LAPORAN
HASIL
OBSERVASI KEBUDAYAAN BETAWI
(Ditujukan
untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen:
Dr.Ajat Sudrajat, M.pd
Disusun
oleh:
Puput
Megawati
1815152823
Kelas
F PGSD UNJ 2015
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Universitas
Negeri Jakarta
Kata
Pengantar
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan hasil observasi
tentang Budaya Betawi dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga
saya berterima kasih kepada Bapak Dr.Ajat Sudrajat, M.pd selaku Dosen mata
kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya
sangat berharap hasil observasi ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenal kebudayaan betawi. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dari
saya. Demikian kata pengantar ini saya buat semoga bermanfaat khususnya bagi
diri saya sendiri dan pembacanya.
Latar Belakang Masalah
Di Era Globalisasi ini sudah banyak masuknya budaya dari
luar, yang membuat budaya dari dalam terlupakan, contohnya budaya Betawi yang
semakin lama semakin punah, untuk itulah kunjungan ini diadakan untuk
mengenalkan kepada mahasiswa tentang kehidupan masyarakat Betawi beserta
kebudayaan yang ada di dalamnya.
Tujuan Kunjungan:
·
Memperluas pengetahuan mahasiswa tentang
Kebudayaan Betawi
·
Memberikan informasi cara melestarikan
Kebudayaan Betawi
·
Agar mahasiswa mengenal Kebudayaan Betawi
yang hampir punah
Adapun Metode yang digunakan yaitu:
a.
Metode Observasi: penyusun melakukan
observasi lapangan untuk mengumpulkan data melalui praktek atau turun langsung
ke dalam lapangan.
b.
Metode Wawancara: penyusun melakukan tanya
jawab dengan pengelola atau pengurus tempat tersebut
c.
Metode Ceramah: pengurus atau pengelola
memberikan penjelasan mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
Manfaat Kunjungan
Diharapkan mahasiswa dapat mengambil manfaat dalam
kunjungan ke Setu Babakan dalam mempelajari Kebudayaan Betawi yaitu mengetahui
apa saja yang terdapat dalam kebudayaan Betawi seperti pakaian, makanan, alat
music dan lain sebagainya.
Berikut
ini adalah hasil observasi saya.
Saya melakukan observasi pada Senin, 30 November 2015. “Kampung Betawi” adalah sebuah tempat
wisata yang terletak di Setu Babakan, yang di dalamnya terdapat berbagai hal
khas kebudayaan betawi yang bisa kita saksikan dari segi pakaian, makanan, dan
sebagainya. Dalam perjalanan kami dapat melihat danau Setu Babakan yang sangat
luas, banyak jajanan khas Betawi seperti kerak telor, soto betawi dan lain
sebagainya. Pintu masuk dan pemandangan tempat itu sudah sangat menunjukan
kekhasan dari tempat ini, didukung dengan bentuk rumah yang mencerminkan budaya
betawi dan pepohonan yang masih banyak juga suasananya yang bersih dan tentram.
Setelah kami sampai, kami pun masuk dan mulai mencari pengurus dari Kampung
Betawi ini. Saat itu masih pagi dan kami dibimbing oleh Bang Dayat.
Observasi pertama kami dimulai dari membuat
kembang goyang dibimbing oleh Mpok Yuyun, kenapa dinamakan kembang goyang?
Karena cetakannya berbentuk kembang dan saat di goreng harus di goyang-goyang.
Dan untuk membuatnya menggunakan.
Bahan-bahan
sebagai berikut:
·
telur
·
mentega
·
gula pasir
·
garam
·
tepung terigu
·
santan kelapa
·
air putih
·
dan minyak goreng.
Cara membuatnya:
·
Masukan telur, mentega, gula pasir, garam
pada baskom
·
Kemudian aduk sampai gulanya halus, lalu
masukkan tepung terigu, santan kelapa dan air putih sampai adonan menyatu,
tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair.
·
Lalu panaskan minyak dalam wajan dan alat
cetakannya juga dipanaskan tetapi jangan terlalu panas.
·
Kemudian masukkan alat cetakan pada adonan
tetapi tidak sampai tenggelam
·
Setelah itu, masukkan dalam wajan dan di
goyang-goyang sampai lepas adonan pada cetakannya.
·
Ketika sudah kecoklatan angkat dan selesai.
Kemudian
setelah kita membuat kembang goyang kita melanjutkan observasi ke tempat
pembuatan batik yang dibimbing oleh Mpo Aya dan Mpo Nana, disana pertama kita
diperlihatkan cara mendesain gambar batik yang ingin dibuat.
Setelah membuat gambarnya,
kita membuat cap, setelah cap sudah diukir kemudian di bakar agar patrinya
menghilang. Patri adalah alat perekat agar cetakan tidak goyang.
Kemudian
kita membuat batiknya dengan cap yang sudah jadi, cara membuat batik
menggunakan bahan lilin/malam, malam itu dipanaskan, setelah panas cetakan di
masukkan ke dalam malam, lalu di cetak ke atas kain.
Setelah kami melihat cara
pembuatan batik, kami praktek kan membuat batik sendiri-sendiri, walau buatan
batik kami berantakan, tetapi kami senang dan menjadi pengalaman tersendiri.
Lalu buatan batik kami diberi warna agar lebih menarik.
Dan
yang terakhir kami diajarkan cara membuat ondel-ondel dengan membentuk “kok”
menjadi seperti orang. Dengan bahannya kain perca, kertas, kok, dan assesoris
mata dan hiasan yang untuk diatas kepala.
Cara membuatnya:
·
Pertama, ambil kain perca dan bentuk polanya
·
Kemudian, kita tempel bentuk pola yang untuk
bagian bawah sebagai rok nya yang berwarna hitam
·
Lalu kita ambil kain perca yang sudah
dibentuk untuk penanda bagian depan kepalanya yang warna kuning
·
Setelah itu kita ambil kain perca yang
berwarna biru, sebagai bajunya kita tempel dengan cara menyilang.
·
Lalu kita tempel lagi kain perca yang warna
hitam, untuk bagian kepala sebagai rambutnya dan tempel kain perca yang warna
merah sebagai hiasan kepalanya
·
Setelah itu, kita ambil kertas yang sudah
dibentuk persegi panjang untuk tangannya dan tempel pada bagian kanan dan kiri
·
Lalu ambil spidol untuk menggambar alis,
mulut dan pipi, kemudian tempel assesoris mata, dan tancapkan assesoris untuk
kepalanya
·
Dan yang terakhir kita pasang tulisan
ondel-ondel seperti gambar.
Kesimpulan:
Pelajaran yang saya dapat
dari tugas observasi ini adalah, pertama saya mengetahui kebudayaan betawi yang
nyaris hampir punah di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta. Dan
dengan adanya Setu Babakan ini mengajarkan kepada kita kebudayaan betawi dengan
wisata budaya.
Saran:
Saya berharap masyarakat
akan sadar akan pentingnya budaya ini dan mengajarkannya pada generasi penerus
bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar