Senin, 07 Desember 2015

Annisa Shabrina / kelas f / 1815151165

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
KAMPUNG BUDAYA BETAWI “SETU BABAKAN”
Membuat Kembang Goyang, Batik dan Ondel-ondel

(Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS)
Dosen: Ajat Sudrajat, M.Pd.


  



Disusun oleh:

Annisa Shabrina
1815151165
F PGSD 2015


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2015



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb           
 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas taufik dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyusun laporan hasil observasi ini tepat pada waktunya. Saya senang karena dapat menyajikan laporan ini kepada para pembaca, untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS laporan ini dapat membantu penulis dan pembaca agar mengetahui lebih lanjut mengenai ‘Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan  ’ yang mana akan menjadi topik persembahan saya kali ini. Dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang dalam  kepada :

1. Keluarga yang telah memberika izin untuk dapat mengikuti kunjungan ini  dan  memberikan dukungan berupa materi dan semangat kepada  saya
2. Bapak Ajat Sudrajat, S.pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memberikan banyak bimbingan dan masukan dalam kunjungan ini
3. Pihak Setu Babakan yang telah memberikan izin sehingga dapat berkunjung
4. Bang Roni selaku pemandu wisata di tempat wisata
5. Pihak panitia yang telah bekerja keras agar dapat terlaksanakanya kunjungan ini
6. Dan teman teman kelas F PGSD 2015 yang ikut berpatisipasi dan meramaikan acara kunjungan ini serta kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan laporan observasi ini, karena penulis menyadari bahwa laporan observasi ini masih banyak terdapat kekurangan. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi para pembaca semuanya. Aamiin. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.


.
Jakarta , 05 Desember 2015



    Penulis







Daftar isi


Kata pengantar ............................................................................................... i
Daftar isi .......................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang ......................................................................................... 1
1.2  Tujuan  ....................................................................................................  1
1.3  Pelaksanaan ............................................................................................. 2
1.4  Rumusan masalah  ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1    Sejarah perkembangan Setu Babakan  .................................................  3
2.2    Proses Observasi ..................................................................................  4
2.2.1 Kembang Goyang ................................................................................  5
2.2.2 Batik Khas Betawi ...............................................................................  5
2.2.3 Ondel  Ondel ........................................................................................  6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................    8
3.2 Kesan dan Pesan .....................................................................................  8
Daftar pustaka ...............................................................................................  8
Lampiran .......................................................................................................  9








BAB I
PENDAHULUAN

1.1.           Latar Belakang
Suku betawi terdiri dari beberapa etnis yang bergabung dalam satu daerah  sehingga membentuk kebudayaan sendiri yaitu budaya betawi. Suku betawi berasal dari hasil kawin antar etnis, dengan semakin beragamnya etnis di betawi, maka setiap etnis mempengaruhi setiap budaya seperti tarian, musik, adat istiadat,  makanan, minuman, bahasa, nyanyian, rumah adat dan sangat beragam sekali kebudayaan betawi yang ada di indonesia saat ini.
Perkampungan betawi di setu Babakan ini sebagai tempat pelestarian berbagai budaya betawi dan sebagai tempat penyelenggara acara betawi. Di pilihnya perkampungan betawi sebagi tempat kunjungan kami adalah untuk mengetahui lebih jelas dan detail tentang awal terbentuknya perkampungan budaya betawi dan kebudayaan betawi, lebih mengetahui tentang proses kebudayaan betawi. Kita sebagai generasi muda harus menjaga kebudayaan yang ada di indonesia, dari manapun asalny adan jenisnya kita harus tetap menjaga kebudayaan agar anak cucu kita nanti masih  bisa mengetahui dan merasakan kebudayaan yang ada di Indonesia.
1.2.           Tujuan  kunjungan
Tujuan dari dilakukan penelitian tentang Kebudayaan betawi yang bertempat di Setu Babakan :
1.      Untuk mengetahui sejarah terbentuknya perkampungan betawi
2.      Untuk mengetahui kondisi perkmpungan betawi
3.      Untuk mempelajari budaya betawi khususnya kembang goyang, batik khas betawi, dan ondel – ondel
4.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS

1.3.           Pelaksanaan
1.      Tempat 
Lokasi observasi adlah di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, JL. Mohammad Kahfi 2 RT 09/09 ,Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa
2.      Waktu
 Waktu pelaksanaan sekitar pukul 08.30  WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB di lakukan pada hari Senin, tanggal 30 November  2015
3.      Peserta 
43  mahasiswa kelas F PGSD 2015 Universitas Negeri Jakarta dan seorang dosen pembimbing


1.4.           Rumusan masalah
1. Megetahui sejarah terbentuknya perkampungan budaya betawi setu babakan
2.     Mengetahui bagaimana cara membuat ondel – ondel , kembang goyang dan batik khas betawi







BAB II
PEMBAHASAN

2.1.            Sejarah perkembangan setu babakan

Setu babakan atau danau babakan yang berlokasi di jagakarsa ini merupakan tempat khusus yang di tunjukan untuk pelestarian dan kemajuan seni budaya betawi. Awal mulanya perkampungan ini hanya perkampungan biasa yang mayoritasnya adalah orang betawi  perkampungan ini merupakan alternatif  masyarakat untuk menikmati suasana pedesaan khas masyarakat betawi dan di sini berbagai kesenian dan pertunjukan betawi di tampilkan secara reguler. penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalananya waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya pada akhirnya para tokoh betawi mengajukan kepada pemerintah melalui BAMUS Betawi  ( Badam Musyawarah Masyarakat) Betawi dan pada alkhirnya perkampungan budaya betawi dapat di realisasikan berawal dari SK Gubernur no 92 tahun 2000 dan di resmikan pada tanggal 20 januari 2001 yang di resmikan oleh Gubernur Sutiyos. Luas perkampungan budaya betawi ini menurut PERDA no 3 tahun 2005 seluas 289 hektar yang terdiri dari 4 RW yaitu RW 6, 7, 8, dan 9 sedangkan menurut Sk hanya 4000 M.
Pemerintahan membuat  perkampungan betawi mempunyai 2 tujuan pokok yang pertama untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi yang notabenya adalah masyarakat inti kota jakarta baik secara budaya maupun ekonomi. Maksudnya secara budaya ingin melestarikan dan mengembangkan budaya betawi secara keseluruhan dan berkesinambungan baik yang berbentuk fisik ataupun non- fisik. Yang kedua adalah ingin mengengkat  perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan betawi.sedangkan fungsi perkampungan budaya betawi menurut Perda no 3 tahun 2005 ada 6 yaitu :
1.      Sebagai sarana ibadah
2.      Sebagai sarana pemukiman atau tempat tinggal
3.      Sebagai sarana informasi
4.      Sebagai sarana penelitian
5.      Sebagai sarana pelestarian  dan pengembangan
6.      Sebagai sarana pariisata yang berkarakter budaya

Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi. Setu babakaan mempunyai 3 konsep wisata yang di sediakan yang pertama adalah wisata budaya, wisata kuliner dan wisata air dan yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Konsepnya memang tradisi atau tradisional tetapi tidak melupakan modernisasi.


2.2.           Proses Observasi
Dalam kegiatan observasi yang saya dan teman - teman saya lakukan  pada hari senin tanggal 29 November 2015, kami di bimbing oleh bang Roni sebagai pemandu kami serta rekan Bang Roni  yang membantu menjelaskan tentang budaya betawi adapun kegiatan yang kami observasikan :
2.2.1.         Kembang Goyang
Kembang goyang dahulu hanya bisa di nikmati pada saat tertentu saja misalnya pada saat pernikahan, lebaran atau saat saat tertentu, Kue kering ini disebut Kembang Goyang karena ketika akan digoreng cetakan digoyang-goyangkan di atas minyak panas dan cetakanya membentuk kembang yang sedang mekar. Cetakan untuk kembang goyang memiliki 3 ukuran besar, sedang dan kecil.
kemudian Mbak Yuyun pun menjelaskan tentang bahan – bahan untuk membuat kembang goyang sekaligus cara membuatnya, adapun bahan yang di gunakan sebagai adonan :
1.      Telur
2.      Mentega
3.      Gula pasir
4.      Gram
5.      Tepung
6.      Santan kelapa
7.      Air putih

Cara membuatnya sangat lah mudah Mbak Yuyunpun mempraktekanya yang kemudian di ikuti oleh kami,
1.      Campur semua bahan
2.      Adonan yang telah dicampur itu diaduk hingga tercampur rata dan licin.
3.      Selanjutnya panaskan minyak goreng dalam jumlah banyak.
4.      Lalu celupkan cetakan kembang goyang yang sudah panas kedalam adonan jaga jangan sampai permukaan cetakan ikut tertutup adonan. 
5.      Setelah minyak panas, segera masukkan cetakan yang sudah bersalut adonan ke dalam minyak, tetapi jangan sampai menyentuh dasar wajan Kemudian, Goreng sambil goyang-goyangkan cetakan hingga adonan terlepas. 
6.   Setelah adonan berwarna kekuningan, segera angkat dan tiriskan               

                         









2.2.2.         Batik khas betawi
Batik khas betawi hampir sama prosesnya dan pembuatanya dengan batik jawa yang membedakanya hanya motifnya saja kalo batik betawi motifnya identik dengan kota betawi seperti monas, ondel – ondel, dan masih banyak yang dapat di jadikan motif. Dalam kegiatan membatik ada beberapa tahap, tahap awal adalah pembuatan motif atau gambar  baik untuk batik tulis ataupun batik cap, untuk batik tulis terebih dahulu di buat gambar di kertas kalkir baru kemudian di tuangkan di dalam bahan. Setelah proses penggambaran atau pengecapan masuklah ke proses berikutnya adalah pewarnaan, pewarnaanya pun menggunakan pewarna alami. Dan proses terakhir adalah proses mencucinya dan di jemur. 



 Kemudian setelah kami mempelajari tentang batik khas betawi mulai dari pembuatanya dan cara membuatnya kami pun bersama Mpok Aya dan Mpok Ana yang begitu bersahabat dengan kami membantu saya dan teman – teman untuk mencoba membuat batik tulis dan peralatan yang harus di siapkan adalah :
1.      Canting
2.      Wajan dan kompor
3.      Kain mori ukuran 20 x 20 cm

Dan cara membuatnya tidaklah mudah

1.   Masukan canting kedalam wajan yang berisi lilin tetapi jangan sampai cantingnya terisi dengan lilin
2.      Sebelum mulai membatik canting di lap terlebih dahuku agar tidak menetes
3.      Dan mulailah membatik sesuai dengan pola yang sudah di gambar


2.2.3.                 Ondel ondel
Ondel-ondel  adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa. Sebenarnya Ondel-ondel adalah tokoh yang di hilangkan pada sendratari reog versi wengker dari Ponorogo adalah tokoh sepasang mahluk halus dengan tubuh raksasa, tetapi karena mengganggu perjalanan Singo Barong. maka dikutuklah merka menjadi Burung gagak dan burung merak dalam bentuk raksasa pula. Namun pada pemerintahan Batara Katong, tokoh-tokoh yang tidak terlalu penting di hilangkan. Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misalnya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.
Akhirnya sampailah kita pada akhir acara observasi kita yaitu membuat miniatur ondel – ondel yang sangat sederhana dan sangat menarik, Bang Dede dan rekannya membantu kami untuk membuat miniatur ondel – ondel ini bahanya sangat mudah di dapatkan
1.      Kain perca
2.      Shuttlecock bekas
3.      Lem kayu
4.      Hiasan percak – percik

Adapun cara membuatnya

1.      Tempel kain perca pada shuttlecock
2.      Beri tanda untuk bagian depan
3.      Susun dan rapikan kain perca pada shuttlecock
4.      Setelah selesai beika hiasan pernak pernih di bagian kepala
5.      Dan yang terakhir gambarlah wajah muka



Dan berakhirlah observasi kami sekitar pukul 12.30  WIB dan selesai pula laporan yang bisa saya sampaikan.




BAB III
PENUTUP

3.1.           Kesimpulan
Setu babakan merupakan tempat khusus yang di tunjukan untuk pelestarian dan kemajuan seni budaya betawi yang  di resmikan pada tanggal 20 januari 2001 yang di resmikan oleh Gubernur Sutiyoso. Pemerintahan membuat  perkampungan betawi mempunyai 2 tujuan pokok yang intinya untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi  baik secara budaaya atau perekonomian secara berkesinambungan. Dan kita sebagai generasi muda harus menjaga kebudayaan yang ada di indonesia, dari manapun asalny adan jenisnya kita harus tetap menjaga kebudayaan agar anak cucu kita nanti masih  bisa mengetahui dan merasakan kebudayaan yang ada di Indonesia.
3.2.           Kesan dan pesan
Kesan
Begitu menyenangkan sekali bisa datang berkunjung ke setu babakan, mempelajari, mengetahui, mencoba mempraktekan budaya betawi secara lebih dalam sehingga kita paham betul bagaimana budaya betawi dan ikut serta dalam menjaga kebudayaan betawi.
Pesan
Sebagai generasi muda harus kita jaga dan lestarikan budaya betawi agar anak cucu kita nanti masih  bisa mengetahui dan merasakan kebudayaan betawi  yang ada di Indonesia. Kalau bukan kita siapa lagi? Lupakanlah sejenak tentang budaya barat demi budaya betawi. Mari jaga budaya kita ! 

Daftar pustaka

https://setubabakan.wordpress.com/about/

https://id.wikipedia.org/wiki/Ondel-ondel



Lampiran 


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar