. Tepung
terigu
f. Santan
g. Air
putih
h. Minyak
goreng
Cara membuat:
a. Campurkan
semua bahan menjadi satu kecuali minyak goring sampai adonan tidak encer atau
tidak keras.
b. Panaskan
minyak goring dan cetakan
c. Letakkan
cetakan di adonan sampai atas cetakan tapi tidak sampai menutup cetakan
d. Goyang-goyangkan
cetakan sampai adonan terlepas dari cetakan
e. Tunggu
sampai Kembang Goyang berwarna coklat keemasan
f. Angkat.
Lalu tiriskan
2. Membuat
batik khas Betawi
Batik merupakan salah satu pakaian khas dari
Indonesia. Yang membuat batik khas Betawi ini berbeda adalah dari desain batik
itu sendiri. Batik khas Betawi menggunakan desain dari ikonnya Kota Jakarta,
seperti, Monas, Ondel-ondel, Ikan Gabus, dan sebagainya. Batik yang dibuat di
Perkampungan Budaya Betawi ini kebanyakan menggunakan bahan pewarna alami,
seperti, serutan kayu secang. Namun, ada pula yang menggunakan pewarna tekstil.
Ada 2 (dua) macam batik yang dibuat di
Perkampungan Budaya Betawi, yaitu:
a. Batik
tulis
Batik
tulis ialah batik yang ditulis menggunakan canting dan maam dan membutuhkan
waktu yang lama dalam proses pembuatannya.
Bahan
yang digunakan:
Þ
Kain Nori 20x20cm
Þ
Lilin malam
Cara
membuat batik tulis
Þ
Buat desain di kain
menggunakan ballpoint
Þ
Tebali desain dengan
malam menggunakan canting
Þ
Warnai dengan pewarna
alam/tekstil di air mendidih
Þ
Cuci kain sehingga bersih
dari malam
Þ
Jemur di bawah sinar
matahari
b. Batik
cap
Batik
cap ialah batik yang prosesnya menggunakan cap untuk menghasilkan gambar. Waktu
untuk membuat batik cap lebih sebentar dari membuat batik tulis. Cap yang
digunakan dibuat dari bahan tembaga dan setelah itu dibakar baru bisa digunakan
untuk pembuatan batik.
3. Membuat
Ondel-ondel
Ondel-ondel merupakan bagian dari
masyarakat Betawi karena biasanya masyarakat Betawi menggunakan ondel-ondel
untuk suatu acara tertentu, seperti, pernikahan, lamaran, sunatan, dan
sebagainya.
Ada 3 (tiga) perbedaan ondel-ondel zaman
dahulu dengan sekarang, yaitu:
a. Bentuk
b. Cara
membuat
Zaman
dahulu membuat ondel-ondel memerlukan waktu dan ritual khusus karena terkait
dengan fungsinya.
c. Fungsi
Pada
zaman dahulu ondel-ondel mempunyai fungsi seperti, mengusir hantu, menolak
bala, dan sebagainya. Sedangkan pada saat ini, ondel-ondel berfungsi sebagai
pajangan, media hiburan, dan sebagainya.
Di
Perkampungan Budaya Betawi kami diajarkan membuat ondel-ondel kecil yang
digunakan sebagai oleh-oleh.
Bahan
yang digunakan:
Þ
Shuttle
cock
Þ
Kain perca sesuai
ukuran dan berbagai warna
Þ
Lem
Þ
Mata plastic
Þ
Manik-manik
Þ
Spidol
Cara membuat:
Þ
Gulung kain perca yang
paling panjang di bagian bawah dari Shuttllecock
lalu beri lem agar menempel.
Þ
Beri kain yang
berbentuk segiempat kecil di bagian bawah persis dari kepala shuttlecock lalu beri lem.
Þ
Lingkarkan kain perca
mengelilingi sisa dari bagian shuttlecock
tapi tidak boleh menutupi kain berbentuk segiempat, lalu lem.
Þ
Tempelkan kain yang
berwarna hitam di kepala dan beri lem.
Þ
Tempelkan mahkota
dibagian atas muka ondel-ondel.
Þ
Tempelkan 2 (dua) mata
plastik.
Þ
Gambar alis, bibir, dan
lainnya menggunakan spidol.
Þ
Beri manik-manik diatas
kepala ondel-ondel.
Þ
Selesai.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di
era modernisasi ini budaya sudah mulai luntur dan digantikan oleh budaya luar yang
sangat berbeda dengan budaya Indonesia. Dalam rangka untuk mencegah kepunahan
budaya khususnya di DKI Jakarta maka dibangunlah Perkampungan Budaya Betawi.
Perkampungan
Budaya Betawi merupakan perkampungan yang dijadikan tempat pelestarian budaya
betawi. Banyak hal yang dapat dipelajari di Perkampungan Budaya Betawi yaitu
cara membuat Kembang Goyang, batik tulis, dan membuat ondel-ondel.
B. Pesan
dan Kesan
1. Pesan
Diharapkan Perkampungan Budaya Betawi
terus berkembang sehingga masyarakat tahu dan dapat melestarikan serta menjaga
kebudayaan Betawi.
2. Kesan
Selama berada di Perkampungan Budaya
Betawi, penulis merasa berada di Jakarta pada zaman dahulu. Unsur budaya yang
disajikan sangat terasa. Ditambah dengan pemandangan dari Situ Babakan yang
membuat Perkampungan Budaya Betawi menjadi lebih mengesankan.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar