Senin, 07 Desember 2015

Nama: Puput Megawati Kelas: F NIM:1815152823

LAPORAN
HASIL OBSERVASI KEBUDAYAAN BETAWI
(Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen: Dr.Ajat Sudrajat, M.pd




Disusun oleh:
Puput Megawati
1815152823

Kelas F PGSD UNJ 2015
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Jakarta






Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan hasil observasi tentang Budaya Betawi dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada Bapak Dr.Ajat Sudrajat, M.pd selaku Dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya sangat berharap hasil observasi ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenal kebudayaan betawi. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dari saya. Demikian kata pengantar ini saya buat semoga bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri dan pembacanya.





Latar Belakang Masalah
Di Era Globalisasi ini sudah banyak masuknya budaya dari luar, yang membuat budaya dari dalam terlupakan, contohnya budaya Betawi yang semakin lama semakin punah, untuk itulah kunjungan ini diadakan untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang kehidupan masyarakat Betawi beserta kebudayaan yang ada di dalamnya.


Tujuan Kunjungan:
·         Memperluas pengetahuan mahasiswa tentang Kebudayaan Betawi
·         Memberikan informasi cara melestarikan Kebudayaan Betawi
·         Agar mahasiswa mengenal Kebudayaan Betawi yang hampir punah


Adapun Metode yang digunakan yaitu:
a.   Metode Observasi: penyusun melakukan observasi lapangan untuk mengumpulkan data melalui praktek atau turun langsung ke dalam lapangan.
b.   Metode Wawancara: penyusun melakukan tanya jawab dengan pengelola atau pengurus tempat tersebut
c.   Metode Ceramah: pengurus atau pengelola memberikan penjelasan mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.


Manfaat Kunjungan
Diharapkan mahasiswa dapat mengambil manfaat dalam kunjungan ke Setu Babakan dalam mempelajari Kebudayaan Betawi yaitu mengetahui apa saja yang terdapat dalam kebudayaan Betawi seperti pakaian, makanan, alat music dan lain sebagainya.






Berikut ini adalah hasil observasi saya. Saya melakukan observasi pada Senin, 30 November 2015. “Kampung Betawi” adalah sebuah tempat wisata yang terletak di Setu Babakan, yang di dalamnya terdapat berbagai hal khas kebudayaan betawi yang bisa kita saksikan dari segi pakaian, makanan, dan sebagainya. Dalam perjalanan kami dapat melihat danau Setu Babakan yang sangat luas, banyak jajanan khas Betawi seperti kerak telor, soto betawi dan lain sebagainya. Pintu masuk dan pemandangan tempat itu sudah sangat menunjukan kekhasan dari tempat ini, didukung dengan bentuk rumah yang mencerminkan budaya betawi dan pepohonan yang masih banyak juga suasananya yang bersih dan tentram. Setelah kami sampai, kami pun masuk dan mulai mencari pengurus dari Kampung Betawi ini. Saat itu masih pagi dan kami dibimbing oleh Bang Dayat.
Observasi pertama kami dimulai dari membuat kembang goyang dibimbing oleh Mpok Yuyun, kenapa dinamakan kembang goyang? Karena cetakannya berbentuk kembang dan saat di goreng harus di goyang-goyang. Dan untuk membuatnya menggunakan.

Bahan-bahan sebagai berikut:
·         telur
·         mentega
·         gula pasir
·         garam
·         tepung terigu
·         santan kelapa
·         air putih
·         dan minyak goreng. 

   



Cara membuatnya:
·         Masukan telur, mentega, gula pasir, garam pada baskom
·         Kemudian aduk sampai gulanya halus, lalu masukkan tepung terigu, santan kelapa dan air putih sampai adonan menyatu, tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair.
·         Lalu panaskan minyak dalam wajan dan alat cetakannya juga dipanaskan tetapi jangan terlalu panas.
·         Kemudian masukkan alat cetakan pada adonan tetapi tidak sampai tenggelam
·         Setelah itu, masukkan dalam wajan dan di goyang-goyang sampai lepas adonan pada cetakannya.
·         Ketika sudah kecoklatan angkat dan selesai.
  



Kemudian setelah kita membuat kembang goyang kita melanjutkan observasi ke tempat pembuatan batik yang dibimbing oleh Mpo Aya dan Mpo Nana, disana pertama kita diperlihatkan cara mendesain gambar batik yang ingin dibuat.




Setelah membuat gambarnya, kita membuat cap, setelah cap sudah diukir kemudian di bakar agar patrinya menghilang. Patri adalah alat perekat agar cetakan tidak goyang.
  



Kemudian kita membuat batiknya dengan cap yang sudah jadi, cara membuat batik menggunakan bahan lilin/malam, malam itu dipanaskan, setelah panas cetakan di masukkan ke dalam malam, lalu di cetak ke atas kain.




Setelah kami melihat cara pembuatan batik, kami praktek kan membuat batik sendiri-sendiri, walau buatan batik kami berantakan, tetapi kami senang dan menjadi pengalaman tersendiri. Lalu buatan batik kami diberi warna agar lebih menarik.
      



Dan yang terakhir kami diajarkan cara membuat ondel-ondel dengan membentuk “kok” menjadi seperti orang. Dengan bahannya kain perca, kertas, kok, dan assesoris mata dan hiasan yang untuk diatas kepala.
Cara membuatnya:
·         Pertama, ambil kain perca dan bentuk polanya
·         Kemudian, kita tempel bentuk pola yang untuk bagian bawah sebagai rok nya yang berwarna hitam
·         Lalu kita ambil kain perca yang sudah dibentuk untuk penanda bagian depan kepalanya yang warna kuning
·         Setelah itu kita ambil kain perca yang berwarna biru, sebagai bajunya kita tempel dengan cara menyilang.
·         Lalu kita tempel lagi kain perca yang warna hitam, untuk bagian kepala sebagai rambutnya dan tempel kain perca yang warna merah sebagai hiasan kepalanya
·         Setelah itu, kita ambil kertas yang sudah dibentuk persegi panjang untuk tangannya dan tempel pada bagian kanan dan kiri
·         Lalu ambil spidol untuk menggambar alis, mulut dan pipi, kemudian tempel assesoris mata, dan tancapkan assesoris untuk kepalanya
·         Dan yang terakhir kita pasang tulisan ondel-ondel seperti gambar.
       


Kesimpulan:
Pelajaran yang saya dapat dari tugas observasi ini adalah, pertama saya mengetahui kebudayaan betawi yang nyaris hampir punah di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta. Dan dengan adanya Setu Babakan ini mengajarkan kepada kita kebudayaan betawi dengan wisata budaya.


Saran:

Saya berharap masyarakat akan sadar akan pentingnya budaya ini dan mengajarkannya pada generasi penerus bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar