Senin, 07 Desember 2015

Yulpiana Ismaniar / kelas F / 1815152685

Konsep Dasar IPS
Laporan Hasil Kunjungan
Perkampungan Betawi (Setu Babakan)
Dr. Ajat Sudrajat M.Pd 


   
Disusun oleh :
Yulpiana Ismaniar
(1815152685)

KELAS F
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Tahun Ajaran 2015/2016


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kunjungan ke Setu Babakan ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan laporan kunjungan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar IPS.Penulis berharap,laporan kunjungan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai budaya betawi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.        Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing dan dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS.
2.        Bang Indra Sutisna, S.Kom selaku pengelola perkampungan budaya betawi Situ Babakan.
3.        Bang Roni selaku pemandu wisata perkampungan budaya betawi Setu Babakan yang memberikan informasi seputar perkampungan budaya betawi Setu Babakan.
4.        Mpok Uyun, para pekerja di bagian pembuatan batik dan abang-abang di bagian pembuatan ondel-ondel, yang telah membantu dalam mempraktikan pembuatan kembang goyang, batik betawi serta ondel-ondel.
5.        Orang tua penulis dan siswa-siswi kelas F PGSD atas partisipasi dan bantuannya.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan kunjungan ini, masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu penulis memerlukan kritik dan saran dari pembaca agar laporan ini dapat menjadi lebih baik  lagi dari sebelumnya.
Jakarta, Desember 2015

Penulis

ii


DAFTAR ISI

Halaman Judul                            ......................................................................................... i
Kata Pengantar                           ......................................................................................... ii
Daftar Isi                                     ......................................................................................... iii
Bab 1       : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan…........................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat…..................................................................................................................... 2

Bab II      : Pembahasan
2.1  Pelaksanaan kunjungan…............................................................................................. 3
       2.1.1 Lokasi kunjungan…............................................................................................ 3
       2.1.2 Waktu kunjungan…............................................................................................ 3
       2.1.3 Biaya kunjungan….............................................................................................. 3
2.2  Sekilas tentang Setu Babakan...................................................................................... 3
2.3  Proses kegiatan............................................................................................................. 6
2.4  Hasil kegiatan............................................................................................................... 9
       2.4.1 Membuat kembang goyang................................................................................. 9
       2.4.2 Membatik dengan malam.................................................................................... 10
       2.4.3 Membuat ondel-ondel mini................................................................................. 12

Bab III    : Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 15
3.2 Kesan dan Saran…........................................................................................................ 15

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 16
  


iii


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Era globalisasi adalah era dimana semua informasi dapat diakses dimanapun, kapanpun dan saat bagaimanapun. Globalisasi ini merambah ke seluruh dunia tak terkecuali Indonesia yang mulai terkena dampaknya. Dampak globalisasi bisa positif dan negatif tergantung bagaimana kita mengaplikasikannya.  Salah satu dampak negatifnya yaitu mulai terkikisnya budaya daerah karena anak muda yang enggan untuk melestarikannya dan lebih menyukai  budaya barat. Padahal Indonesia memiliki banyak sekali budaya yang jika ditilik dan ditekuni jumlahnya tak terhitung. Jika Negara Eropa memiliki teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diandalkan, Indonesia masih mempunyai budaya yang juga dapat diandalkan. Namun sayangnya, sumber daya manusia kita enggan untuk menggali potensi itu lebih dalam lagi.
Jakarta yang merupakan kota metropolitan sekaligus Ibu Kota dari Indonesia, memiliki penduduk asli yaitu suku Betawi. Namun karena hiruk pikuk keramaian dan kemodernan kota Jakarta, banyak warga desa yang berurbanisasi ke Jakarta. Katanya Jakarta merupakan sumber uang, Jakarta merupakan jantung hati mereka. Alhasil di Jakarta (sekarang) bukan hanya didiami oleh suku Betawi (suku asli kota Jakrta) namun juga didiami oleh hampir seluruh suku-suku di Indonesia. Ada Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Madura, Minang dan masih banyak lagi. Semua ini membuat kita sulit untuk mengetahui mana orang betawi yang asli dan bukan, selain itu juga mulai lunturnya budaya Betawi yang ada. Lunturnya budaya Betawi juga karena semakin minimnya masyarakat yang melestarikan.
Oleh karena itu, untuk menghindari ‘hilangnya’ budaya Betawi, Bersama masyarakat setempat, Pemprov DKI kemudian membuat reka cipta pemukiman Betawi yang dinamakan Setu Babakan, beralamat di Jalan Moch Kahfi II, Rt.009/08, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pemukiman ini lengkap dengan segala atribut budaya Betawi, antara lain, merenovasi rumah-rumah tradisional milik warga, mendirikan sanggar-sanggar seni dan tari, mendirikan pusat informasi budaya, membangun panggung terbuka, dan sebagaianya. Di perkampungan budaya Betawi Setu Babakan, kita tidak hanya menemui wisata budaya namun juga ada wisata air dan wisata kuliner yang semua itu ditujukan untuk memenuhi kepuasan pengunjung.
Melihat itu semua, kami Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta khususnya kelas F PGSD melakukan kunjungan wisata ke Setu Babakan atas saran dari Bapak Ajat Sudrajat. Diharapkan dengan adanya kunjungan wisata ini, rasa cinta kami akan budaya bangkit lagi dan semakin berkeinginan untuk melestarikan serta memajukannya baik di tingkat nasional maupun internasional.

1.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya observasi tentang Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS yang berkaitan dengan kajian ilmu Antropologi.
2.    Untuk menambah informasi kami khususnya mahasiswa mengenai budaya Betawi.
3.    Untuk mengetahui apa keunggulan Setu Babakan jika dibandingkan dengan perkampungan budaya Betawi lainnya.
4.  Untuk menumbuhkan rasa cinta akan budaya, bukan hanya budaya Betawi tetapi juga seluruh budaya di Indonesia.

1.3  Manfaat
Laporan kunjungan yang disusun ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan  informasi lebih lanjut mengenai budaya betawi di perkampungan budaya Betawi Setu Babakan.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan Kunjungan
2.1.1 Lokasi kunjungan
Lokasi kunjungan adalah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang beralamat di Jalan Moch Kahfi II, Rt.009/08, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Telp / Fax : (62) 21 786 2861.
2.1.2 Waktu kunjungan
Wisatawan yang berkunjung ke sini diperbolehkan menikmati suasana perkampungan dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00 WIB. Namun waktu kunjungan kami hanya sekitar pukul 09.30 WIB sampai dengan 13.20 WIB, yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 30 November 2015.
2.1.3 Biaya kunjungan
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini tidak dipungut biaya, hanya dikenai biaya parkir kendaraan yang berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000.  Namun, karena kunjungan kami bukan hanya untuk wisata namun untuk lebih mengenal kebudayaan betawi. Oleh karena itu, Kami membuat berbagai kerajinan khas Betawi yang berdasarkan akumulasi pentotalan dana dari panitia kelas, setiap mahasiswa dikenakan biaya @110.000, dana itu untuk menyewa mobil, membuat plakat, membuat kembang goyang, membatik, dan membuat ondel-ondel.

2.2 Sekilas tentang Setu Babakan
Perkampungan budaya betawi Setu babakan ini didirikan pada tanggal 18 Agustus 2000, dengan diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 92 tahun 2000. Sejak diterbitkannya Surat Keputusan ini, satu demi satu fasilitas dibangun, Diresmikannya setelah beberapa tahun kemudian kurang lebih tanggal 20 Januari 2001 oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Bapak Sutiyoso. Luas Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2005, kurang lebih 289 hektar, lain halnya jika berdasarkan SK Gubernur yang hanya sekitar 4000 meter. Perkampungan ini terdiri dari 4 rukun warga yaitu RW 6,7,8, dan 9.
Setu Babakan Ini dulunya perkampungan biasa, tetapi karena mayoritas yang tinggal disini yaitu masyarakat betawi asli maka Pemrov DKI memutuskan untuk membangun cagar budaya Betawi di daerah ini. Konsep pembangunannya bukan penggusuran tetapi penataan.
Minimal Ada 3 hal yg membuat pemerintah, akhirnya memutuskan untuk membangun perkampungan budaya betawi di kawasan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 3 faktor tersebut yaitu :
1.    Karena masyarakat yg tinggal disini mayoritas 60 % asli betawi dan 40 % pendatang.
2.  Karena masih mayoritasnya orang betawi yang tinggal disini otomatis kultur betawinya masih bisa dilihat dan masih terjaga.
3.    Dan faktor penunjangnya yaitu faktor alam tadi, karena daerah ini mempunyai 2 setu alam yaitu setu Mangga Balong dan setu Babakan, yang tanpa harus dibuat sudah ada dengan sendirinya. Serta masih banyak tanaman khas betawi yang bisa dilihat disini yaitu kecapi, krendang, jamblang, buni, rambutan rapiah, gohok, dan lobi-lobi.

Ada dua tujuan pokok kenapa kok pemerintah membangun perkampungan budaya betawi, tujuan tersebut yaitu untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi yang notabeni adalah masyarakat inti dari kota Jakarta sendiri baik dari budaya maupun ekonomi. Maksudnya begini, dari budaya kiita ingin mengembangkan dan melestarikan  budaya betawi secara keseluruhan dan berkesinambungan baik secara fisik dan non fisik. Contohnya dari segi tradisi, tata graha,  kesenian, adat istiadat, arsitektur rumah, tata busana, kuliner baik makanan dan minuman.Tetapi tidak hanya itu kita juga ingin mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan betawi.
Berdasarkan fungsi Perda no 3 tahun 2005 ada 6 fungsi perkampungan budaya Betawi yaitu :
1.         Sebagai sarana ibadah,
2.         Sebagai sarana pemukiman atau tempat tinggal,
3.         Sebagai sarana informasi,
4.         Sebagai sarana pelestarian
5.         Sebagai sarana perkembangan,
6.         Sebagai sarana penelitian,
7.         Sebagai sarana pariwisata.

3 konsep wisata yang terdapat di kawasan Setu Babakan yaitu :
1.         Wisata Budaya
Setelah memasuki gerbang masuk Bang Pitung, kita akan melewati beberapa rumah khas Betawi di kiri-kanan jalan. Ciri khas yang menonjol dari rumah Betawi adalah adanya hiasan yang mengelilingi langit-langit rumah dan adanya teras untuk ruang keluarga di bagian depan. Untuk menuju danau, kita akan melewati panggung pertunjukan yang menampilkan lenong, ondel-ondel, musik tanjidor, dan sebagainya.
Kata bang Indra, disini lebih menonjolkan budaya, misalnya kita punya event-event ada event regular yang menampilkan pargelaran betawi. Jadi masyarakat yang ingin melihat dan mengetahui budaya betawi bisa datang kesini dan gratis. Jenis kesenian yang ditampilkan yaitu lenong, topeng, tanjidor, gambang kromong dan marawis. Kegiatan ini merupakan  hasil kegiatan kerjasama dengan sudin pariwisata dan kebudayaan. Jika teman-teman mau belajar menari, gambang kromong, silat beksi bisa dating kesini karena kami mempunyai sanggar pelatihan seni. Selain event regular juga ada event tahunan dalam rangka ulang tahun Jakarta yaitu festival budaya betawi atau gebyar budaya betawi. Konten atau isinya selain penampilan seni juga ada lomba-lomba misalnya lomba membuat kerak telor dan kue jaladiyah. Ada pertunjukan prosesi adat pernikahan betawi, sunatan, hatam kuran, dan nujuh bulan. Kegiatan ini hanya dadakan satu tahun sekali biasanya di akhir tahun.

2.      Wisata Alam
Tidak jauh dari panggung pertunjukan, terdapat tangga turun menuju danau. Di sekeliling danau ditanami berbagai pohon yang meneduhkan, sehingga kita bisa duduk atau berpiknik sambil menikmati pemandangan danau. Pengunjung dapat melakukan beberapa kegiatan contohnya memancing, danau ini dapat menjadi lokasi yang tepat untuk berburu berbagai macam ikan air tawar. Mulai dari ikan sepat, lele, ikan mas,dan ikan gurame. Disana juga terdapat sarana rekreasi air berupa perahu bebek yang dikayuh.

3.      Wisata Kuliner
Jika haus, di sepanjang pinggiran danau terdapat aneka jajanan murah meriah, seperti es lilin, es dawet, es duren. Kalau lapar, bisa mampir ke semacam foodcourt yang menyajikan berbagai makanan tradisional Betawi seperti kerak telor, laksa, toge goreng, dan bir pletok. Untuk oleh-oleh, kita juga bisa membeli dodol Betawi dan kembang goyang yang harganya murah meriah.

2.3 Proses Kegiatan
Adapun proses kegitan kunjungan kami (Senin, 30 November 2015) yaitu sebagai berikut :
1.     Kumpul pukul 06.30 di kampus A Rawamangun, Universitas Negeri
Jakarta
2.    Berangkat pukul 07.10 menggunakan bus untuk yang wanita, dan untuk pria menggunakan motor
3..    Sampai di lokasi pukul 09.30
4.    Pembukaan oleh Bang Roni (selaku pemandu wisata), Bang Indra (selaku pengelola perkampungan budaya betawi Situ Babakan) dan Pak Ajat (Selaku dosen pembimbing dan dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS). “Selamat datang di kampung betawi, mudah-mudahan selama proses perkuliahan semua berjalan lancar sampai nanti mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan hasil yang maksimal. Jalanin saja prosesnya, karena hasil tidak pernah berkhianat kepada proses. Prosesnya baik insya Allah hasilnya baik, dan soal hasil itu hak preogratif Allah swt. Selamat belajar dan mengetahui budaya betawi disini, ke terminal sama mpok wiwi naik kopaja duduk di depan, kalau mau kenal budaya betawi dateng aja ke setu babakan”. (Bang Indra)
5..    Penyerahan plakat




6.    Pembuatan kembang goyang
7.    Membatik dengan malam
8.    Pembuatan ondel-ondel
9.    Ishoma
10.    Pukul 13.20 pulang 



2.4 Hasil Kegiatan
Adapaun hasil dari kegiatan yang kami lakukan yaitu kami membuat berbagai macam kerajinan khas betawi seperti kembang goyang, batik, dan ondel-ondel.
2.4.1 Membuat kembang goyang
Selama pembuatan kembang goyang ini, kami dipandu oleh Mpok Uyun. Kata Bang Indra inilah pertama kalinya Mpok Uyun memandu mahasiswa, biasanya yang dipandu adalah anak SD. Kenapa kok dinamain kembang goyang? Karena cetakannya seperti kembang atau bunga pada saat digoreng digoyang-goyangkan. Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu :
Ø  Telur
Ø  Mentega

Ø  Gula pasir
Ø  Garam
Ø  Tepung terigu
Ø  Santan kelapa
Ø  Air putih
Ø  Minyak goring
Ø  Alat (cetakan kembang)



Cara membuatnya yaitu :
a.         Masukan telur mentega gula pasir dan garam ke dalam wadah,
b.         Aduk sampai gulanya halus
c.         Masukan tepung terigu, santan kelapa dan air putih
d.        Diaduk-aduk sampai adonan tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair
e.        Cetakannya harus dipanasin dulu di minyak supaya tidak menempel saat cetakan dimasukan ke adonan. Manasin cetakannya jangan panas-panas kalo panas banget nanti adonan tidak mau lepas dari cetakan
f.          Jika cetakan sudah panas celupkan ke adonan tetapi jangan menutupi seluruh cetakan, cukup sampe cetakan bagian atasnya saja karena jika cetakan ketutup oleh adonan maka dadonan tidak akan lepas saat digoyang-goyangkan di minyak panas
g.     Gorengnya jangan lama-lama kalo sudang kuning kecoklatan langsung diangkat, jangan dibalik karena bisa hancur, kembang goyang keringnya saat sudah diangkat bukan saat di dalam minyak panas
h.     Jika sudah cetakan kembali dipanaskan di minyak goreng, oleh karena itu diperlukan dua cetakan agar saat cetakan yang satu dipanaskan dapat menggunakan cetakan yang satu lagi
i.           Begitu seterusnya sampai semua adonan habis dan kembang goyang pun siap untuk disantap

Untuk cetakannya bisa dibeli di pasar tradisional ada yang kecil, sedang dan jumbo tetapi ini kita memakai yang sedang. Kita membuat kembang goyangnya yang manis karena ada gula pasirnya, kalo mau gurih gak usah pake gula pasir. Boleh dikasih warna  gak sih bu? Kalo untuk betawi enggak, kalau yang berwarna bisa kita jumpai di jalanan mau ke bogor itu khas sunda. Kembang goyang disini ditambahin wijen, tetapi ciri khas dari betawi itu yang original tidak memakai wijen,wijen ini hanya untuk variasi menambah rasa. 



2.4.2 Membatik dengan malam         
Batik betawi terdiri dari dua jenis yaitu batik tulis dan batik cap. Perbedaan batik betawi dengan batik lainnya yaitu terletak pada motifnya, cara pembuatannya sama saja. Kalau  batik betawi motif khasnya yang pasti berhubungan dengan budaya betawi itu sendiri atau ikon-ikon khas Jakarta contohnya monas, ondel-ondel, kembang goyang atau tanaman-tanaman contohnya jamblang dan mundi. Intinya segala sesuatunya berhubungan dengan betawi atau budaya betawi.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membatik yaitu :
Ø kain mori
Ø canting
Ø Lilin atau malam
Ø Wajan dan kompor
Ø Kain serbet

Proses membatik :
1.    Duduknya harus menganankan kompor berisi malam
2.    Gunakan serbet untuk melindungi pakaian dari jatuhnya malam
3.    Masukkan canting ke dalam wajan berisi malam panas
4.    Ambil malam sedikit saja jangan penuh-penuh supaya tidak luber saat membatik di kain
5.    Sebelum membatik di kain mori, goreskan canting di serbet yang telah disediakan
6.  Mulai menggoreskan canting mengikuti pola (pola yang disediakan yaitu gambar bunga, monas, terompet dan ondel-ondel)
7. Usahakan malam tembus hingga ke bagian belakang kain supaya saat diberi warna tetap kelihatan motifnya
8.    Hias kain sekreasi mungkin sesuai dengan keinginan kalian



2.4.3 Membuat ondel-ondel mini
Kata bang Roni, kalo kita bicara ondel-ondel identik dengan betawi karena ini merupakan budaya masyarakat betawi. Perbedaan ondel-ondel yang kita kenal dulu sama sekarang yaitu dilihat dari bentuknya, cara membuatnya, manfaatnya dan fungsinya. Ondel-ondel jaman dulu membuatnya membutuhkan waktu dan ritual tertentu karena terkait dengan manfaat dan fungsinya. Fungsi ondel-ondel jaman dahulu itu untuk mengusir hantu dan menolak bala. Ritual yang diyakini masyarakat yaitu menyiapkan kembang 7 rupa, kemenyan dan bubur sumsum. Waktunya juga ditentukan dengan harapan nanti ruh yang masuk ke ondel-ondel itu ruh yang baik karena manfaatnya untuk mengusir roh jahat. Misalnya dalam satu kampung terjangkit suatu penyakit maka dibuatlah ondel-ondel dengan harapan penyakit dapat lenyap dari kampung itu. Nah kalau sekarang ondel-ondel hanya untuk pajangan dan dekorasi.
Adapun bahan dan alat yang digunakan untuk membuat ondel-ondel mini yaitu :
v  Shuttle cock bekas
v  Kain perca atau kain flannel, yang dikumpulkan dari sisa-sisa konveksi nanti dibentuk pola untuk baju, tangan, penutup kepala, dan mahkota
v  Lem fox, untuk merekatkan bahan
v  Mata-mata mainan untuk boneka tetapi yang berukuran kecil
v  Kembang kelapa dari manik-manik yang dimasukkan ke dalm jarum
v  Spidol, untuk membuat alis dan mulut
v  Plastik, untuk membungkus


Proses pembuatan :
a.         Keluarkan bahan dari plastik, shuttle cock posisinya seperti kerucut
b.       Ambil bahan yang terpanjang, lilitkan pada shuttlecock bagian bawah. Lem kudua ujungnya lalu rekatkan
c.         Tempelkan kerah, tepat di perbatasan
d.    Lilitkan baju ondel-ondelnya, usahakan menutupi seluruh shuttle cock. Beri lem di kedua ujungnya lalu rekatkan
e.         Lem tangan kanan dan kirinya dengan posisi vertikal
f.          Tempelkan penutup kepala di bagian atas shuttle cock, sisahkan bagian depan untuk muka
g.         Pasang mata, beri alis dan mulut
h.         Pasang mahkota dan kembang kelapa di bagian atas kepala
i.           Pasang tulisan ondel-ondel secara diagonal
j.           Masukkan kedalam plastik dan ikat




BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di era globalisasi seperti ini budaya semakin terkikis oleh perkembangan zaman. Alhamdulillah ternyata masih ada kepedulian dari pemerintah akan budaya yang semakin punah. Kepedulian ini terwujud dengan adanya cagar budaya betawi di perkampungan budaya betawi Setu Babakan. Satu-satunya cagar budaya yang masih bertahan di kota metropolitan, cagar budaya yang dijadikan sebagai tempat wisata. Jadi kita tidak hanya melihat-lihat kesenian namun juga dapat turut serta mempraktikan kesenian tersebut. 
3.1 Kesan dan Saran
Kesan penulis saat berada di setu babakan yaitu seperti berada di kampung, begitu datang langsung disuguhkan oleh danau yang mengkilap terkena sinar matahari. Lingkungan yanga asri, pepohonan tumbuh subur di sepanjang jalan membuat sejuk cuaca yang panas. Jalanannya sepi, jauh dari keramaian kota. Tempatnya bersih, mpok dan abangnya ramah-ramah. Namun yang seram yaitu ada 2 anjing galak yang terus menggonggong menyambut kedatangan kami, alhamdulillahnya anjing itu diikat.
Sarannya yaitu semoga dengan adanya kunjungan ini, membuat kita semakin cinta dengan kebudayaan-kebudayaan di Indonesia. Serta memiliki kemauan dan ikut andil dalam upaya melestarikan dan memajukan baik di tingkat nasional maupun internasional.
  
DAFTAR PUSTAKA










1 komentar:

  1. Spade Tools - Titanium Art - The Titanium Art
    Spade titanium dioxide sunscreen Tools. 출장샵 Spade womens titanium wedding bands Tools - titanium trim hair cutter reviews Titanium Art. Spade Tools - Titanium Art. Spade Tools. Spade Tools everquest titanium - Titanium Art. Spade Tools - Titanium Art.

    BalasHapus