Senin, 07 Desember 2015

HENI LESTARI / KELAS F / 1815153358


LAPORAN 
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI 
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI
SETU BABAKAN
SRENGSENG SAWAH, JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN
(Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS)
                                                        Dosen: Ajat Sudrajat, M.Pd                   



Disusun oleh :
Heni Lestari
1815153358
Kelas F

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015



Kata Pengantar

            Puji dan syukur saya  panjatkan kehadirat Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Hasil Observasi Budaya Betawi ini tepat pada waktunya.
            Dengan penuh kesungguhan, saya berusaha menyusun laporan ini. Laporan hasil observasi ini berisikan hasil observasi saya mengenai kebudayaan betawi yang ada di situ Babakan. Tentu saja dalam obeservasi ini, banyak pihak yang membantu sehingga dapat berjalan lancar, maka dari itu saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya  kepada:
1.      Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing dan dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memberikan tugas observasi ini kepada penulis.
2.      Bang Roni yang telah membimbing dan memberi penjelasan selama kegiatan observasi
3.      Mpok Yuyun, Bang Dede serta para pekerja setu babakan yang bersedia mengajarkan bagaimana proses pembuatan kembang goyang, batik betawi dan ondel-ondel.
4.      Orang Tua saya yang telah memberikan dukungan
5.      Teman- teman kelas F  PGSD UNJ 2015 yang telah bersama sama mengikuti kegiatan observasi di situ babakan, juga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan hasil observasi ini baik dalam susunan kata, tata bahasa maupun dari segi isi dan penjelasan. Oleh karena itu penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran dari pembaca agar laporan hasil observasi ini dapat terus lebih baik lagi.
      Akhir kata penulis berharap agar laporan hasil observasi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan tentunya bagi pembaca sebagai sumber pengetahuan baru dan motivasi agar terus menjaga kebudayaan betawi.

Jakarta, 5 Desemeber 2015

 
Penulis




Daftar Isi

Kata Pengantar     ……………………………………………………………………… i
Daftar Isi              .…………………………………………………………………….  ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah  ..………………………………………………………..  3
1.2  Tujuan Observasi            ………………………………………………………….. 3
1.3  Tujuan Laporan               ………………………………………………………….. 4
1.4  Pelaksanaan Observasi    ………………………………………………………….. 4
1.5  Manfaat Observasi          ………………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Setu Babakan     ………………………………………………………….. 5
2.2 Kondisi Alam Dan Masyarakat Setu Babakan …..……………………………….. 5
2.3 Rincian Kegiatan            ………………………………………………………….. 6
     2.3.1 Membuat Kembang Goyang  ……………………………………………….. 7
     2.3.2 Membuat Batik Betawi  …………………………………………………….. 8
     2.3.3 Membuat Miniature Ondel-Ondel  ………………………………………….. 9
2.4 Kondisi Observasi…………………………………………………………………10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 11
3.2 Saran          ………………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 12
LAMPIRAN ………………………………………………………………………….13





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Budaya Betawi adalah  budaya asli kota Jakarta yang merupakan warisan turun temurun yang sudah ada sejak zaman dahulu. Berbagai adat istiadat dan ke khasannya begitu unik dan menarik untuk kita pelajari dan terus lestarikan.
Namun di era globalisasi ini budaya betawi mulai dilupakan oleh masyarakat, berbagai trend serta tekhnologi baru di masyarakat dianggap lebih menarik sehingga semakin lama budaya betawi kian dilupakan. Jika dibiarkan, budaya betawi ini akan hilang di masyarakat dan tergantikan oleh kebudayaan baru yang bermunculan. Padahal selain unik, budaya betawi sendiri mengajarkan hal-hal yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa tidak boleh melupakan begitu saja budaya betawi ini dan harus terus melestarikannya. Oleh karena itu sebagai mahasiswa kami melakukan observasi di sebuah tempat yang juga sangat menarik. Ditengah kota metropolitan masih ditemukan suatu tempat yang masih kental akan kebudyaan betawi yaitu situ babakan. Walaupun banyak hal-hal baru di kota Jakarta, tetapi tempat ini secara khusus telah di rancang dengan kekentalan budaya betawi. Berbagai kebudayaan betawi seperti makanan dan adat istiadat juga dapat kita temukan ditambah suasana alam serta wisata air yang menambah kenyamanan Situ Babakan.

1.2  Tujuan Observasi
Tujuan dilakukannya Observasi tentang perkampungan budaya betawi setu babakan yang bertempat di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan yaitu:
1.                  Untuk menggali informasi tentang budaya betawi
2.                  Untuk mengetahui daur  hidup masyarakat Betawi
3.                  Untuk melihat secara langsung bagaimana kehidupan masyarakat       betawi
4.             Untuk mempelajari dan mempraktikkan langsung proses pembuatan kembang goyang, batik betawi dan ondel-ondel

1.3  Tujuan Laporan 
  Tujuan penulisan laporan hasil observasi ini, yaitu:
              1.                  Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS
              2.                  Memaparkan hal-hal yang sudah dilakukan agar dapat bermanfaat bagi banyak orang

1.4  Pelaksanaan Observasi
Hari, tanggal : Senin, 30 November 2015
Waktu           : Pukul 08.00 – 12.00 WIB
Tempat         : Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
Jalan Moch Kahfi II RT 09/08, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatn Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telp/Fax : (62) 21 786 2861 Website: http://lembagakebudayaanbetawi.com dan http://kampungbetawi.com
Cara Kerja  :  Dalam observasi inisaya melakukan dengan 3 metode yaitu metode observasi,     metode wawancara dan metode ceramah

1.5  Manfaat Observasi
Dengan melakukan observasi ini saya mendapat beberapa manfaat, yaitu:
1.      Dapat mengetahui kehidupan masyarakat betawi secara langsung
2.    Dapat melihat dan mempraktikkan langusng membuat kebudayaan betawi seperti kembang goyang, batik, dan ondel-ondel
3.      Menambah rasa cinta akan kebudayaan Indonesia khususnya betawi






BAB II
PEMBAHASAN

      2.1.Sejarah Setu Babakan
            Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya.
            Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.

      2.2. Kondisi Alam dan Masyarakat Setu Babakan
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan JagakarsaJakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.

            2.3.Rincian Kegiatan
Banyak kegiatan yang kami lakukan di Situ Babakan. Disana saya mengamati secara langsung kebudayaan masyarakat betawi dan mendengar langsung penjelasan sejarah maupun hal-hal lainnya tentang situ babakan. Tetapi yang paling menarik disana saya mempraktikkan langsung berbagai macam proses pembuatan makanan dan kesenian khas betawi. 

1.3.1        Membuat Kembang Goyang
Kembang Goyang adalah salah satu makanan khas betawi yang banyak digemari warga. Nama kembang goyang dibuat karena kembang berarti bunga yang mekar, seperti bentuk dari kembang goyang itu sendiri. Sedangkan goyang karena dalam proses pembuatannya yaitu digoyang-goyang saat menggoreng. Kembang Goyang betawi mempunyai 2 rasa yaitu asin dan manis, pada kesempatan kemarin saya mencoba membuat kembang goyang manis. Kembang goyang betawi berbeda dengan kembang goyang lain, kembang goyang betawi hanya memiliki satu warna yaitu putih dan ditambahkan wijen pada adonan. Berbeda dengan kembang goyang khas sunda yang biasa kita temukan di jalan raya bogor yaitu berwarna-warni. Kembang goyang Betawi memiliki tekstur renyah dan gurih sehingga banyak dinikmati pada saat hari raya atau acara-acara keluarga.

Proses pembuatan kembang goyang
Bahan-bahan membuat Kembang Goyang:
·       Santan KARA 1 ukuran 125ml
·       Tepung Terigu ½ kg
·       Telur 1 butir
·       Mentega
·       Gula Pasir
·       Garam
·       Minyak Goreng untuk menggoreng
Cara membuatnya:
·       Masukan telur, mentega, gula pasir, garam aduk sampai gulanya halus.
·      Lalu masukan tepung terigu, santan kelapa dan air putih, aduk merata sampai adonan tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair.
·       Siapkan cetakan kembang goyang, panaskan ke dalam minyak panas.
·       Setelah cetakan panas, celupkan cetakan ke dalam adonan lalu masukkan dalam minyak sambil digoyang–goyang sampai kue terlepas dari cetakan.
·       Goreng sampai kering dan matang kecoklatan.
·       Angkat dan tiriskan.

1.3.2        Batik Betawi
Batik adalah salah satu kesenian khas Indonesia yang dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia salah satunya Betawi. Batik Betawi pada umumnya sama dengan batik dari daerah lain, hanya saja motif dan corak batik Betawi terbatas pada kesenian, makanan, tumbuhan, rumah adat, acara penting khas betawi saja. Batik betawi ada 2 jenis, yaitu batik tulis yang digambar secara manual ke kain dan batik cap yang sudah ada polanya kemudian tinggal di cap secara merata.



Berikut tahapan proses pembuatan batik betawi:
·                     Membuat pola batik di kain. Jika bati tulis maka langsung di gambarkan polanya pada kain, tetapi jika batik cap harus membuat pola nya pada alat yang terbuat dari alumunium
·                     Menebalkan pola dengan cairan malam yang dipanaskan
·                     Kemudian proses pewarnaan kain, kain dicelupkan ke dalam pewarna. Pewarna yang digunakan ada pewarna alami yang terbuat dari berbagai tanaman seperti sacang, dan pewarna sintesis.
·                     Setelah itu malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.
·                     Lalu proses pewarnaan lagi agar kain tidak luntur
·                     Lepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih.
·                     Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering.



1.3.3        Membuat Miniatur Ondel-ondel
            Ondel-ondel merupakan suatu kesenian khas betawi yang berbentuk seperti orang bertubuh besar mengenakan baju khas betawi. Pada zaman dahulu ondel-ondel dianggap sebagai penolak bala, ondel ondel dianggap sebgai boneka yang akan dimasuki roh baik sehingga akan menangkal roh atau hal-hal buruk. Maka ondel-ondel banyak diletakkan didepan rumah warga maupun pada acara-acara tertentu. Namun, saat ini ondel-ondel fungsinya hanya sebagai hiasan atau cendramata saja. Pada kesempatan observasi, saya dan teman-teman mencoba untuk membuat ondel-ondel mini. Adapaun alat dan bahan serta pembuatannya.

Alat dan bahan:
·       Shuttlecock bekas
·       Kain-kain perca untuk pakaian ondel-ondel
·       Kembang kelapa mini terbuat dari logam
·       Mata boneka
·       Lem
·       Spidol
Proses pembuatannya, yaitu:
1.     Keluarkan semua kain-kain perca dari plastik.
2.     Lilitkan potongan bahan untuk pakaian ondel-ondel bagian atas shuttlecock lalu beri lem, ditarik supaya rapih.
3.     Tempelkan kerahnya.
4.     Tempelkan kain perca.
5.     Tempelkan pula untuk penutup kepala ondel-ondel.
6.     Lem tangan kanan dan kirinya.
7.     Tempel kain flanel di jidat ondel-ondel. tempel mata, beri hidung dan bibir ondel-ondel.
8.     Pasang mahkotanya. 
9.   masukkan ondel-ondel mini kedalam plastic dan ikat bagian atasnya sehingga sangat unik dan menarik untuk dijadikan cendramata.



          2.4. Kondisi Observasi
        Observasi berjalan lancar dan mendapat antusias sangat besar dari mahasiswa. Kami pun diberikan cendramata ondel-ondel mini serta kembang goyang. Kami sebagai mahasiswa menjadi lebih terbuka lagi untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia.




BAB III
          PENUTUP


            3.1. Kesimpulan
      Kebudayaan betawi yang kian hilang di masyarakat Jakarta, membuat pemerintah menetapkan Situ Babakan menjadi perkampungan betawi resmi yang sangat kental akan kebudayaannya. Ditempat ini selain melihat kebudayaan betawi, kita juga dapat menikmati wisata air dan wisata kuliner khas betawi. Karena keunikan dan kekhasannya ini Situ Babakan banyak dijadikan sebagai tempat observasi bagi para pelajar.
      Kegiatan kami pada saat observasi begitu menyenangkan dan mengedukasi. Kami dapat langsung merasakan bagimana proses membuat kembang goyang, batik betawi, dan ondel-ondel. Tentu saja hal itu menambah wawasan dan rasa bangga akan kebudayaan ini. Sebagai mahasiswa kami jadi sadar betul pentingnya melestarikan kebudaayan betawi.

      3.2. Saran
        Sebagai salah satu tempat yang banyak dikunjungi, setu babakan haruslah terus dilestraikan dan dijaga keberadaannya. Baik dari segi fasilitas maupun kehidupan masyarakatnya agar pengunjung merasa nyaman di Setu Babakan.
Tidak hanya Situ Babakan yang harus kita jaga. Namun ynag terpenting adalah kebudayaan betawi yang telah diwariskan nenek moyang kita harus tetap ada sampai kelak nanti. Saran kepada para pemuda sebagai generasi bangsa untuk lebih cinta lagi pada budayanya sendiri dengan mempelajari kesenian, makanan, dan perilaku sosialnya.



Daftar Pustaka

Website: http://setubabakan.wordpress.com/about/




LAMPIRAN











Tidak ada komentar:

Posting Komentar