ACHMAD UMAM NUR AZIZ/ NIM: 1815152600
LAPORAN
HASIL OBSERVASI KEBUDAYAAN BETAWI
“SETU
BABAKAN”
Disusun
oleh:
Achmad Umam Nur Aziz
1815152600
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Kelas
F
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Yang Maha
Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
laporan Observasi ini sesuai waktu yang telah di tentukan.
Saya
juga sangat berterima kasih kepada pihak pengelola pusat Perkampungan Budaya
Bedtawi yang telah mengizinkan saya untuk melakukan observasi ini sehingga menambah
pengetahuan saya tentang budaya Betawi, dan juga khususnya pada dosen mata
kuliah Konsep Dasar IPS Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd. Laporan
ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Konsep Dasar IPS. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 30 November 2015. Observasi
ini dilakukan di Perkampungan Budaya Betawi Srengseng Sawah,
kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan.
Saya
sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi
penulisan,bahasa ataupun data-data yang kurang lengkap . Oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca.
Jakarta, 4 Desember 2015
Achmad Umam Nur Aziz
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I: Pendahuluan............................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................3
1.2 tujuan kunjungan...........................................................................3
1.3 Tujuan Laporan.............................................................................4
1.4 Metode Penelitian.........................................................................4
1.5 Manfaat kunjungan ........................................................................4
BAB II: Pembahasan.............................................................................5
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I: Pendahuluan............................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................3
1.2 tujuan kunjungan...........................................................................3
1.3 Tujuan Laporan.............................................................................4
1.4 Metode Penelitian.........................................................................4
1.5 Manfaat kunjungan ........................................................................4
BAB II: Pembahasan.............................................................................5
1.1 Kebudayaan Betawi Setu
Babakan..................................................5
1.2Tiga Paket Wisata Setu Babakan.......................................................8
1.3 Proses observasi budaya....................................................................12
1.4 Akomodasi dan Fasilitas
Lainya....................................................13
1.5 Akses.................................................................................................13
BAB III: Penutup......................................................................................14
1.1 Kesimpulan..........................................................................................14
BAB III: Penutup......................................................................................14
1.1 Kesimpulan..........................................................................................14
1.2 Saran.....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang
Akibat
dari pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk serta terbatasnya lahan di
Jakarta, dikhawatirkan lambat laun akan memusnahkan adat istiadat tradisional
budaya warganya terutama masyarakat Betawi sebagai inti warga Jakarta.
Keberadaan budaya Betawi pada saat ini dirasakan mengalami kemunduran atau tidak
terlihat lagi, mengingat semakin besar arus urbanisasi serta pembangunan kota
tanpa berlandaskan wawasan lingkungan dan budaya yang terjadi di Ibu Kota DKI
Jakarta. Apabila masyarakat DKI Jakarta berdiam diri saja, kebudayaan Betawi
lambat laun akan menurun eksistensinya. Keberadaan budaya Betawi di
tengah-tengah berbagai macam kultur, agama dan adat istiadat, seyogyanya dapat
memberikan suatu manfaat atau nilai positif untuk berkembangnya budaya Betawi
mengikuti perkembangan zaman yang ada.
1.2 Tujuan kunjungan
Adapun
beberapa tujuan dari kunjungan ke tempat Kebudayaan Betawi (Setu Babakan) adalah
:
1. Memperluas
pengetahuan mahasiswa tentang Kebudayaan Betawi
2. Memberikan informasi cara menyikapi bagaimana melesarikan kebudayaan Betawi ini.
3. Memperkenalkan perkampungan budaya betawi dan berbagai kerajinan yang
dihasilkan kepada mahasiswa
1.3 TUJUAN LAPORAN
Laporan
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar
IPS sebagai dokumentasi kegiatan
kunjungan.
1.4 Metode
Penelitian
1. Metode Observasi
Penyusun
melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan data melalui
praktek.
2. Metode Wawancara
Penulis
melakukan tanya jawab dengan pengrajin dan pengelola tempat Kebudayaan.
1.5 MANFAAT KUNJUNGAN
Adapun
manfaat dari kunjungan ini adalah, sebagai berikut
1. Sebagai masukan
bagi masyarakat perkampungan budaya Betawi berkaitan dengan pentingnya
partisipasi mereka dalam pelestarian budaya betawi.
2. Sebagai
bahan rekomendasi kepada instansi yang terkait lainya yang ada di dalam
kawasan Perkampungan Budaya Betawi.
3. Sebagai
referensi bagi peneliti berikutnya.
4. Menambah wawasan kita tentang Kebudayaan Betawi
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 Kebudayaan Betawi Setu Babakan
Kampung
Betawi terletak di Jalan RM. Kahfi II, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan, dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat
Perkampungan Budaya Betawi, suatu area untuk menjaga warisan budaya Jakarta,
yaitu budaya asli Betawi.
Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre)
dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk
memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi
air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Danau Setu Babakan
Perkampungan dengan luasnya 289 Hektar, 65 hektar di
antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar.
Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar
penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah
tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti
pendatang dari Jawa Barat, Jawa tengah, Kalimantan, dan lain-lain yang sudah tinggal lebih
dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah
Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara
berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan
salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati
suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di
perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara
hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan
tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka
aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya. Setu Babakan adalah
kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi
budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana, rutinitas keagamaan, maupun bentuk
rumah Betawi.
Setu
Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek
wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan
pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474.
Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas
Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni
drama. Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya
Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah
DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur,
sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena
seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa
budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian
merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan
tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu
Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini,
pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan
perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh
para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan
diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya
Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek
yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan
wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
1.2 Tiga Paket Wisata Setu Babakan
Wisata Budaya
Pengunjung dapat menikmati pergelaran seni, baik musik,
tarian, maupun teater topeng di panggung Setu Baba kan. Biasanya digelar setiap hari minggu sejak pukul 13.00-16.00 WIB. Pergelaran ini merupakan kegiatan yang menawarkan banyak
kesan tentang budaya Betawi yang sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan,
kecintaan alam, dan kerohanian.
Wisata Air
Setu Babakan menjadi lokasi yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama
keluarga. Bagi yang hobi mancing, danau ini dapat menjadi lokasi yang tepat
untuk berburu berbagai macam ikan air tawar. Mulai dari ikan sepat, lele, emas,
bahkan beruntung bila mendapat ikan gurami. Juga tersedia dari pihak pengelola
sarana transportasi hiburan, seperti sepeda air, bebek-bebekan, dan penyewaan
sepeda bagi para pengunjung yang ingin berkeliling di sekeliling tepian Setu
Babakan.
Wisata Kuliner
Deretan
penjaja makanan sepanjang Setu Babakan menawarkan banyak pilihan bagi para
pengunjung. Pedagang setempat menjajakan makanan khas Betawi, semisal kerak
telor, selendang mayang, gado-gado, pecak gurame, hingga laksa betawi. Jajanan
khas yang ini tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Konsep kuliner di Setu Babakan
memang diperuntukkan untuk jajanan rakyat.
11.3 PROSES
OBSERVASI BUDAYA
1. Membuat Kembang Goyang
Observasi
pertama kami dimulai dari pembuatan kembang goyang oleh mpok Yuyun. Dan
bagaimana dan apa saja bahan yang digunakan untuk membuat Kembang Goyang ini?
Sebagai berikut bahan-bahan yang di perlukan:
ü Telur
ü Mentega
ü Gula
pasir
ü Tepung
terigu
ü Santan
kelapa
ü Air
putih
ü Minyak
goring
ü Dan
alat-alat
Cara pembuatan:
Ø Campur
semua bahan sesuai kebutuhan.
Ø Panaskan
minyak dan cetakan kembang goyang terlebih dahulu.
Ø Lalu
goreng sambil di goyang agar adonan terlepas dari cetakan.
Ø Angkat
setelah warna sudah mulai keemasan.
2. Membuat Kerajinan Batik Betawi
Setelah selesai membuat
kembang goyang kami melanjutkan penelitian dengan membuat kerajinan tangan
batik tulis betawi kamipun di ajari oleh mpok Ana dan mpok Aya untuk membuat
batik yang dominannya terdapat unsure betawi. Bahan dan bagaimana cara membuat
batik ini:
ü Kain mori ukuran 20x20 cm
ü Canting
ü Lilin/Malam
ü Wajan
ü Kompor kecil
Cara membuat:
Ø Membatik perlahan menggunakan
canting dengan mengikuti pola yang sudah di gambar pada kain
Ø Lalu setelah kering di celupkan ke
dalam air yang sudah di beri pewarna kain.
3.Membuat ondel-ondel mini
Setelah selesai membuat kedua
penelitian tersebut akhirnya penelitian yang terakhir yaitu membuat ondel-ondel
mini bahan dan bagaimana cara membuat ondel-ondel mini tersebut? Sebagai
berikut
Bahan yang digunakan:
ü Shuttlecock bekas.
ü Kain warna-warni yang sudah dipotong dan dibentuk sesuai
ukuran.
ü Pernak-pernik.
ü Lem kayu.
Cara membuat:
Ø Susun dan rapikan kain melingkar
badan shuttlecock.
Ø Lalu lem dengan rapih pada ujung
bahan saja.
Ø Temple pernak pernik pada
ondel-ondel agar terlihat lebih menarik
1.4Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya,
Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas
umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain
anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan
suvenir. Dengan fasilitas ini pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat
khas Betawi dengan lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan
pengunjung. Hal yang tak kalah menarik adalah saat ini (mulai Maret 2011) telah
terbentuk suatu komunitas sepeda onthel di Setu Babakan dengan nama OSEBA
(onthel Setoe Babakan). Komunitas ini biasa kumpul saban Minggu pagi di depan
halaman panggung utama.
1.5
Akses
Akses menuju lokasi perkampungan
Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati
perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan
Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan,
pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain
itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi
menuju perkampungan Setu Babakan.
Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga
menggunakan Metromini 616 jurusan Blok M - Pasar Minggu - Cimpedak atau
menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang
perkampungan Setu Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung
diminta memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian
dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau bersepeda
mengelilingi Setu Babakan.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kegiatan observasi ini sangat bermanfaat bagi
saya khususnya untuk mengetahui kebudayaan Betawi. Perkampungan Budaya Betawi
ini sangat berperan penting dalam melestarikan kebudayaan Betawi yang hampir
dilupakan oleh masyarakat.
1.2 Saran
Saya berharap kita sebagai penerus bangsa memiliki
rasa peduli yang lebih besar tehadap kebudayaan Betawi. Dan sebaiknya pengelola
Perkampungan Budaya Betawi lebih gencar lagi mencari cara dalam memperkenalkan
kebudayaan Betawi di daerah setu babakan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Photos by Gibran Anggara, Sarah, Uhar
Gatu Melanam, Anivan Mit abi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar