Senin, 07 Desember 2015

agnes nur hidayah-f pgsd 2015-1815152449

LAPORAN HASIL OBSERVASI
KUNJUNGAN BUDAYA BETAWI
DI SETU BABAKAN
 (Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Dosen: Ajat Sudrajat, S.Pd. M,Pd







Disusun oleh:

Agnes Nur Hidayah (1815152449)
Kelas F PGSD UNJ 2015




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan observasi yang penulis susun berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan pada masyarakat suku betawi yang bermukim di kawasan setu babakan. Banyak sekali budaya yang dimiliki suku asli Jakarta ini mulai dari keseniannya, kerajinan tangannya, kuliner khasnya sampai tradisinya.

Laporan yang penulis buat ini bertujuan untuk  menyelesaikan penugasan mata kuliah konsep dasar ips semester 1 2015. Selain itu laporan ini juga penulis buat dengan tujuan agar para pembacanya dapat lebih mengenal salah kebudayaan yang sekarang sedang membutuhkan perhatian baik dari pihak pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat. dan dengan adanya dukungan pelestarian dari pihak terkait akan sangat mungkin kebudayaan ini akan terus bertahan dari serangan jaman.

Dalam proses penyusunan dan penyelesaian laporan ini penulis mendapatkan bantuan, koreksi, serta saran dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.      Kepada keluarga yang telah memberikan bantuan berupa dukungan dan Motifasi.
2.      Kepada bapak Dr. Ajat Sudrajat M.PD selaku dosen matakuliah konsep dasar ips yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penugasan laporan observasi ini.
3.      Serta kepada teman-teman yang telah memberikan saran dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan observasi ini juga masih jauh dari kesempurnaan baik dari kata-kata, penulisan, maupun konten isi. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata dan dengan harapan semoga laporan ini dapat digunakan sebagai referensi dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kita mengenai budaya betawi, penyusun mengucapkan banyak terima kasih.


Jakarta, 6 Desember 2015


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...    2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..    3

BAB I
           PENDAHULUAN
                 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………     4
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………    5
                 1.3 Tujuan Observasi…………………………………………………………..   5
                 1.4 Manfaat Observasi………………………………………………………...    6
                 1.5 Metode Observasi…………………………………………………………    6
BAB II
            PEMBAHASAN
                 2.1 Sejarah Setu Babakan……..……………………………….………...……    7
                 2.2 Profil Setu Babakan………….……………………………….…….…….     8
                       A. Akomodasi Dan Fasilitas……………………………….……………..     9
                       B. Akses……..……………………………………………….…………...     9
                       C. Fungsi…………………………………………………….……………     9
     2.3 Kegiatan Observasi…………………………….…………………………     10
BAB III
            PENUTUP
                3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………   13
                3.2 Saran……………………………………………………………………….    13
                3.3 Dokumentasi……………………………………………………………….    14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..    15


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
                      
Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan jaman yang mengarah pada moderenisasi dan westrenisasi secara tidak langsung berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di bidang iptek, social, serta budaya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif, salah satu dampak positifnya adalah pesatnya informasi yang masuk lewat berbagai media baik itu cetak maupun elektronik serta teknologi yang semakin maju dan terdepan, yang pada akhirnya hal ini berpengaruh pada pola pikir masyarakat yang lebih berorientasi pada masa depan, dan disamping itu banyak juga dampak negatif  yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia, hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang sangat tergantung terhadap alat-alat elektronik, misalnya penggunaan gadget yang berlebihan, selain itu masyarakat kini lebih mementingkan trend dibanding kebutuhan, serta terkesan ikut-ikutan dan lambat laun kebudayaan asli masyarakat Indonesia pun akan terasingkan. Oleh karena itu kita harus bijak dalam menyikapi kemajuan jaman serta selalu menyaring kebudayaan asing yang masuk, mengambil budaya yang baik dan menjauhi budayanya yang buruk, dengan begitu kebudaayaan yang kita miliki akan tetap bertahan siring perkembangan jaman.
Atas dasar hal tersebut penulis melakukan observasi pada salah satu suku di Indonesia yang kini sedang membutuhkan perhatian baik itu dari pihak pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat. Observasi ini dilakukan semata-mata untuk menggali informasi mengenai kebudayaan yang berkembang pada masyarakat suku betawi agar kita dapat lebih mengenal dan mencintai kebudayaan sendiri. Dan dengan engan melihat pesatnya kemajuan jaman, maka banyak sekali upaya yang perlu dilakukan untuk melestarikan kebudayaan ini, salah satunya dengan ikut berpartisipasi dalam upaya peningkatan kesadaran akan kebudayaan dan tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia. Dan berdasarkan hal tersebut lah penulis menyusun laporan observasi mengenai kebudayaan betawi yang merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki bangsa Indonesia.




1.2             Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Sejarah didirikannya perkampungan budaya betawi yang berlokasi di kawasan setu babakan?
2.      Bagaimana kehidupan masyarakat betawi di kawasan setu babakan?
3.      Apa saja kebudayaan yang berkembang pada masyarakat betawi?
4.      Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah dalam memelihara kebudayaan betawi di kawasan setu babakan?


1.3             Tujuan Observasi

Tujuan diadakannya observasi ini tidak lain untuk melatih kami para mahasiswa untuk melakukan penelitian studi antropologi yang merupakan salah satu bidang ilmu ips, dan juga untuk membuat kami lebih mengenal dan mencintai kebudayaan sendiri yang merupakan tempat dimana kami bermukim, dan menuntut ilmu. dengan begitu kami dapat menjadi mahasiswa yang kritis, aktif, dan cinta akan budaya yang dimiliki bangsanya. Serta hal ini juga dapat memotivasi kami untuk turut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia.


1.4             Manfaat Observasi

Observasi dan pembuatan laporan ini menberikan banyak sekali manfaat khususnya bagi kami, para mahasiswa karena :
1.      Kami mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat kebudayaan betawi
2.      Kami menjadi terlatih dalam melakukan penelitian dengan metode observasi.
3.      Menambah khasanah ilmu kebudayaan yang sebelumnya minim kami ketahui.
4.      Mendorong lahirnya rasa cinta dan bangga akan kebudayaan yang dimiliki bangsa sendiri.


1.5             Metode Observasi
Dalam melakukan observasi ini saya menggunakan berbagai metode, antara lain :
1.       Metode ceramah      : dengan mendengarkan informasi dan arahan seputar setu babakan    
    beserta fasilitas yang dimiliki dan budaya yang dikembangkan di                      
    kawasan setu babakan.
2.       Metode wawancara : dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada salah seorang               
                                   pihak setu babakan yang ditugaskan untuk mengarahkan kami.
3.      Metode praktek       : dengan terjun langsung melihat serta melakukan kegiatan yang   
                                         telah direncanakan untuk kami.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1                         Sejarah Setu Babakan

Berdasarkan SK Gurbenur nomor 32 tahun 2002, dimulailah tahap awal pembangunan perkampungan budaya betawi. Diresmikannya Setu Babakan yakni satu tahun setelah awal pembangunan sekitar tanggal 20 Januari 2001 dan yang meresmikannya adalah gubernur DKI Jakarta yaitu bapak Sutiyoso. Luas perkampungan budaya betawi berdasarkan dengan perda nomor 3 tahun 2005 yaitu kurang lebih 289 hektar terdiri dari empat RW, yaitu ada RW 6, RW 7, RW 8, dan RW 9.
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association(PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.



2.2                         Profil Setu Babakan

Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang diperuntukkan untuk pelestarian warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.
Situ Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektare (79 akre) dengan kedalaman 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan sebagai tempat wisata alternatif, bagi warga dan para pengunjung.
Taman disekitarnya ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan Jengkol.
Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, dll.
Wisata budaya yang disajikan antara laim rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta.
Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng.
Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan.
Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari pemda D


A.    Akomodasi dan Fasilitas

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti :
Ø  tempat ibadah,
Ø  panggung pertunjukan seni,
Ø  tempat bermain anak-anak,
Ø  teater terbuka,
Ø  wisma,
Ø  kantor pengelola,
Ø  galeri,
Ø  dan pertokoan suvenir.


B.     Akses

Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan Setu Babakan.

Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 jurusan Blok M - Pasar Minggu - Cimpedak atau menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung diminta memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi Setu Babakan.

C.    Fungsi
Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan kebudayaan betawi yang makin tergerus oleh zaman, tapi digunakan juga sebagai tempat alternatif rekreasi yang berlokasi di selatan jakarta. selain fungsi utamanya sebagai penampung air resapan untuk selatan jakarta,


2.3                         Kegiatan Observasi

penulis beserta mahasiswa kelas F PGSD UNJ 2015 lainnya melakukan berbagai kegiatan observasi, mulai dari melakukan pengamatan di area setu babakan sampai melakukan praktek membuat makanan, dan kerajinan tangan khas masyarakat betawi.

Berikut kegiatan observasi yang kami lakukan :

1.      Membuat Kue Kembang goyang

Nama kembang goyang diambil dari cetakan untuk membuat kue tersebut yang berbentuk seperti bungga dan dari proses memasakny yang digoreng dengan menggoyang-goyang cetakannya di atas minyak panas.

Bahan :
1.      Telur
2.      Mentega
3.      Gula pasir
4.      Garam
5.      Tepung terigu
6.      Santan
7.      Air putih
8.      Minyak goreng
9.      Biji wijen

Cara membuat :
1.      Campur semua bahan-bahan diatas, aduk sampai merata (jangan terlalu encer dan terlalu kental)
2.      Kemudian Panaskan minyak goreng
3.      Celupkan pencetak kembang goyang ke minyak goreng yang sudah panas
4.      Masukkan pencetak kembang goyang kedalam adonan
5.      Celupkan pencetak kembang goyang ke minyak goreng yang sudah panas
6.      Goyangkan pencetak kembang goyang sampai adonan di pencetak nya terlepas
7.      Angkat kembang goyang dengan sumpit, lalu tiriskan

2.      Membuat Batik Betawi

Batik betawi sama seperti batik pada umumnya yang membedakannya hanya dari segi motif, batik betawi lebih sering menggunakan motif benda yang berhubungan dengan kesenian betawi seperti motif ondel-ondel, penari, tukang kerak telor dan monument nasional. Batik betawi ada dua macam yaitu :
1.      Batik Tulis

Bahan-bahan :
1.      Kain Mori
2.      Lilin/malam
3.      Canting
4.      Wajan
5.      Kompor

Cara Membuat :
      1.      Buat pola yang diinginkan dengan menggunakan pensil.
      2.      Proses pembatikan menggunakan canting, dengan warna dari bahan alami  
            yang telah dicampur dengan malam (sejenis lilin).
      3.      celupkan kain kedalam pewarna
      4.      Setelah itu dikeringkan.

2.      Batik cap

Bahan-bahan :
1.      Kain Mori
2.      Lilin/malam
3.      Cap
4.      Wajan
5.      Kompor
6.      Gawangan

Cara Membuat :

      1.      Memanaskan malam atau lilin diatas kain yang telah diberi air.
      2.      Mencelupkan cap batik diatas kain yang telah bercampur dengang malam.
      3.      Tiriskan sebentar, lalu capkan pada kain.
      4.      Lakukan terus sesuai pola.
      5.   Setelah selesai celupkan kain kedalam pewarna
      6.   Terakhir keringkan



3.      Membuat Ondel-Ondel MINI
Ondel-ondel adalah salah satu kesenian khas betawi, ondel-ondel biasanya digunakan pada acara-acara tertentu seperti upacara adat betawi atau pementasan kesenian betawi. Sekarang ondel-ondel telah mengalami inovasi pada segi bentuk, sesuai kebutuhan konsumen. Dan dalam prakteknya kami diajari cari membuat ondel-ondel mini. Berikut alat dan cara membuat ondel-ondel mini .

Bahan-Bahan :
1.      Shuttlecock
2.      Lem
3.      Spidol hitam dan merah
4.      Kain perca
5.      Hiasan kepala dan bola mata buatan dari plastik

Cara membuat:
1.      Pertama, lilitkan kain perca pada bawah kepala shuttlecock, kemudian beri sedikit lem.
2.      Selanjutnya lilitkan kain pada bagian atas shuttlecock membentuk setengah lingkaran, kemudian beri lem.
3.      Setelah itu gambar alis, dan hidung menggunakan spidol hitam dan mulut menggunakan spidol berwarna merah pada bagian wajah ondel-ondel.
4.      Terakhir tambahkan mata buatan pada bagian wajahnya, dan mahkota pada bagian atas kepalanya.




BAB III
PENUTUP

3.1            Kesimpulan

Masyarakat betawi adalah masyarakat majemuk yang sangat mengedepankan tradisi dan kekeluargan, kebudayaannya yang beragam tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang baik untuk sekedar berwisata atau melakukan penelitian di kawasan setu babakan. Dan dengan melakukan kegiatan observasi ini diharapkan agar para mahasiswa dapat mengembangkan pikirannya dalam hal mengamati dan menganalisa, hal ini tentu akan sangat bermanfaat untuk kegiatan perkuliahan lainnya. Selain itu observasi ini juga sangat berguna bagi para mahasiswa untuk lebih mengenal kebudayaan betawi yang merupakan suku asli ibukota yang mana merupakan tempat dimana kita menuntut ilmu dan juga merupakan asset bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.


3.2             Saran

melihat potensi yang dimiliki dari budaya betawi ini, penulis rasa sudah seharusnya kita sebagai pelajar dan masyarakat Indonesia dapat turut serta menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki agar kebudayaan ini akan dapat bertahan sampai generasi selanjutnya.










3.3             Dokumentasi

  
                                     








     

DAFTAR PUSTAKA


https://setubabakan.wordpress.com/about/
http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2014/12/perkampungan-budaya-betawi-setu-babakan.html




















Disusun oleh:

Agnes Nur Hidayah (1815152449)
Kelas F PGSD UNJ 2015




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan observasi yang penulis susun berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan pada masyarakat suku betawi yang bermukim di kawasan setu babakan. Banyak sekali budaya yang dimiliki suku asli Jakarta ini mulai dari keseniannya, kerajinan tangannya, kuliner khasnya sampai tradisinya.

Laporan yang penulis buat ini bertujuan untuk  menyelesaikan penugasan mata kuliah konsep dasar ips semester 1 2015. Selain itu laporan ini juga penulis buat dengan tujuan agar para pembacanya dapat lebih mengenal salah kebudayaan yang sekarang sedang membutuhkan perhatian baik dari pihak pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat. dan dengan adanya dukungan pelestarian dari pihak terkait akan sangat mungkin kebudayaan ini akan terus bertahan dari serangan jaman.

Dalam proses penyusunan dan penyelesaian laporan ini penulis mendapatkan bantuan, koreksi, serta saran dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.      Kepada keluarga yang telah memberikan bantuan berupa dukungan dan Motifasi.
2.      Kepada bapak Dr. Ajat Sudrajat M.PD selaku dosen matakuliah konsep dasar ips yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penugasan laporan observasi ini.
3.      Serta kepada teman-teman yang telah memberikan saran dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan observasi ini juga masih jauh dari kesempurnaan baik dari kata-kata, penulisan, maupun konten isi. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata dan dengan harapan semoga laporan ini dapat digunakan sebagai referensi dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kita mengenai budaya betawi, penyusun mengucapkan banyak terima kasih.


Jakarta, 6 Desember 2015


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...     2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..    3

BAB I
           PENDAHULUAN
                 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………     4
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………    5
                 1.3 Tujuan Observasi…………………………………………………………..   5
                 1.4 Manfaat Observasi………………………………………………………...    6
                 1.5 Metode Observasi…………………………………………………………   6
BAB II
            PEMBAHASAN
                 2.1 Sejarah Setu Babakan……..……………………………….………...……    7
                 2.2 Profil Setu Babakan………….……………………………….…….…….     8
                       A. Akomodasi Dan Fasilitas……………………………….……………..      9
                       B. Akses……..……………………………………………….…………...    9
                       C. Fungsi…………………………………………………….……………    9
     2.3 Kegiatan Observasi…………………………….…………………………    10
BAB III
            PENUTUP
                3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………   13
                3.2 Saran……………………………………………………………………….   13
                3.3 Dokumentasi……………………………………………………………….    14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..     15


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
                      
Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan jaman yang mengarah pada moderenisasi dan westrenisasi secara tidak langsung berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di bidang iptek, social, serta budaya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif, salah satu dampak positifnya adalah pesatnya informasi yang masuk lewat berbagai media baik itu cetak maupun elektronik serta teknologi yang semakin maju dan terdepan, yang pada akhirnya hal ini berpengaruh pada pola pikir masyarakat yang lebih berorientasi pada masa depan, dan disamping itu banyak juga dampak negatif  yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia, hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang sangat tergantung terhadap alat-alat elektronik, misalnya penggunaan gadget yang berlebihan, selain itu masyarakat kini lebih mementingkan trend dibanding kebutuhan, serta terkesan ikut-ikutan dan lambat laun kebudayaan asli masyarakat Indonesia pun akan terasingkan. Oleh karena itu kita harus bijak dalam menyikapi kemajuan jaman serta selalu menyaring kebudayaan asing yang masuk, mengambil budaya yang baik dan menjauhi budayanya yang buruk, dengan begitu kebudaayaan yang kita miliki akan tetap bertahan siring perkembangan jaman.
Atas dasar hal tersebut penulis melakukan observasi pada salah satu suku di Indonesia yang kini sedang membutuhkan perhatian baik itu dari pihak pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat. Observasi ini dilakukan semata-mata untuk menggali informasi mengenai kebudayaan yang berkembang pada masyarakat suku betawi agar kita dapat lebih mengenal dan mencintai kebudayaan sendiri. Dan dengan engan melihat pesatnya kemajuan jaman, maka banyak sekali upaya yang perlu dilakukan untuk melestarikan kebudayaan ini, salah satunya dengan ikut berpartisipasi dalam upaya peningkatan kesadaran akan kebudayaan dan tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia. Dan berdasarkan hal tersebut lah penulis menyusun laporan observasi mengenai kebudayaan betawi yang merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki bangsa Indonesia.




1.2             Rumusan Masalah

1.       Bagaimana Sejarah didirikannya perkampungan budaya betawi yang berlokasi di kawasan setu babakan?
2.      Bagaimana kehidupan masyarakat betawi di kawasan setu babakan?
3.      Apa saja kebudayaan yang berkembang pada masyarakat betawi?
4.     Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah dalam memelihara kebudayaan betawi di kawasan setu babakan?


1.3             Tujuan Observasi

Tujuan diadakannya observasi ini tidak lain untuk melatih kami para mahasiswa untuk melakukan penelitian studi antropologi yang merupakan salah satu bidang ilmu ips, dan juga untuk membuat kami lebih mengenal dan mencintai kebudayaan sendiri yang merupakan tempat dimana kami bermukim, dan menuntut ilmu. dengan begitu kami dapat menjadi mahasiswa yang kritis, aktif, dan cinta akan budaya yang dimiliki bangsanya. Serta hal ini juga dapat memotivasi kami untuk turut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia.



1.4             Manfaat Observasi

Observasi dan pembuatan laporan ini menberikan banyak sekali manfaat khususnya bagi kami, para mahasiswa karena :
1.      Kami mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat kebudayaan betawi
2.      Kami menjadi terlatih dalam melakukan penelitian dengan metode observasi.
3.      Menambah khasanah ilmu kebudayaan yang sebelumnya minim kami ketahui.
4.      Mendorong lahirnya rasa cinta dan bangga akan kebudayaan yang dimiliki bangsa sendiri.


1.5             Metode Observasi
Dalam melakukan observasi ini saya menggunakan berbagai metode, antara lain :
1.       Metode ceramah      : dengan mendengarkan informasi dan arahan seputar setu babakan    
 beserta fasilitas yang dimiliki dan budaya yang dikembangkan di                      
  kawasan setu babakan.
2.       Metode wawancara : dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada salah seorang               
                                  pihak setu babakan yang ditugaskan untuk mengarahkan kami.
3.      Metode praktek       : dengan terjun langsung melihat serta melakukan kegiatan yang   
                                        telah direncanakan untuk kami.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1                         Sejarah Setu Babakan

Berdasarkan SK Gurbenur nomor 32 tahun 2002, dimulailah tahap awal pembangunan perkampungan budaya betawi. Diresmikannya Setu Babakan yakni satu tahun setelah awal pembangunan sekitar tanggal 20 Januari 2001 dan yang meresmikannya adalah gubernur DKI Jakarta yaitu bapak Sutiyoso. Luas perkampungan budaya betawi berdasarkan dengan perda nomor 3 tahun 2005 yaitu kurang lebih 289 hektar terdiri dari empat RW, yaitu ada RW 6, RW 7, RW 8, dan RW 9.
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association(PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.



2.2                         Profil Setu Babakan

Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang diperuntukkan untuk pelestarian warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.
Situ Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektare (79 akre) dengan kedalaman 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan sebagai tempat wisata alternatif, bagi warga dan para pengunjung.
Taman disekitarnya ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan Jengkol.
Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, dll.
Wisata budaya yang disajikan antara laim rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta.
Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng.
Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan.
Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari pemda DKI



A.    Akomodasi dan Fasilitas

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti :
Ø  tempat ibadah,
Ø  panggung pertunjukan seni,
Ø  tempat bermain anak-anak,
Ø  teater terbuka,
Ø  wisma,
Ø  kantor pengelola,
Ø  galeri,
Ø  dan pertokoan suvenir.


B.     Akses

Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan Setu Babakan.

Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 jurusan Blok M - Pasar Minggu - Cimpedak atau menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung diminta memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi Setu Babakan.

C.    Fungsi
Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan kebudayaan betawi yang makin tergerus oleh zaman, tapi digunakan juga sebagai tempat alternatif rekreasi yang berlokasi di selatan jakarta. selain fungsi utamanya sebagai penampung air resapan untuk selatan jakarta,


2.3                         Kegiatan Observasi

penulis beserta mahasiswa kelas F PGSD UNJ 2015 lainnya melakukan berbagai kegiatan observasi, mulai dari melakukan pengamatan di area setu babakan sampai melakukan praktek membuat makanan, dan kerajinan tangan khas masyarakat betawi.

Berikut kegiatan observasi yang kami lakukan :

1.      Membuat Kue Kembang goyang

Nama kembang goyang diambil dari cetakan untuk membuat kue tersebut yang berbentuk seperti bungga dan dari proses memasakny yang digoreng dengan menggoyang-goyang cetakannya di atas minyak panas.

Bahan :
1.      Telur
2.      Mentega
3.      Gula pasir
4.      Garam
5.      Tepung terigu
6.      Santan
7.      Air putih
8.      Minyak goreng
9.      Biji wijen

Cara membuat :
1.      Campur semua bahan-bahan diatas, aduk sampai merata (jangan terlalu encer dan terlalu kental)
2.      Kemudian Panaskan minyak goreng
3.      Celupkan pencetak kembang goyang ke minyak goreng yang sudah panas
4.      Masukkan pencetak kembang goyang kedalam adonan
5.      Celupkan pencetak kembang goyang ke minyak goreng yang sudah panas
6.      Goyangkan pencetak kembang goyang sampai adonan di pencetak nya terlepas
7.      Angkat kembang goyang dengan sumpit, lalu tiriskan

2.      Membuat Batik Betawi

Batik betawi sama seperti batik pada umumnya yang membedakannya hanya dari segi motif, batik betawi lebih sering menggunakan motif benda yang berhubungan dengan kesenian betawi seperti motif ondel-ondel, penari, tukang kerak telor dan monument nasional. Batik betawi ada dua macam yaitu :

1.      Batik Tulis

Bahan-bahan :
1.      Kain Mori
2.      Lilin/malam
3.      Canting
4.      Wajan
5.      Kompor

Cara Membuat :
      1.      Buat pola yang diinginkan dengan menggunakan pensil.
      2.      Proses pembatikan menggunakan canting, dengan warna dari bahan alami  
            yang telah dicampur dengan malam (sejenis lilin).
      3.      celupkan kain kedalam pewarna
      4.      Setelah itu dikeringkan.

2.      Batik cap

Bahan-bahan :
1.      Kain Mori
2.      Lilin/malam
3.      Cap
4.      Wajan
5.      Kompor
6.      Gawangan

Cara Membuat :

      1.      Memanaskan malam atau lilin diatas kain yang telah diberi air.
      2.      Mencelupkan cap batik diatas kain yang telah bercampur dengang malam.
      3.      Tiriskan sebentar, lalu capkan pada kain.
      4.      Lakukan terus sesuai pola.
      5.   Setelah selesai celupkan kain kedalam pewarna
      6.   Terakhir keringkan



3.      Membuat Ondel-Ondel MINI
Ondel-ondel adalah salah satu kesenian khas betawi, ondel-ondel biasanya digunakan pada acara-acara tertentu seperti upacara adat betawi atau pementasan kesenian betawi. Sekarang ondel-ondel telah mengalami inovasi pada segi bentuk, sesuai kebutuhan konsumen. Dan dalam prakteknya kami diajari cari membuat ondel-ondel mini. Berikut alat dan cara membuat ondel-ondel mini .

Bahan-Bahan :
1.      Shuttlecock
2.      Lem
3.      Spidol hitam dan merah
4.      Kain perca
5.      Hiasan kepala dan bola mata buatan dari plastik

Cara membuat:
1.      Pertama, lilitkan kain perca pada bawah kepala shuttlecock, kemudian beri sedikit lem.
2.      Selanjutnya lilitkan kain pada bagian atas shuttlecock membentuk setengah lingkaran, kemudian beri lem.
3.      Setelah itu gambar alis, dan hidung menggunakan spidol hitam dan mulut menggunakan spidol berwarna merah pada bagian wajah ondel-ondel.
4.      Terakhir tambahkan mata buatan pada bagian wajahnya, dan mahkota pada bagian atas kepalanya.



BAB III
PENUTUP

3.1            Kesimpulan

Masyarakat betawi adalah masyarakat majemuk yang sangat mengedepankan tradisi dan kekeluargan, kebudayaannya yang beragam tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang baik untuk sekedar berwisata atau melakukan penelitian di kawasan setu babakan. Dan dengan melakukan kegiatan observasi ini diharapkan agar para mahasiswa dapat mengembangkan pikirannya dalam hal mengamati dan menganalisa, hal ini tentu akan sangat bermanfaat untuk kegiatan perkuliahan lainnya. Selain itu observasi ini juga sangat berguna bagi para mahasiswa untuk lebih mengenal kebudayaan betawi yang merupakan suku asli ibukota yang mana merupakan tempat dimana kita menuntut ilmu dan juga merupakan asset bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.


3.2             Saran

melihat potensi yang dimiliki dari budaya betawi ini, penulis rasa sudah seharusnya kita sebagai pelajar dan masyarakat Indonesia dapat turut serta menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki agar kebudayaan ini akan dapat bertahan sampai generasi selanjutnya.



3.3             Dokumentasi


 
Pintu Masuk Kawasan Setu Babakan             Kelas F PGSD UNJ 2015

      
Proses Membatik                                             Rumah Adat Suku Betawi







DAFTAR PUSTAKA


https://setubabakan.wordpress.com/about/
http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2014/12/perkampungan-budaya-betawi-setu-babakan.html
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar