Senin, 14 Desember 2015

Achmad Umam Nur Aziz, NIM : 1815152600

ACHMAD UMAM NUR AZIZ/ NIM: 1815152600

LAPORAN HASIL OBSERVASI KEBUDAYAAN BETAWI
“SETU BABAKAN”
Disusun oleh:
Achmad Umam Nur Aziz
1815152600
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kelas F
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi ini sesuai  waktu yang telah di tentukan.
 Saya juga sangat berterima kasih kepada pihak pengelola pusat Perkampungan Budaya Bedtawi yang telah mengizinkan saya untuk melakukan observasi ini sehingga menambah pengetahuan saya tentang budaya Betawi, dan juga khususnya pada dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd. Laporan ini disusun dalam  rangka memenuhi salah satu  tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 30 November 2015. Observasi ini dilakukan di Perkampungan Budaya Betawi Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan.
Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan,bahasa ataupun data-data yang kurang lengkap . Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan  kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Jakarta, 4 Desember 2015
Achmad Umam Nur Aziz
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I: Pendahuluan............................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................3
1.2 tujuan kunjungan...........................................................................3
1.3 Tujuan Laporan.............................................................................4
1.4 Metode Penelitian.........................................................................4
1.5 Manfaat kunjungan ........................................................................4
BAB II: Pembahasan.............................................................................5
1.1 Kebudayaan Betawi Setu Babakan..................................................5
1.2Tiga Paket Wisata Setu Babakan.......................................................8
1.3 Proses observasi budaya....................................................................12
1.4 Akomodasi dan Fasilitas Lainya....................................................13
1.5 Akses.................................................................................................13
BAB III: Penutup......................................................................................14
1.1 Kesimpulan..........................................................................................14
1.2 Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................15.
 BAB I
PENDAHULUAN
1. 1    Latar Belakang
Akibat dari pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk serta terbatasnya lahan di Jakarta, dikhawatirkan lambat laun akan memusnahkan adat istiadat tradisional budaya warganya terutama masyarakat Betawi sebagai inti warga Jakarta. Keberadaan budaya Betawi pada saat ini dirasakan mengalami kemunduran atau tidak terlihat lagi, mengingat semakin besar arus urbanisasi serta pembangunan kota tanpa berlandaskan wawasan lingkungan dan budaya yang terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta. Apabila masyarakat DKI Jakarta berdiam diri saja, kebudayaan Betawi lambat laun akan menurun eksistensinya. Keberadaan budaya Betawi di tengah-tengah berbagai macam kultur, agama dan adat istiadat, seyogyanya dapat memberikan suatu manfaat atau nilai positif untuk berkembangnya budaya Betawi mengikuti perkembangan zaman yang ada.
1.2 Tujuan kunjungan
Adapun beberapa tujuan dari kunjungan ke tempat Kebudayaan Betawi (Setu Babakan) adalah :
1. Memperluas pengetahuan mahasiswa tentang Kebudayaan Betawi
2. Memberikan informasi cara menyikapi bagaimana melesarikan kebudayaan Betawi ini.
3. Memperkenalkan perkampungan budaya betawi dan berbagai kerajinan yang dihasilkan  kepada mahasiswa
1.3 TUJUAN LAPORAN
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS  sebagai dokumentasi kegiatan kunjungan.
1.4 Metode Penelitian
1.      Metode Observasi
Penyusun melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan data melalui praktek.
2.      Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan pengrajin dan pengelola tempat Kebudayaan.
1.5 MANFAAT KUNJUNGAN
Adapun manfaat dari kunjungan ini adalah, sebagai berikut
1. Sebagai masukan bagi masyarakat perkampungan budaya Betawi berkaitan dengan pentingnya partisipasi mereka dalam pelestarian budaya betawi.
2. Sebagai bahan rekomendasi kepada instansi yang terkait lainya yang ada di dalam kawasan Perkampungan Budaya Betawi.
3. Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya.
4. Menambah wawasan kita tentang Kebudayaan Betawi
BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Kebudayaan Betawi Setu Babakan
Kampung Betawi terletak di Jalan RM. Kahfi II, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. 


Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Danau Setu Babakan
Perkampungan dengan luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, Jawa tengah, Kalimantan, dan lain-lain yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.


Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya. Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi.



Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama. Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
1.2 Tiga Paket Wisata Setu Babakan

Wisata Budaya
Pengunjung dapat menikmati pergelaran seni, baik musik, tarian, maupun teater topeng di panggung Setu Baba kan. Biasanya digelar setiap hari minggu sejak pukul 13.00-16.00 WIB. Pergelaran ini merupakan kegiatan yang menawarkan banyak kesan tentang budaya Betawi yang sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan, kecintaan alam, dan kerohanian.
Wisata Air
Setu Babakan menjadi lokasi yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Bagi yang hobi mancing, danau ini dapat menjadi lokasi yang tepat untuk berburu berbagai macam ikan air tawar. Mulai dari ikan sepat, lele, emas, bahkan beruntung bila mendapat ikan gurami. Juga tersedia dari pihak pengelola sarana transportasi hiburan, seperti sepeda air, bebek-bebekan, dan penyewaan sepeda bagi para pengunjung yang ingin berkeliling di sekeliling tepian Setu Babakan.

Wisata Kuliner
Deretan penjaja makanan sepanjang Setu Babakan menawarkan banyak pilihan bagi para pengunjung. Pedagang setempat menjajakan makanan khas Betawi, semisal kerak telor, selendang mayang, gado-gado, pecak gurame, hingga laksa betawi. Jajanan khas yang ini tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Konsep kuliner di Setu Babakan memang diperuntukkan untuk jajanan rakyat.
11.3  PROSES OBSERVASI BUDAYA
1.     Membuat Kembang Goyang
                                         
                                                          
                                                                  
Observasi pertama kami dimulai dari pembuatan kembang goyang oleh mpok Yuyun. Dan bagaimana dan apa saja bahan yang digunakan untuk membuat Kembang Goyang ini? Sebagai berikut bahan-bahan yang di perlukan:
ü Telur
ü Mentega
ü Gula pasir
ü Tepung terigu
ü Santan kelapa
ü Air putih
ü Minyak goring
ü Dan alat-alat
  Cara pembuatan:
Ø Campur semua bahan sesuai kebutuhan.
Ø Panaskan minyak dan cetakan kembang goyang terlebih dahulu.
Ø Lalu goreng sambil di goyang agar adonan terlepas dari cetakan.
Ø Angkat setelah warna sudah mulai keemasan.
2.     Membuat Kerajinan Batik Betawi
                                             

  Setelah selesai membuat kembang goyang kami melanjutkan penelitian dengan membuat kerajinan tangan batik tulis betawi kamipun di ajari oleh mpok Ana dan mpok Aya untuk membuat batik yang dominannya terdapat unsure betawi. Bahan dan bagaimana cara membuat batik ini:
ü Kain mori ukuran 20x20 cm
ü Canting
ü Lilin/Malam
ü Wajan
ü Kompor kecil
Cara membuat:
Ø Membatik perlahan menggunakan canting dengan mengikuti pola yang sudah di gambar pada kain
Ø Lalu setelah kering di celupkan ke dalam air yang sudah di beri pewarna kain.
3.Membuat ondel-ondel mini
                   

Setelah selesai membuat kedua penelitian tersebut akhirnya penelitian yang terakhir yaitu membuat ondel-ondel mini bahan dan bagaimana cara membuat ondel-ondel mini tersebut? Sebagai berikut
Bahan yang digunakan:
ü Shuttlecock bekas.
ü Kain warna-warni yang sudah dipotong dan dibentuk sesuai ukuran.
ü Pernak-pernik.
ü Lem kayu.
Cara membuat:
Ø Susun dan rapikan kain melingkar badan shuttlecock.
Ø Lalu lem dengan rapih pada ujung bahan saja.
Ø Temple pernak pernik pada ondel-ondel agar terlihat lebih menarik
1.4Akomodasi dan Fasilitas Lainnya


Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas ini pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat khas Betawi dengan lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal yang tak kalah menarik adalah saat ini (mulai Maret 2011) telah terbentuk suatu komunitas sepeda onthel di Setu Babakan dengan nama OSEBA (onthel Setoe Babakan). Komunitas ini biasa kumpul saban Minggu pagi di depan halaman panggung utama.
1.5 Akses
Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan Setu Babakan.


Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 jurusan Blok M - Pasar Minggu - Cimpedak atau menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung diminta memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi Setu Babakan.
BAB III
PENUTUP
1.1      Kesimpulan
Kegiatan observasi ini sangat bermanfaat bagi saya khususnya untuk mengetahui kebudayaan Betawi. Perkampungan Budaya Betawi ini sangat berperan penting dalam melestarikan kebudayaan Betawi yang hampir dilupakan oleh masyarakat.
1.2      Saran
Saya berharap kita sebagai penerus bangsa memiliki rasa peduli yang lebih besar tehadap kebudayaan Betawi. Dan sebaiknya pengelola Perkampungan Budaya Betawi lebih gencar lagi mencari cara dalam memperkenalkan kebudayaan Betawi di daerah setu babakan.
DAFTAR PUSTAKA
·         (https://foursquare.com)
·         Photos by Gibran Anggara, Sarah, Uhar Gatu Melanam, Anivan Mit abi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar